Rasa adalah penikmat dari sebuah kehancuran.
***
Kakak-beradik itu pun langsung berpamitan kepada kedua orang tuanya, dan langsung keluar menuju garasi mobil.
"Kok pakai mobil si Kak?" tanya Erlin.
Elno melirik adiknya sekilas. "Iya, lagian dingin kalau pakai motor kasihan kamu Dek."
"Abang perhatian banget si," kekeh Erlin.
"Cepet naik."
"Let's go, Abang!" semangat Erlin.
Mereka pun langsung keluar dari perkarangan rumahnya itu, tujuannya saat ini adalah pasar malam. Yaps kebetulan sekali sekarang ada pasar malam di sekitar kompleknya tepatnya di pertigaan depan gang.
Tak lama dari itu, mereka pun sampai ditempat pasar malam tersebut. Kondisinya lumayan cukup ramai, bahkan bukan hanya makanan saja yang ada berbagai macam permainan pun ada di sana.
"Abang tunggu di mobil, Adek beli martabaknya sendiri aja," ujar Erlin.
Dengan antusias Elno menggangung senang, lagipula pria itu malas. "Ya udah sana, abang nunggu di sini."
Sebelum benar-benar beranjak pergi, tiba-tiba Erlin menyondorkan tangannya. "Minta uangnya dong?" kekeh gadis itu.
"Kamu memang gak bawa uang?"
"Bawa, tapi sayang kalau dibeliin. Pakai uang Abang aja, mana sini cepet!"
Elno berdecak sebal. "Abang gak bawa uang," bohongnya.
"Bohong dosa lo, Bang." Erlin menatap Elno tajam.
"Nih," balas Elno malas.
Ia menyondorkan uang berwarna merah tersebut ke adiknya itu. Namun ia sedikit kesal terhadap adiknya itu, bisa-bisanya ia ingin beli makanan tapi sayang mengeluarkan uang ada-ada saja pikirnya.
"Good, jangan ke mana-mana! Awas aja kalo ninggalin," ujar Erlin, dibalas anggukan oleh Elno.
Setelah beberapa menit, Elno pun hanya diam di dalam mobil bahkan ia hanya menatap ke arah depan saja.
Namun karena suara motor yang berhenti di samping kanannya itu, tepat di mana Elno duduk untuk mengemudi. Saat iya menengok ke samping kanannya itu, lelaki itu merem-melek seperti mengenal gadis yang baru saja turun dari motor.
"Velyn?" gumam Elno percaya tak percaya.
Dengan cepat ia langsung membuka kaca mobilnya untuk memastikan apakah benar orang tersebut adalah pacarnya.
Ternyata benar, orang tersebut adalah Velyn tapi kenapa ia bersama laki-laki lain.
"Khemm!" dehem Elno.
Tanpa ekspresi kaget Velyn dan lelaki tersebut langsung menengok kearah sumber suara yang Elno ciptakan, kali ini Velyn sedang bersama lelaki lain entah siapa namanya.
"Elno?" tanya Velyn santai.
"Ngapain lo di sini?" sinis Elno.
Gadis itu menoleh ke arah lelaki di sampingnya. "Velyn diajak sama Raka," jelas Velyn.
Rupaya lelaki yang kini bersama Velyn adalah Raka.
Velyn juga bingung mengapa Raka tiba-tiba mengajaknya jalan malam-malam, karena penasaran gadis itu hanya mampu menurut saja.
"Sorry bro, gua izin pinjem dulu pacar lo. Bolehkan?" Ijin Raka.
Dengan cepat Elno turun dari mobil menghampiri Velyn dan Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Velyn [SELESAI] ✓
Подростковая литератураIni bukan tentang cinta yang sesungguhnya, melainkan tentang cinta sebutuhnya. Tentang gadis yang rela menjadi kekasih sadiwara laki-laki bernama Elno. Di mana gadis itu harus rela mengorbankan perasaannya sendiri, demi keutuhan sandiwara mereka. ⚠...