part 9 SHE IS MINE!

1.7K 129 0
                                    

Kabar Lea yang ditembak oleh Ketua OSIS sampai ke telinga Leo dan Axel.

"Kok gue nggak tau ya kalau Lea lagi deket sama cowok," ujar Leo bermonolog.

Brakk

Axel menggebrak meja kantin. Sontak saja dirinya menjadi pusat perhatian. Wajahnya sudah menahan amarah. Axel pergi meninggalkan kantin.

"Gue salah apa?" tanya Leo pada dirinya sendiri. Leo berlari menyamai langkah Axel

"Xel, lo kenapa sih?" tanya Leo bingung.

"Lea cuma milik gue!" tukas Axel. Leo mengerti, ternyata Axel terbakar api cemburu. Leo geli sendiri melihat Axel yang biasanya receh, menjadi sosok yang pemarah. Setelah ini akan ada drama yang menyenangkan batinnya. Langkah keduanya sampai di depan kelas Lea. Tanpa permisi Axel segera masuk dan berdiri di hadapan Lea. Lea pun hanya mengangkat sebelah alisnya.

"Lea sekarang jadi pacar gue." Itu adalah sebuah pernyataan bukan pertanyaan. Lea pun hanya memelototkan matanya. Siapa yang tidak bingung? Tak ada angin tak ada hujan, Axel menyatakan perasaan. Tangan Lea terulur menyentuh kening Axel.

"Nggak panas," gumam Lea yang masih di dengar oleh Axel.

"ASLEA NATASYA MULAI SEKARANG LO JADI CEWE GUE! " teriak Axel menggelegar.

"Jadi?" tanya Lea yang masih bingung dengan situasinya sekarang.

"Lo pacar gue," jawab Axel enteng dengan menyodorkan sebungkus permen karet.

"Permen karet? Buat apa?" tanya Lea bingung.

"Nggak ada bunga, jadi cuma permen karet," ujar Axel denga menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sementara teman sekelasnya menertawakan tingkah Axel.

"Makasih," ujar Lea dengan senyum manisnya. Axel pun membalasnya dengan senyuman.

"Yaudah gue pergi dulu. Belajar yang rajin ya pacar. Biar bisa bimbing anak kita nanti." Axel mengacak rambut Lea kemudian meninggalkan kelasnya. Sementara Lea, pipinya sudah memanas akibat perlakuan manis Axel.

"PJ DONG LE!!" teriak satu kelas yang tak dihiraukan olehnya. Entah mengapa Lea sendiri merasa nyaman jika berada di dekat Axel. Karena bel sudah berbunyi dirinya fokus pada pelajaran.

***

Sementara Axel sedaritadi hanya senyum-senyum sendiri. Leo yang berada di sampingnya bergidik ngeri.

"Xel, lo kaga kemasukan setan kan?" tanya Leo takut jika sewaktu-waktu Axel tiba-tiba jadi makhluk jadi-jadian.

"Gue kemasukan cinta adik lo," ujar Axel dengan senyummya. Leo pun melempar kulit kacang.

"Dasar bucin," ejek Leo. Dirinya tak menyangka jika Axel bisa sampai seperti ini hanya gara-gara Lea.

"Daripada lo, cinta sama temennya Lea tapi belum juga jadian. Eh jangankan jadian, pdkt-an aja kaga" Axel balik mengejek Leo.

"Berani sama gue, lo. Nggak gue restuin lo sama Lea," ancam Leo. Bukannya takut, Axel malah tertawa. Leo pikir temannya itu memang butuh ke psikiater.

"Gue minta restu ke orang tua lo lah, ngapain ke lo," jawab Axel enteng. Leo pun memukul pelan kepala temannya. Tak beberapa bel pulang berbunyi. Axel dan Leo pun segera pulang. Axel menunggu Lea di parkiran.

"Udah lama ya?" tanya Lea yang kini sudah ada di depan Axel.

"Nggak kok. Yaudah ayo naik," suruh Axel. Lea pun naik ke atas motor Axel.

"Pegangan, jatuh dari motor tak senikmat jatuh cinta," perintah Axel dengan melirik kaca spionnya. Lea pun menautkan tangannya di pinggang Axel. Motor pun berjalan. Namun, tak membawanya ke rumah Lea melainkan sebuah caffe. Sebelum Lea bertanya, Axel sudah dulu menjelaskan.

"Kita makan dulu," ujar Axel yang diangguki Lea. Axel kembalu menautkan tangannya dengan Lea. Sampai di dalam keduanya memanggil pelayan.

"Pesan apa, Le?" tanya Axel.

"Pesan burger sama jus aja deh," ujar Lea dengan terus menatap pelayan wanita yang melihat Axel tanpa berkedip. Axel pun mengangguk setuju.

"Mbak pacar saya ganteng ya?" tanya Lea membuat sang pelayan gelagapan, karena ketahuan mengagumi pacar orang. Sementara Axel hanya melihat kekasihnya yang sedang cemburu itu. Pelayan itu pergi tanpa menjawab pertanyaan Lea.

"Cemburu ya," goda Axel membuat Lea mengernyit bingung.

"Cemburu? Sama kamu?" tanya Lea yang diangguki Axel. Sedetik kemudia tawa Lea pecah membuat Axel bingung. Apakah orang cemburu aneh seperti itu?

"Axel bego hahaha. Gue tuh cuma heran sama pelayannya. Yang dikagumi dari lo apa sih. Hidung mancungan oppa Korea, putih juga putihan Oppa Korea, soal ganteng sih lo emang ganteng, tapi ya jauhlah sama Oppa gue." Damn it! Mau lihat bagaimana bentuk hati Axel? Sudah hancur lebur. Axel mengira Lea akan marah karena cemburu. Nyatanya ekspetasi tak sesuai realita. Malah kini dirinya yang panas karena Lea memuji laki-laki lain. Untung pacar, batinnya.

"Cemburu apa susahnya sih," gumam Axel yang masih didengar oleh Lea. Sontak saja perkataan Axel mengundang tawa bagi Lea.

"Faedahnya cemburu apa sih?" Lea membalikkan perkataan Axel.

"Ya kan kata orang kalau cemburu tanda cinta. Ya kalau kamu nggak cemburu berarti nggak cinta." Lea tersenyum manis mendengat penuturan Axel.

"Sampai sekarang gue belum nemu orang yang cetusin tuh kata-kata, Xel. Kalau ketemu, gue mau nanya sama dia hahaha. Darimana dapat definisi kaya gitu. Gini Xel , cemburu belum tentu cinta begitu juga sebaliknya. Karena cinta yang sebenarnya adalah ketika keduanya merasa bahagia bersama," ujar Lea yang membuat Axel speechles. Tak beberapa lama pesanan mereka datang. Mereka pun akhirnya fokus pada makanan masing-masing.

"Langsung pulang atau mau kemana dulu?" tanya Axel pada Lea.

"Pulang aja deh," balas Lea. Axel pun mengantarkan Lea sampai di rumahnya.

"Makasih, Xel," ucap Lea ketika sudah sampai di rumahnya.

"Sama-sama princess. Yaudah sana masuk," suruh Axel. Mereka pun berpisah. Dala diam keduanya salin berharap, semoga ini adalah awal kebahagiaan mereka.

Yuhuu update lagi😂😂 jangan lupa vote, comment and share. Eitss follow dulu akun aku. Kalau udah dikasih ciuman sama Axel nih hahaha.

Sweet Couple Psychopath (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang