14. Mesum!

4.2K 374 21
                                    

Awal yang manis pun bisa berakhir dengan sadis.

-Velyn-

***

Di lain tempat sekarang Elno sedang berada di taman bersama Velyn.

Tentang kejadian di toilet tadi, mereka memutuskan untuk berbicara empat mata.

Elno, tahu bahwa ucapannya tadi sangat keterlaluan, namun ia juga kesal moment romantisnya di ganggu oleh orang. Apalagi orang itu Velyn, orang yang notabenya pacar sandiwara Elno saat ini.


Namun, di sisi lain Velyn begitu miris mengingat kejadian tadi. Rasanya, di sini dialah orang yang sangat bodoh karena merusak dua insan yang saling jatuh cinta.

"Sesekali aku juga ingin egois, El." Velyn berlirih dalam hati.

Namun Velyn juga butuh keadilan, ia juga ingin rasanya dimiliki oleh seseorang yang begitu ia cintai, meskipun seseorang itu tak pernah menganggapnya ada dan tak pernah membalas perasaanya sedikit pun.

Mereka saat ini sedang bolos di jam pertama, bagi Velyn bolos sekali-kali tidak masalah, namun bagi Elno bolos itu hal biasa karena ia sering melakukannya.

Di taman ini lah, taman belakang sekolah yang jarang sekali guru datangi, bahkan yang mengunjungi taman ini hanya sebagian kelas dua belas saja. Karena memang tempatnya begitu dekat dengan gedung kelas dua belas.

Sehingga membuat siswa yang lainnya enggan untuk ketaman tersebut, namun ada juga sebagian siswa lain kelas dua belas datang ketaman ini hanya untuk berkunjung dan merilekskan pikiran serta ada juga yang hanya mojok bagi yang mempunyai pacar.

Mereka berdua saat ini sedang duduk di bawah pohon rindang di taman sekolah tersebut, keadaan saat ini sunyi sekali tidak ada yang memulai percakapan satu sama lain.

Elno pun menghela nafas. "Lyn—" lirih Elno, "Please, ngertiin gua."

Velyn tersenyum, lalu mengangguk lirih. Beberapa saat kemudian baru menjawab, "Velyn ngerti, kok. Elno gak perlu setakut itu."

Elno menatap Velyn serius, kali ini lelaki itu duduk menghadap ke arah gadisnya. "Gua serius, Lyn." Elno berlirih.

"Velyn juga serius," balasnya tanpa menatap lawan bicaranya.

Pria itu menatap wajah Velyn dengan lekat ia pun berkata, "Gua minta maaf soal kejadian di toilet tadi, sumpah gua gak bermaksud bicara kaya gitu."

Velyn pun tersenyum, seraya menatap Elno lebih dalam lagi. Terlihat sekali ada penyesalan di mata lelaki itu saat ini.

"Kenapa harus minta maaf? Bukannya benar, kitakan cuman pacaran sandiwara," lirih Velyn tersenyum kecut.

Entah mengapa ada sedikit rasa sesak di hati Elno, saat di mana Velyn mengatakan kalimat terakhirnya tadi.

"Gua punya hadiah buat lo," ujar Elno mengalihkan pembicaraan, iya yakin kali ini bisa membuat gadisnya semakin kesal.

"Velyn kan masih lama ulang tahunnya," balas Velyn, ia sedikit bingung apa yang di maksud hadiah itu.

Elno menghela nafas kesal. "Itu mah beda lagi, ini tuh hadiah spesial dari gua khusus buat lo."

Velyn [SELESAI] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang