part 19 Manasin Keysa

975 77 0
                                    

Hari ini Axel menjemput Lea seperti biasanya. Untuk Keysa, sudah Ia suruh berangkat dengan sopir pribadi keluarganya. Lea pun keluar dari gerbang rumahnya. Tanpa basa-basi mereka segera berangkat sekolah.

"Pagi, Lea," sapa Lia ketika Lea sampai di sekolah.

"Pagi, juga Lia." Lea membalas sapaan Lea dengan senyuman. Tapi, Lia malah celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang.

"Nyari siapa?" tanya Lea bingung.

"Xel, nenek lampir mana?" Axel pun mengernyit bingung. Namun, sedetik kemudian Axel paham. Bahwa nenek lampir yang dimaksud Lia adalah Keysa.

"Udah gue suruh berangkat sama sopir," ujar Axel. Mereka pun pergi ke kelas masing-masing.

"Le, udah baikan sama Axel?" tanya Lia ketika sampai di kelas.

"Baikan? Emang kita marahan?" Lea malah bertanya kembali pada Lia. Lia pun hanya mengangguk sebagai jawaban. Belum sempat Lea menjawab, seorang guru masuk ke kelas mereka. Bel istirahat pun berbunyi. Lea dan Lia segera menuju kantin untuk mengisi perutnya. Sampai di kantin mereka segera memesan makanan.

"Lea disusul ke kelas malah udah disini," ujar Axel yang tiba-tiba duduk di samping Lea.

"Ya maaf. Aku udah  kelaparan," jawab Lea melanjutkan makannya.

"Axel! Kok ditinggal sih!" teriak sebuah suara yang membuat mereka menoleh serentak. Siapa lagi kalau bukan Keysa. Keysa akan duduk di antara Axel dan Lea. Namun, Lea mencegahnya.

"Ayam aja bisa ngerti tata krama. Masa lo nggak?" Pertanyaan Lea membuat Keysa menghentakkan kaki karena kesal. Akhirnya Keysa duduk di samping Lia.

"Udah jomblo sendirian lagi," ujar Lea tiba-tiba yang membuat Keysa tersindir.

"Lo nyindir gue?" tanya Keysa mengepalkan tangannya.

"Bagus kalau ngerasa." Perkataan Lea berhasil memancing amarah Keysa. Namun, Keysa memilih diam karena tak mau mengambil tindakan gegabah.

"Lea bego. Dari dulu jomblo sendirian lah. Mana ada jomblo berduaan," ujar Leo tiba-tiba yang membuat semua tertawa. Sementara, Lea hanya mendelik ke arah Leo.

"Ada lah. Lo sama Lia kan jomblo berduaan," bantah Lea tak mau kalah.

"Dih, sekarang gue sama Lia udah pacaran," ujar Leo membenarkan perkataan Lea.

"Lah orang pacaran tuh berasal dari dua jomblo yang disatukan." Jawaban Lea membuat Leo melongo di tempatnya. Berdebat dengan cewek membuatnya lelah.

"Orang nikah juga jomblo dong?" tanya Lia ikut menimpali.

"Beda dong. Orang nikah udah ada surat sahnya," jawaban Lea membuat Lia terdiam. Karena tak ada percakapan lagi, mereka melanjutkan makannya.

"Makan jangan kaya anak kecil." Tangan Axel terulur membersihkan saos di sudut bibir Lea. Sementara, Keysa sendiri tengah menahan kekesalannya.

"Nggak papa seperti anak kecil. Kan ada Axel yang siap membimbing anak kecil itu." Axel mengacak pelan rambut Lea. Lea pun tersenyum dengan perlakuan manis Axel.

"Lea, tau nggak bedanya kamu sama bunga?" tanya Axel memulai kembali aksi gombalnya.

"Emang apa?" tanya Lea pura-pura tak tau. Mungkin ini saatnya balas dendam atas perlakuan Keysa kemarin, batin Lea.

"Kalau bunga itu mekar di taman. Kalau kamu mekar di hatiku." Perkataan Axel mendapat sorakan banyak siswa yang mendengarnya.

"Axel tau nggak bedanya kamu sama buku gambar?" Kini giliran Lea melontarkan gombalannya guna membuat Keysa kesal.

"Apa tuh, Le?" tanya Axel.
"Kalau buku gambar untuk mengukir lukisan. Sementara, kamu adalah tempat mengukir kisah cinta kita," ujar Lea dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Leo tau nggak bedanya kamu sama monyet?" tanya Lia mencoba mengikuti Axel dan Lea. Leo menatap dengan binar bahagia. Karena ini pertama kalinya Lia menggombal.

"Apa Lia?"

"Nggak ada bedanya sih. Sama-sama jelek." Perkataan Lia sukses membuat semuanya tertawa.

"Kok jahat banget sih Li," ujar Leo dengan cemberut.

"Ya maaf faktanya memang begitu hihi." Kalian tau bagaimana perasaan Leo saat ini? Seperti habis dilambungkan kemudian dijatuhkan lalu dihempaskan. Sakitt.

Brakkk

Secara tiba-tiba Keysa menggebrak mejanya keras. Sontak saja semua penghuni kantin menatap bingung ke arahnya.

"Bisa nggak sih, jangan pacaran di area sekolah?" tanya Keysa menunjuk ke arah Lea. Lea sendiri hanya tertawa menanggapi ucapan Keysa.

"Ini yang bermasalah lo atau sekolah? Pasti lo deh. Kan lo suka Axel tapi Axelnya nggak." Lontaran kalimat pedas yang keluar dari mulut Lea berhasil memancing amarah Keysa.

"Bangga banget jadi pelarian. Gue tau, Axel tuh juga sayang sama gue. Dulu dia pernah ngasih gombalan juga." Ucapan Keysa membuat Axel memelototkan matanya. Dia memang pernah menggombali Keysa. Tapi itu dulu, jauh saat dia belum mengerti cinta. Takut-takut Axel menoleh ke arah lea yang tak mengeluarkan suaranya.

Prok prok prok

Lea menepuk tangannya dengan senyum miringnya. Axel pun merasa was-was. Ia tak mau bertengkar lagi dengan Lea.

"Wake up, sayang. Ini antara Axel yang ngasih gombalan atau lo yang sensian. Antara Axel yang ngasih harapan atau lo yang baper duluan?" Pertanyaan Lea berhasil membungkam Keysa. Namun, bukan Keysa namanya kalau tidak bisa menyangkal.

"Kenapa? Cemburu lo?" tanya Keysa membuat Lea tertawa.

"Gue cemburu? Sama orang yang cuma dianggap adik sepupu? Sorry, nggak banget." Perkataan Lea membuat Keysa tercengang. Niat Keysa ingin membuat Lea marah. Namun, justru sekarang dia yang merasa marah. Mata Keysa sekarang sudah memerah menahan tangis. Keysa memandang Axel dengan mata berkaca-kaca. Axel sekarang dilanda kebingungan. Axel teringat jelas dengan janjinya. Sekarang air mata Keysa perlahan turun. Axel mulai melangkah mendekat ke arah Keysa. Namun, ucapan Lea menghentikannya.

"Selangkah kamu maju, aku anggap hubungan kita selesai. Bukan maksud aku egois. Tapi aku nggak suka cinta dibagi-bagi. Hati wanita kalau nggak dipertegas bakal terus berharap," ujar Lea duduk kembali di tempatnya. Axel sendiri masih terdiam. Jika Ia melangkah maka hubungannya dengan Lea akan berakhir. Jika diam saja maka dia melanggar janjinya. Namun, perkataan Lea ada benarnya. Jika tidak dipertegas, Keysa akan terus berharap. Axel memutuskan untuk duduk di samping Lea. Karena tak mendapat pembelaan dari Axel, Keysa pun berlari keluar kantin.

"Bagus," gumam Lea yang masih didengar Axel.

"Seharusnya dari dulu aku begitu," ujar Axel yang membuat Lea tersenyum.
Keysa sendiri berlari ke kamar mandi. Disana Ia menumpahkan tangisnya. Kini niatnya menghancurkan kehidupan Lea semakin besar.

"Liat aja, Lea. Gue Keysa, berjanji akan buat hidup lo menderita. Sampai lo memohon sujud di kaki gue," gumam keysa di depan cermin.

Mulai memanas nih :) satu kata buat part ini? Komen yuk jangan siders. Pengen liat aja siapa yang suka sama cerita ini hehe

Sweet Couple Psychopath (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang