Sekarang adalah waktunya semua murid pulang karena pelajaran terakhir sudah terlaksanakan dan waktunya beristirahat di rumahnya masing-masing.
Banyak murid yang menuju parkiran untuk mengambil kendaraannya, namun beda dengan gadis satu ini ia sedang menunggu seseorang di depan motor hitam yang ada di sampingnya itu.
Motor siapa lagi kalau bukan milik Elno sang pujaan hati yang sangat didamba.
Ia sangat setia menunggu sang pemilik motor datang karena bosan ia pun mengambil ponselnya itu lalu memainkannya dengan lihai.
Hampir semua anak sekolahnya tahu bahwa ia suka kepada Elno. Namun, sayangnya lelaki itu pernah mau membuka hatinya untuk Velyn.
Meskipun tak banyak yang mendukung hal tersebut, tetapi ia tak ambil pusing. Karena menurut gadis itu, omongan mereka tentang dirinya hanyalah omong kosong semata yang jelas-jelas hal yang dilakukan gadis itu sama sekali tak merugikan mereka semua.
Sudah hampir tiga puluh menit gadis itu menunggu kedatangan Elno di depan motor hitam milik lelaki itu. Namun, karena kesal tak kunjung ada kemunculan akan datangnya sang pujaan hati ia pun bertanya kepada siswi yang sedang berjalan.
"Eh! Lo liat si Elno gak?" tanya Velyn.
Siswa itu menoleh ke arah, Velyn. "Tadi si gua lihat, dia lagi jalan berdua sama si Nessi."
Velyn celingak-celinguk mencari keberadaan Elno dan gadis bernama Nessi.
"Mana? Kok gak ada," tanya Velyn bingung.
Siswa yang ditanya pun langsung menghela napas sabar.
"Mana gua tau, lo tunggu aja nanti juga mereka pasti ke parkiran. Kalau gitu gua duluan, ya? Hati-hati lo!"
Velyn menggangukkan kepalanya. "Makasih ya," lirihnya, diangguki siswa tersebut dan langsung melenggang pergi.
Setelah kepergian siswa tadi, Velyn berpikir apa yang ia dengar barusan dari siswa yang kini sudah jauh dari pandangannya itu.
"Nessi? Bukannya itu teman sekelasnya Elno ya?" gumam Velyn.
Gadis itu mondar-mandir di depan motor gede yang sampai saat ini pemiliknya belum juga datang. Sudah cukup lama gadis itu menunggu namun pemilik motor yang berada di depannya tak kunjung muncul juga.
Sedangkan di sisi lain, Elno dan Nessi sedang berjalan beriringan di koridor sekolah menuju tempat parkiran utama.
"El?" tanya Nessi tiba-tiba.
Elno pun menjawab tanpa melihat si objek yang bertanya.
"Hem?" balas Elno singkat.
Nessi menjawab, "Lo pacaran sama si Velyn?"
"Gak."
Hening.
Tak ada obrolan lagi yang mereka bicarakan, mereka masing-masing diam entah mengapa rasanya sangat sunyi sekali apalagi keadaan sekolah yang sudah sangat sepi.
Setelah sampai parkiran raut wajah Elno berubah menjadi masam. Hal itu membuat Nessi kebingungan sendiri.
"El—kok tumben lo ngajak gua pulang bareng?" tanya Nessi ragu.
Elno menghela napas kasar. "Lo lihat di depan motor gua ada siapa?" tanya Elno, seraya berjalan cepat kearah motornya itu.
"Si Velyn?" tebak Nessi, diangguki oleh Elno langsung. "Lo, ngajak dia pulang bareng juga?" lanjut gadis itu.
"Gak! Yang ada dia minta antar pulang, makannya itu gua ngajak lo pulang bareng. Karena, gua males ada dia!" kesal Elno.
Nessi pun menganggukan kepalanya seolah paham apa yang di maksud oleh pria yang berada disampingnya itu, lalu setelahnya gadis itu tersenyum miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Velyn [SELESAI] ✓
Ficção AdolescenteIni bukan tentang cinta yang sesungguhnya, melainkan tentang cinta sebutuhnya. Tentang gadis yang rela menjadi kekasih sadiwara laki-laki bernama Elno. Di mana gadis itu harus rela mengorbankan perasaannya sendiri, demi keutuhan sandiwara mereka. ⚠...