part 11 Masa Lalu Yang sama

1.3K 107 1
                                    

Di tengah jalan Axel di hadang oleh beberapa orang. Orang itu mengenakan seragam yang sama dengan dirinya. Artinya mereka masih satu sekolah. Axel turun dari motornya kemudian melepaskan helmnya. Begitu juga dengan tiga orang di depannya.

"Kenapa?" tanya Axel.

"Wow sabar bro. Gue cuma mau balas dendam atas pukulan lo tadi."  Dia adalah Varel. Axel membalas dengan senyum remeh.

"Hah, bertiga main keroyokan? Banci aja masih punya malu buat lakuin hal kaya lo." Tangan Varel mengepal mendengar penuturan Axel. Harga dirinya tengah diinjak-injak.

"Ok, temui gue nanti malam di tempat ini. Jangan lupa bawa batu nisan, sekalian buat nguburin lo." Setelah mengatakannya Varel meninggalkan Axel.

"Nggak cuma batu nisan. Tapi gue bakal bawa wartawan buat menyaksikan kematian lo," tukas Axel dengan senyum miringnya. Kemudian Ia melanjutkan perjalanannya.
Malam pun tiba, kini Axel sudah berada di depan rumah Lea. Ponselnya berbunyi menampilkan pesan dari nomor yang tak dikenal.
Jangan lupa di jalan yang tadi
Begitulah pesan yang didapatnya. Dirinya baru ingat bahwa ada janji dengan Varel. Suara gerbang yang dibuka mengalihkan perhatian Axel.

"Aku sudah siap, Xel." Lea terlihat sangat cantik dengan balutan drees berwarna biru laut itu. Karena tak mendapat respon, Lea melambaikan tangannya di depan Axel.

"Eh, maaf Lea. Malam ini aku ada acara dadakan, jadi nggak bisa. Tapi aku janji besok bakal ajak kamu." Lea merasa kecewa. Namun, dirinya tak boleh egois.

"Iya nggak papa, hati-hati ya," ujar Lea dengan tersenyum. Axel pun mengangguk dan pergi meninggalkan rumah Lea. Sementara Lea tidak masuk ke dalam rumahnya, melainkan mengikuti Axel menggunakan Taxi. Axel berhenti tepat di sebuah jalan sepi begitu juga Lea. Setelah membayar ongkos Taxi tersebut, Lea segera bersembunyi di belakang pohon. Dilihatnya Axel yang tengah menunggu seseorang. Lea penasaran, hal apa yang membuat Axel membatalkan janjinya. Apa mungkin Axel ada janji dengan selingkuhannya? Jika iya, Lea sebenarnya tak masalah. Asal Axel ijin terlebih dahulu. Terdengar konyol memang, tapi entahlah isi pikiran Lea tak dapat ditebak.
Sementara di lain sisi Axel sudah menunggu sejak 15 menit yang lalu. Tak berselang lama datanglah Varel dengan senyum remehnya.

"Berani juga lo datang," ujar Varel remeh. Yang hanya dibalas senyuman oleh Axel. Tanpa basa-basi keduanya terlibat adu jotos. Kali ini tak ada yang memisahkan keduanya, karena jalanan yang sepi. Menurut Axel, skill bela diri Varel cukup bagus. Namun, masih jauh di bawah dirinya. Terbukti sekarang Varel yang sudah tak berdaya. Axel menyeret tubuh Varel ke tempat yang lebih gelap lagi. Dirinya mengeluarkan sebuah pisau.

"Mau apa lo?" tanya Varel dengan tubuh yang tak berdayanya.

"Hama harus dibasmi." perkataan Axel yang lugas dan tegas membuat Varel sedikit ketakutan. Perlahan Axel mulai menyayat tangan Varel. Varel pun sudah tak kuat untuk berteriak, karena tubuhnya yang lemah. Banyak bagian yang sudah disayat oleh Axel. Bahkan kini perut Varel sudah terukir dengan gambar mawar kesukannya. Sementara Lea masih terus mengamati kegiatan Axel. Awalnya dia terkejut. Namun, dia juga sadar, dirinya sendiri adalah seorang psikopat. Mungkin mereka memang tidak jadi jalan berdua. Tapi, Axel menampilkan tontonan yang lebih menyenangkan daripada kencan romantisnya. Axel sudah puas menggambar dan menusuk anggota tubuh Varel. Kini saatnya dia melakukan aksi penutupnya.

"Udah ya mainnya. Sekarang lo waktunya gue kirim ke neraka. Tenang nanti gue sumbang batu nisan sama wartawan buat nyebar berita kematian lo." Axel langsung menusuk tepat di jantung Varel. Detik itu juga Varel sudah merenggang nyawa. Axel mencabut jantung itu dari tempatnya. Kemudian mengambil sebuah box hitam untun tempat jantung itu. Karena orang yang menjadi partner Axel untuk menghilangkan jejak tak dapat membantunya. Jadilah Ia sendiri yang mengurusi mayat Varel dan menghilangkan jejaknya. Melihat Axel yang sudah selesai membereskan mayatnya, Lea segera keluar dan bertepuk tangan. Axel begitu terkejut melihat kehadiran Lea di sana.

"Ba-bagaimana bisa?" tanya Axel tergagap membuat Lea tertawa. Lea pun mengajak Axel pergi dari tempat itu. Karena masih terkejut, Axel hanya menuruti ajakan Lea. Mereka sampai di sebuah taman, Lea mengajak Axel duduk.

"Lea, aku emang psikopat. Maaf aku nggak jujur. Aku takut kalau kamu nggak mau nerima aku." Leo tertunduk lesu. Dirinya ingin berkata jujur pada waktunya nanti. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Lea sudah mengetahuinya terlebih dahulu sebelum dirinya mengatakannya. Lea yang melihatnya pun tertawa terbahak-bahak. Axel pun menjadi bingung. Mengapa Lea malah tertawa bukannya marah?

"Kalau kamu mau tau, aku juga seorang psikopat." Pernyataan Lea membuat Axel terkejut. Bagaimana bisa? Batinnya berkata.

"Semua yang terjadi pasti ada alasan dibaliknya kan? Begitu juga kita. Apa kamu mau bercerita?" tanya Lia pada Axel. Axel pun menghembuskan nafasnya. Mungkin ini memang saatnya untuk dirinya menceritakan masa lalu kelamnya. Perlahan mengalirlah cerita dari mulut Axel.

13 tahun yang lalu
Saat itu usia Axel masih lima tahun. Kebetulan pada tahun itu banyak penculikan anak kecil untuk diambil organ dalamnya. Axel pun menjadi salah satu korban yang terselamatkan. Kejadian itu bermula saat Axel tengah bersikeras untuk menerbangkan layang-layang di taman dekat kompleknya. Orang tuanya pun sudah melarangnya. Namun, Axel keluar dengan sembunyi-sembunyi. Sampai di taman Axel segera menerbangkan layangannya. Namun, seseorang membekapnya dari belakang. Axel kecil tak mempunyai cukup tenaga untuk memberontak. Dirinya dibawa ke gedung tua. Disana terdapat banyak anak seumuran dengannya. Axel didorong hingga tersungkur di lantai.

"Kamu tak apa?" Perempuan cantik seumuran dengannya mengulurkan tangan.

"Terima kasih." Axel membalas uluran tangan perempuan itu.

"Kenapa kita dikumpulkan disini?" tanya Axel.

"Kita akan diambil dibunuh hiks, mereka akan mengambil organ kita hiks aku takut." Axel segera merengkuh perempuan itu. Mereka dalam posisi bahaya, fikirnya.

"Namamu siapa?" tanya Axel agar anak itu diam.

"Namaku As-" Belum sempat anak itu bicara. Dua orang laki-laki datang menyeret paksa lima orang anak kecil. Dengan teganya orang-orang itu menghabisi nyawa anak-anak itu di depan anak lain. Teriakan histeris menggema di ruangan tersebut. Axel pun berfikir keras bagaimana dia bisa keluar dari sini.

"Ayo kita menyelinap disana setidaknya sampai besok kita aman. Aku yakin papahku akan segera datang," ujar Axel yang diangguki perempuan itu. Mereka berhasil bersembunyi di belakang tong-tong besar itu. Semalaman mereka berdua tak bisa tidur melihat jeritan para anak yang tengah dibunuh. Hingga keesokan harinya beberapa polisi datang menggrebek tempat tersebut. Memang sudah dari lama kejadian ini meresahkan warga. Maka tak ayal dapat dengan cepat polisi mengetahui hal tersebut. Axel dan perempuan kecil tersebut segera memeluk orang tua masing-masing. Mereka belum sempat untuk berkenalan, itulah yang Axel sesali. Keduanya sudah tak bertemu lagi semenjak hari itu.
Lea terkejut mendengar cerita Axel.

"Cerita kita sama." Axel mengernyit bingung mendengar pernyataan Lea.

"Maksud kamu?" tanya Axel.

"Aku juga diculik waktu itu, karena mengambil bola abang. Saat itu juga aku memang bersembunyi dengan laki-laki kecil." Mereka berdua sama-sama tersenyum. Ternyata orang yang dicari selama ini ada di depan mata, bahkan terikat hubungan.

"Kematian Siska?" tanya Axel kala mengingat kematian ratu bullying itu yang mengenaskan.

"Aku yang membunuh. Siapapun mereka yang menjadi penganggu maka harus musnah," ujar Lea yang disetujui oleh Axel. Dunia memang sangat sempit, batin mereka.

"Lea, bintangnya bersinar terang ya?" Lea pun ikut mendongakkan kepalanya melihat gemerlap bintang.

"Tapi lebih indah senyuman kamu." Lea pun menoleh pada Axel. Mereka berdua terlarut dalam sebuah tatapan.

"Gombal," celetuk Lea yang membuat keduanya tertawa. Karena waktu sudah larut malam, Axel mengantarkan Lea pulang ke rumahnya.

Kaget nggak kok bisa update lagi??? Hehehe soalnya banyak yang minta :) jangan lupa vote dan komen kalian ya.

Salam sayang
Jodoh Do Kyungsoo

Sweet Couple Psychopath (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang