Kring ... kring ... kring ....
Suara alarm mampu membangunkan seorang gadis yang sedang tertidur nyenyak di atas kasur yang terlihat sangat empuk.
Pagi hari sudah tiba, sekarang adalah hari di mana Ujian Kelulusan akan dilaksanakan.
Bukan hanya itu saja, di waktu yang dekat ini akan ada hubungan yang kandas karena kesalahan.
Hubungan siapa lagi kalau bukan hubungan antara, Velyn dan Elno seiring berjalannya waktu mereka akan dipisahkan dan mungkin saling menerima takdir yang akan datang nanti.
Seorang gadis yang sedang tertidur pulas itu akhirnya bangun karena cahaya matahari yang masuk dari arah kaca kamarnya.
Gadis tersebut, adalah Velyn dimana pas malam ia belajar mati-mati'an untuk Ujian hari ini.
Dengan perlahan, Velyn pun membuka matanya seraya mengucek mata tersebut dengan tangannya sendiri.
Baru saja ia bangun dari posisi tidurnya suara dering telepon mampu membuat, Velyn menoleh dan menjawab siapa yang meneleponnya sepagi ini.
"Hoam ... hm, ada apa?" tanya Velyn dengan suara khas bangun tidur.
"Cepat mandi! siap-siap, gua jemput lo sekarang!" tegas seseorang dari sebrang sana.
Deg!
Seolah siapa yang meneleponnya saat ini, gadis itu langsung terkejut tak percaya.
"Eln-no?" kagetnya.
"Kenapa? Lo, udah lupa sama suara gua?!" tajam Elno.
"Hah? Ngg-gak kok hm ... anu bentar, Velyn mandi dulu ya?"
"Lima menit dari sekarang!"
Tut!
Panggilan pun langsung diakhiri sepihak oleh, Elno. Dengan terburu-buru, Velyn langsung memasuki kamar mandi untuk membersihkan badan.
Tak lama dari itu, Velyn pun langsung keluar dari kamar mandinya dan langsung memakai pakaian sekolah hari ini.
"Hari ini gua harus dandan yang cantik," gumamnya centil.
Tak lupa dirinya pun memoleskan bedak kewajahnya agar terlihat lebih cantik, bibirnya yang memang sudah berwarna pink dari lahir ia poles dengan liptin yang senada dengan warna bibir yang gadis itu miliki saat ini.
"Cantik banget gua, kalau kaya gini caranya gak malu deh buat bersanding sama si, Elno. Tapi kaya bukan gua perasaan," kata Velyn tak henti-henti berbicara sendiri di hadapan cermin.
Setelah itu ia mengambil ponsel miliknya dan membawa tas yang isinya hanya buku satu, serta pinsil pulpen dan penghapus.
Dengan langkah kaki yang cukup cepat namun tidak berlari, ia menuruni anak tangga dengan perlahan dan menuju meja makan untuk sarapan terlebih dahulu.
"Kak, Mama mana?" tanya Velyn, setelah sampai di meja makan dan langsung melahap roti selai yang sudah disiapkan.
"Masih di kamar," balas Jesslyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Velyn [SELESAI] ✓
Ficção AdolescenteIni bukan tentang cinta yang sesungguhnya, melainkan tentang cinta sebutuhnya. Tentang gadis yang rela menjadi kekasih sadiwara laki-laki bernama Elno. Di mana gadis itu harus rela mengorbankan perasaannya sendiri, demi keutuhan sandiwara mereka. ⚠...