Jam belajar telah berlalu, waktunya jam istirahat datang. Banyak siswa-siswi yang berlalu lalang berjalan ke kantin entah itu untuk makan atau sekedar nongkrong saja.
Terlihat seorang gadis tergesa-gesa memasukan buku pelajarannya ke dalam tas ransel miliknya itu.
"Mor, Sis, ayo ke kantin? Gak sabar nih gua mau ketemu pujaan hati," ucap Velyn kepada sahabatnya itu.
"Sabar napa," balas Moria.
Moria dan Siska langsung beranjak dari duduknya. "Ayo?" ajak Siska.
Mereka pun langsung bergegas berjalan menuju kantin tempat di mana murid-murid memanjakan perutnya masing-masing.
"Velyn?" tanya Moria di perjalan ke kantin.
Velyn menoleh seketika. "Apa, Mor?"
Moria terdiam sejenak, gadis itu bingung bagaimana cara menanyakan tentang kakak gadis yang berada di sampingnya itu.
"Kakak lo, kapan baliknya?" tanya Moria ragu.
Gadis yang ditanya barusan memilih jawab seadanya saja. "Gua kurang tau, tapi katanya si Minggu depan. Tumben lo nanya kaya gitu, emangnya kenapa?"
Deg!
Jawaban Velyn barusan membuat Moria dan Siska terdiam sejenak hal itu membuat kedua gadis itu mengehentikan jalannya seolah kaget.
Pasalnya mereka tahu bahwa kakaknya Velyn adalah orang yang sangat berpengaruh dengan kehidupan gadis di sampingnya itu.
Karena tak kunjung mendapat jawaban dari, Moria. Velyn pun menghela napas dan ikut menghentikan jalannya.
"Kok berhenti? Woy! Kalian kenapa, kok pada diem si?" tanya Velyn bingung.
"Hah? Engg-gak kok," balas Siska gugup, sedangkan Moria gadis itu masih terdiam ditempat.
"Kalian gak apa-apa kan?" tanya Velyn memastikan, gadis itu merasa ada yang janggal dengan sahabatnya itu.
Moria menatap, Velyn dengan tatapan seolah menujukan 'tidak ada apa-apa'
"Ayo lanjut? Katanya lo mau ketemu si Elno. Yuk?" ujar Moria mengalihkan pembicaraan.
Setelah percakapan itu selesai mereka pun melanjutkan perjalanannya menuju kantin, meskipun Velyn masih bingung dengan perubahan sikap kedua sahabatnya itu, tetapi gadis itu memilih tak peduli.
"Tumben rame?" gumam Velyn.
Mereka pun akhirnya sampai di kantin bersama-sama, terlihat sangat ramai seisi kantin ini dipenuhi murid-murid yang sedang beristirahat.
Velyn sangat senang bisa menyukai lelaki itu. Meskipun, cintanya tak pernah terbalaskan sampai detik ini.
Bukannya ia meyerah, malahan gadis itu semakin gesit mengejar sang pujaan hatinya. Bahkan, gadis itu seolah-oah menulikan pendengarannya. Gadis itu juga memilih tak peduli dengan omongan orang tentang dirinya.
"Gua ke sana duluan ya?" izin Velyn kepada kedua sahabatnya itu, seketika langsung diangguki oleh mereka.
Setelah kepergian Velyn dari hadapan mereka Siska pun berucap, "Waktu dulu, emaknya ngidam apa ya? Kok anaknya bisa ngejar-ngejar cowok gitu si."
Moria terkekeh geli. "Keong kali, haha. Udahlah gak apa-apa, meskipun di cap jelek. Tapi langka loh cewek ngejar-ngejar cowok," kata Moria seraya tertawa.
Siska mengangguk-anggukan kepalanya pelan. "Semoga aja dia gak kecewa," lirih gadis itu.
"Semoga," balas Moria tak yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Velyn [SELESAI] ✓
Ficção AdolescenteIni bukan tentang cinta yang sesungguhnya, melainkan tentang cinta sebutuhnya. Tentang gadis yang rela menjadi kekasih sadiwara laki-laki bernama Elno. Di mana gadis itu harus rela mengorbankan perasaannya sendiri, demi keutuhan sandiwara mereka. ⚠...