part 15 Calon Mertua

1K 91 0
                                    

Karena tanggal merah, maka hari ini para siswa libur sekolah. Sesuai permintaan Claudia, hari ini Axel menjemput Lea di rumahnya. Sampai di rumah Lea, Axel segera mengetuk pintu. Pembantu Lea pun membukakan pintu dan mempersilahkan Axel masuk.

"Loh Axel, pagi-pagi udah ada disini," sapa Eta yang dijawab senyuman oleh Axel. Axel pun mencium tangan Eta.

"Iya, Tan. Mau ngajak Lea ke rumah aku. Lea ada?" tanya Axel.

"Lea masih tidur, Xel. Bangunin gih di kamarnya. Kamarnya di atas, pintu warna Coklat tua." Axel pun mengangguk dan berjalan menuju kamar yamg sudah diberitahu Eta. Axel mengetuk pintu tersebut. Namun, tak ada jawaban dari sang pemilik kamar. Axel pun membuka pintunya. Pandangan pertama yang Axel lihat ada Lea yang masih bergelung di bawah selimutnya. Kamar Lea tak seperti kamar banyak wanita lainnya. Warnanya didominasi dengan abu-abu putih. Perlahan Axel mendekat ke arah ranjang Lea. Tangannya terulur mengelus kepala Lea.

"Lea bangun. Udah siang sayang." Panggilan Axel bahkan tak menganggu tidur nyenyak gadis itu. Axel mengeluarkan smirknya. Ia punya cara untuk membangunkan Lea.

"Lea bangun atau aku cium." Dengan cepat Lea segera duduk. Matanya masih mengerjap kebingungan. Perlahan kepalanya menoleh ke arah Axel.

"Axel?" gumam Lea masih dengan wajah bingungnya. Axel sendiri hanya memamerkan senyum lebarnya.

"Iya Leayang. Ini Axel pacar tampanmu."

Plakk
Lea reflek menampar pipi Axel. Sementara Axel memegang pipinya yang ditampar.

"Kok ditampar sih Le," rajuk Axel dengan mengelus pipinya.

"Eh maaf sengaja." Axel hanya mendengus mendengar jawaban aneh pacarnya. Untung sayang, batinnya.

"Yaudah kamu mandi. Setelah itu turun ke bawah. Mamah aku pengen ketemu kamu." Axel pun pergi meninggalkan Lea. Lea sendiri masih seperti orang linglung. Terlalu cepat baginya untuk bertemu orang tua Axel.

"Cepet mandi, Le! Atau aku mandiin!" Teriakan Axel mampu membuat Lea terkejut. Lea pun segera menuju ke kamar mandinya. Lima belas menit kemudiaan, Lea selesai mandi. Ia turun ke bawah untuk menemui Axel.

"Yaudah Tante, Lea saya pinjam dulu ya," pamit Axel yang diangguki oleh Eta. Keduanya pun bergegas menuju rumah Axel.

"Xel aku deg-deg an nih," ujar Lea ketika sampai di depan rumah Axel. Sementara Axel sendiri malah menertawakan tingkah Lea.

"Kamu kan kenalan aja bukan lamaran." Seketika tangan Lea terulur untuk menjitak kepala Axel. Axel hanya mengaduh kesakitan. Namun, tak dihiraukan oleh Lea. Mereka pun memasuki rumah Axel. Jantung Lea sudah tidak dapat dikondisikan lagi. Dirinya benar-benar gugup. Ini pertama kalinya Ia bertemu dengan orang tua Axel. Walau sudah berkali-kali Axel menenangkannya, tetap saja Lea merasa gugup. Pikirannya terus saja berpikir negatif. Bagaimana kalau orang tua Axel tak menyukainya? Sedaritadi itulah yang Lea pikirkan. Sampai dirinya tak sadar bahwa mamah Axel berada di depannya.

"Le." Axel menyenggol lengan Lea. Dengan spontan Lea menoleh ke arahnya. Lea pun segera mengambil tangan Claudia untuk bersalaman.

"Wah cantik Xel pacar kamu," ujar Claudia memuji Lea. Sekarang Lea bernapas lega. Mamah Axel tak seburuk yang Ia pikirkan.

"Ah tante bisa aja. Tante juga cantik kok nggak kaya Axel," ujar Lea yang disambut gelak tawa Claudia.

"Kamu ada-ada aja sih. Axel kan cowok." Lea pun terkekeh mendengar penuturan Claudia. Fokus mereka teralihkan oleh teriakan anak perempuan kecil.

"Tante, kakak cantik ini siapa?" Tunjuk Naira pada Lea. Lea pun mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi Naira.

"Nama kakak Lea. Kalau nama kamu siapa?" tanya Lea dengan senyum manisnya.

"Namaku Naira, Kak. Tapi bang Axel manggilnya princess," ujar Naira dengan membungkukkan badan seperti apa yang dilihatnya saat menonton kartun. Lea pun mengacak gemas rambut Naira.

"Princess Naira udah mandi? Kalau belum kakak mandiin mau?" tanya Lea yang dijawab anggukan antusias. Lea pun meminta ijin pada Claudia. Akhirnya Lea memandikan Naira dan mendadaninya. Sementara Axel menunggu di ruang keluarga. Lea turun dengan menggendong Naira.

"Abang!!" teriak Naira segera memeluk Axel. Axel pun mencium seluruh permukaan Naira karena gemas.

"Tante Clau kemana, Xel?" tanya Lea. Axel pun menunjuk dapur. Lea pun segera pergi ke dapur untuk membantu Claudia.

"Tante lagi bikin apa?" tanya Lea sesampainya di dapur. Claudia pun menoleh dan tersenyum.

"Lagi bikin brownies buat Naira. Kamu mau ikut?" tawar Claudia yang diangguki oleh Lea. Keduanya pun terlibat dalam perbincangan.

"Kamu kok mau sama Axel sih? Padahal Axel bandel." Lea tertawa mendengar lontaran kata yang muncul dari mulut mamah Axel.

"Ya mau gimana tante. Axel tiba-tiba datang ke kelas bilang aku pacarnya." Sekarang giliran Claudia menertawakan perkataan Lea. Ia tau persis bagaimana watak putranya itu. Keras dan pemaksa.

"Sabar aja hadapin Axel ya, Le,"  ujar Claudia dengan mengusap sedikit air matanya karena terlalu banyak tertawa.

"Aku sabar kok, Tante. Axel memang gila." Claudia tertawa kembali mendengar penuturan Lea yang kelewat jujur. Entah mengapa dirinya begitu menyukai Lea yang begitu apa adanya. Karena terlalu asik dengan perbincangannya, mereka sampai tak menyadari jika Axel sedari tadi berdiri di belakang mereka.

"Udah selesai ghibahnya." Lea dan Claudia pun menoleh serentak pada sumber suara. Disana Axel sudah menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Pantesan kuping Axel panas. Ternyata disini ada yang ghibahin," ujar Axel kesal.

"Pantesan ya, Tan. Disini hawanya panas banget. Ada setan ternyata." Claudia kembali tertawa melihat perdebatan keduanya. Sementara, Axel berjalan mendekat ke arah Lea.

"Lea sayang," panggil Axel dengan membawa segenggam tepung dan langsung mengoleskan ke wajah Lea. Lea pun membalas perlakuan Axel. Terjadilah aksi bermain tepung di sana.

"Udah. Itu tepung buat brownies. Apa kalian mau dijadikan brownies?" pertanyaan Claudia membuat keduanya berhenti. Mereka pun membersihkan tempat yang mereka buat kotor. Selesai itu Claudia menyuruh mereka mandi.

"Axel! Aku pakai baju apa?" teriak Lea.

"Udah ada di kamar aku. Kamu pakai aja," ujar Axel dari lantai bawah. Lea pun turun dengan dress selututnya.

"Xel, aku baru tau kamu pakai baju beginian." Mata Axel melebar mendengar penuturan pacarnya. Dia pun menjitak kepala Lea.

"Sakit ih," ujar Lea mengusap kepalanya.

"Ya kamu sih. Masa iya aku pakai baju gituan. Itu baju mamah dulu,"  ujar Axel dengan mengelus kepala Lea.

"Abang sama Kak Lea seperti raja dan ratu di dongeng. Trus Naira princessnya." Mendengar perkataan Naira, Lea segera mencubitnya. Claudia pun datang membawa brownies yang tadi dibuatnya.

"Dimakan dulu ya kalian. Tante mau ajak Naira tidur siang dulu," pamit Claudia dan membawa Naira untuk tidur siang. Tersisalah Axel dan Lea di ruangan itu. Mereka pun memakan Brownies yang dibuat Claudia.

"Pahit banget," ujar Axel yang membuat Lea kebingungan. Pasalnya brownies yang Lea makan rasanya manis seperti kebanyakan brownies.

"Lidah kamu mati rasa ya, Xel?" tanya Lea yang dijawab gelengan oleh Axel.

"Kan aku udah bilang. Apapun yang aku makan atau minum kalah manis sama kamu," ujar Axel menggoda.

"Yaudah mulai sekarang kamu nggak usah makan manis-manis. Kan ada aku. Kalau bikin kopi nggak usah dikasih gula." Skak! Mana bisa Axel minum kopi tanpa gula. Dia tak bisa membayangkan rasa pahitnya. Jika ditanya manis mana, tetap manis rasanya gula daripada Lea. Lea manis tapi tak bisa dirasakan.

"Ya bukan gitu," ujat Axel yang membuat Lea tertawa. Axel pun mendengus kesal.

"Xel, udah siang. Antarin pulan yuk," ajak Lea yang diangguki Axel. Axel pun mengantarkan Lea pulang ke rumahnya.

Yuk vote sama komen jangan lupa uhuy. Dapat salam dari Axelea😍

Sweet Couple Psychopath (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang