part 2 Menculikku?

2.4K 186 2
                                    

    Lea berjalan untuk mencari angkot. Sambil menunggu, sesekali Lea bernyanyi. Bisa dibilang suaranya bagus. Tak berselang lama, sebuah angkot datang dari arah selatan. Lea segera menghentikan angkot tersebut. Saat di dalam angkot, Lea merasa curiga. Pasalnya, tidak ada penumpang lain di dalam angkot.

"Arah mana, Dek?" tanya sopir angkot.

"SMA WIJAYA 1, Pak," jawab Lea yang diangguki sang sopir.

   Kecurigaan Lea kian bertambah saat sopir tersebut terus-menerus menatap dirinya lewat kaca spion. Ketika mereka bertemu tatap, si sopir langsung memutus kontak mata. Hei apa kalian berpikir bahwa Lea ketakutan? Jawabannya tentu tidak. Lea terlihat tenang-tenang saja.
   Dugaan Lea semakin kuat saat sang sopir tidakvmelewati jalan arah sekolah. Tapi, sang sopir malah membawanya ke sebuah gedung tua.

"Turun!" bentak sopir tersebut. Namun, Lea tak bergeming di tempatnya. Lea memasang wajah sepolos mungkin.

"Ini kan bukan sekolah?" tanya Lea bingung. Lebih tepatnya sedang berpura-pura.

"Siapa bilang saya membawamu ke sekolah?" tanya sopir itu kemudian menyeret Lea paksa. Lea sama sekali tidak memberontak. Menurutnya itu hanya akan buang-buang tenaga ketika Ia bermain nanti. Di dalam gedung sudah ada tiga orang laki-laki lainnya.

"Wow, kau sudah dapat mangsa?" tanya laki-laki berkepala pelontos.

"Tentu. Hei cepat hubungi irang tuamu dan minta mereka mengirim tebusan!" bentak laki-laki yang menyamar menjadi sopir. Lea hanya menampilkan smirknya. Ia sudah lelah dengan drama ini. Lagi pula ini hanya akan menyita waktu sekolahnya.

"Aku tidak punya ponsel, Pak. Tapi aku punya ini, bagaimana?" Lea bertanya dengan mengeluarkan sebuah pisau runcing. Terlihat jelas raut wajah terkejut dari empat orang tersebut. Namun, mereka berusaha menutupinya.

"Hahahaha. Dasar anak bocah. Kamu pikir kami percaya? mungkin itu hanya pisau mainan." lelaki tersebut berkata dengan senyum meremehkan. Lea maju selangkah mendekati laki-laki tersebut.

Sreeett

  Lea menggores lengan kanan laki-laki tersebut.

"Kau," geram laki-laki itu.

"Hei, aku tidak salah. Aku hanya membuktikan pada kalian, bahwa pisau ini bukan pisau mainan," jawab Lea dengan mengelus pisau tersebut.

"Berani juga kau bocah." salah satu laki-laki maju dan berusaha menangkap Lea. Namun, dengan gerakan gesit, Lea mampu menangkis serangan-serangan tersebut. Tiga puluh menit berlalu dan Lea berhasil melumpuhkan keempat preman tersebut. Lea segera mengambil tali dan mengikat empat preman tersebut pada tiang yang berbeda. Lea mendekati salah satu preman tersebut.

"Mau mencoba pisau mainanku, Pak?" tanya Lea dan mulai menyayat pipi laki-laki itu. Darah merah kental merembes keluar.

"Akhhhh!! apa yang kau lakukan?!"  maki preman tersebut.

"Hanya sedikit bermain. Ah mulutmu berisik juga." dengan perlahan Lea mulai menyobek mulut laki-laki tersebut dengan ujung pisaunya. Kemudian pisaunya merembet ke arah mata.

"Mata ini sering kau gunakan untuk melihat yang seharusnya tak kau lihat." Lea menusukkan pisaunya tepat ke arah bola mata. Jeritan kesakitan terus menggema di gedung itu. Wajah laki-laki tersebut sudah hancur tak berbentuk karena tusukan-tusukan dan darah merah pekat yang terus mengalir keluar. Sementara tiga orang lainnya sudah pucat pasi melihat nasib temannya yang disiksa. Senjata makan tuan pikir mereka.

"Saatnya katakan selamat tinggal pada dunia," ucap Lea kemudian menusuk perut, dan membelah dada laki-laki tersebut. Seperti anak kecil yang mendapat mainan, begitupun Lea yang berhasil mencabut jantung laki-laki tersebut. Jantung itu Lea masukkan ke toples khusus. Kemudian ia beri nama dengan darah korbannya.

"Ah rasanya aku sangat bahagia. Sekarang giliran kalian," ucap Lea kepada tiga laki-laki yang tersisa.

"Dasar psikopat gila, keparat kau!" maki pria yang berkepala botak.

"Ya, aku memang gila," ucap Lea kemudian mulai melakukan hal yang sama yaitu menusuk, memotong, bahkan mencincang. Jeritan kesakitan para korbannya adalah melodi terindah untuk dirinya. Setelah semua jantung mereka Lea dapatkan, Ia segera menyuruh orang kepercayaannya untuk mengurus mayat tersebut. Kemudian Lea pergi keluar.

Sweet Couple Psychopath (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang