Saat ini, Moria sudah pulang dari rumah, Velyn. Ia sedang jalan-jalan sore disekitar komplek bersama kekasihnya Wisnu.
"Yang kapan kamu halalin aku?" tanya Moria.
Pertanyaan, Moria tentu saja membuat Wisnu kage. Bagaimana tidak? Wisnu saja belum mempunyai pekerjaan yang tetap, mana bisa dirinya menghalalkan seorang gadis sedangkan dirinya belum sukses sepenuhnya.
"Kamu kebelet nikah?" ragu Wisnu, menghentikan langkah kakinya.
Moria pun menggelengkan kepalanya. "Bukan gitu. Aku sempat mikir aja, kayanya nikah muda bukan hal yang buruk."
Tentu saja jawaban Moria barusan membuat Wisnu tersentak kaget.
"Terus kamu mau aku nikahin sekarang gitu?" pancing Wisnu.
"Bukan gitu yang, Ish! Kamu kok gak peka si?!" kesal Moria.
"Terus gimana?!" geram Wisnu.
"Lupain aja, ayo lanjut jalan lagi?!" kata Moria, langsung menggandeng tangan Wisnu.
Mereka pun melanjutkan jalan-jalan sorenya disekeliling komplek.
"Yang?" lirih Moria terdengar manja.
"Apa?"
Moria pun mengalihkan wajahnya kesamping kanan seraya menatap wajah Wisnu dengan lekat, lalu menghentikan langkah kakinya tentu saja hal itu membuat Wisnu ikut menghentikan langakah kakinya.
Cup!
"Yang?" kaget Wisnu.
Gila saja biasanya, Moria itu galak tumben sekali hari ini manja, dan ... barusan gadis itu mencium pipi, Wisnu pada bagian kiri.
"Aku bangga punya cowok kaya kamu yang," ucap Moria seraya memeluk Wisnu dari samping.
"Kamu sehat'kan yang?" kata Wisnu seraya menaruh punggung tanganya kejidat Moria.
Plak!
Moria pun menggampar tangan Wisnu yang kini berada dijidatnya itu. "Apasi kamu! Aku sehat ya, kamu ngedoain aku sakit?!"
"Nggak, sayang. Lagian kamu aneh banget," seru Wisnu.
"Aneh gimana si?!"
Di sisi lain, Velyn sedang bergulat dengan pikiranya sendiri.
Velyn bingung dengan keadaanya saat ini, ia bahkan capek dan sempat ingin menyerah dengan takdir hidupnya.
Malam ini, malam di mana, Velyn akan menyaksikan hati dan dunianya hancur untuk kedua kalianya. Malam di mana dirinya akan kehilangan, Elno untuk terakhir kalinya. Serta malam di mana, Velyn akan benar-benar mengikhlaskan pria itu untuk kakaknya sendiri yaitu, Jesslyn.
Velyn pun menghela napas sejenak. "Huft ... gua pasti bisa!" katanya.
Dret ... dret ....
Ponsel, Velyn bergetar diatas kasur miliknya. Karena saat ini, Velyn sedang berada dik amar seraya mengistirahatkan badannya seusai mendekor rumah.
"Raka?" guman Velyn sejenak.
Lalu dengan cepat gadis itu menjawab telpon tersebut, dan mendaratkan ponselnya ditelinga sebelah kanan.
"Ada apa?" tanya Velyn langsung.
"Vel, lo baik-baik aja kan?" tanya Raka khawatir.
"Iya," singkatnya.
"Malam ini, mereka jadi tun-nangan?" tanya Raka ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Velyn [SELESAI] ✓
Fiksi RemajaIni bukan tentang cinta yang sesungguhnya, melainkan tentang cinta sebutuhnya. Tentang gadis yang rela menjadi kekasih sadiwara laki-laki bernama Elno. Di mana gadis itu harus rela mengorbankan perasaannya sendiri, demi keutuhan sandiwara mereka. ⚠...