part 4 perkenalan

2.1K 178 0
                                    

  Di lain sisi, Lea mengajak Lia ke taman belakang dan menjelaskan alasan dia menyamar. Untungnya Lia tidak marah kepada Lea. Karena bel telah berbunyi, Lia mengajak Lea pergi ke kelas. Berhubung sedang jam kosong, Lea memilih pergi ke perpustakaan. Lea mencari-cari novel yang bagus. Lea menemukannya kemudian mencoba mengambilnya. Namun nihil, novel yang letaknya di rak paling atas tak bisa digapai oleh Lea. Seseorang datang dan dengan mudahnya mengambil novel tersebut. Kemudian Ia memberikannya kepada Lea. Lea pun mendongak untuk mengucapkan terima kasih. Namun, pandangannya terkunci pada manik cokelat yang begitu teduh itu.

"Ehm!" dehem laki-laki itu yang membuyarkan kekaguman Lea.

"Eh, terima kasih," ucap Lea malu, karena tertangkap basah telah mengagumi ketampanan Axel.

"Sama-sama cantik. Yuk lebih baik duduk disana," ajak Axel menunjuk sebuah bangku yang tak jauh dari mereka. Entah magnet dari mana Lea mengikuti Axel. Axel menarikkan kursi untuk Lea.

"Silahkan duduk tuan putri," ucap Axel. Lea pun hanya tersenyum kemudian duduk.

"Boleh tahu namamu?" tanya Axel. Lea pun mendongak dan tersenyum.

"Perkenalkan nama gue Aslea Natasya. Biasa dipanggil Lea. Tapi bukan Leanet kripik kentang," ucap Lea sambil terkekeh. Tingkah Lea membuat Axel gemas sendiri. Sekarang giliran Axel untuk memperkenalkan dirinya. Axel berdiri dan membuat Lea mengernyit bingung.

"Perkenalkan nama gue Axelio, bisa dipanggil sayang khusus buat Lea seorang." Axel memperkenalkan diri dengan membungkukkan badan ala pangeran yang sedang berkenalan. Lea pun tertawa terbahak-bahak.

"Jangan ketawa," ucap Axel yang menghentikan tawa Lea.

"Lo terlalu manis, ntar gue kena diabetes," ucap Axel sambil menaik-turunkan alisnya.

"Jangan gombal," ucap Lea datar. Axel pun tersenyum canggung atas perkataan Lea yang datar.

"Ntar gue serangan jantung, gara-gara jantungnya berdetak lebih cepat saat lo gombalin," ucap Lea yang membuat Axel tertawa. Ternyata mereka sama-sama receh. Karena ketawa mereka begitu keras membuat beberapa orang terganggu. Mereka pun mendapat teguran dari penjaga perpusatakaan.

"Kalian bisa diam? Bisa baca tulisan disana?" tanya penjaga perpustakaan itu sambil menunjuk plakat bertuliskan 'Dilarang Gaduh'.

"Hehe, jangankan baca tulisan itu, baca isi hati bapak aja saya bisa," ucap Lea yang mendapat tatapan tajam dari lawan bicaranya. Axel pun memegang tangan Lea dan mengajaknya keluar.

"Pak, jangan marah-marah ya. Nanti kena stroke." Setelah mengatakan itu Axel mengajak Lea pergi. Tawa keduanya pecah saat di luar.

"Gila berani bener lu, Xel," ucap Lea masih dengan tertawa.

"Dia bukan tuhan kali, yang perlu gue takutin. Mending ikut gue ke taman belakang yuk," ajak Axel yang diangguki Lea. Sampai di taman mereka memilih duduk di bawah pohon. Terjadi keheningan beberapa saat di antara mereka.

"Gue suka gaya lo di kantin tadi," tutur Axel membuat Lea mengernyit bingung. Sedetik kemudian Lea baru paham pertanyaan yang Axel lontarkan.

"Orang kaya mereka kalau nggak digituin, nggak bakal sadar. Mereka cuma mau menatap rendah orang nggak punya dan menindas yang lemah. Sekali-kali bikin mereka malu nggak papa kan?" tanya Lea dengan menghirup udara segar yang ada di taman itu.

"Iya juga sih. Tapi lo nggak takut, kalau mereka balas dendam?" tanya Axel dengan menatap wajah cantik Lea yang sedang menikmati udara.

"Dia bukan Tuhan kali, yang perlu gue takuti," ucap Lea mengulang jawaban Axel. Tawa keduanya pecah kembali.

"Bisa aja lo, " ucap Axel yang dijawab kekehan oleh Lea. Tak berselang lama bel pulang berbunyi. Keduanya pun berpisah untuk kembali ke kelas masing-masing.

Jangan lupa vote, comment and share yo^^

Sweet Couple Psychopath (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang