part 1 Fake Nerd

3.2K 215 5
                                    

  Matahari perlahan menampakkan sinarnya. Cahayanya mulai masuk ke celah gorden jendela. Namun, hal itu tak mengganggu tidur seorang gadis cantik.

Sreek

  Seseorang membuka gorden jendela kamar tersebut. Eta berkacak pinggang dan menggelengkan kepalanya, ketika melihat putrinya masih tertidur pulas.

"Lea, bangun kamu harus sekolah," ucap Eta pada Lea. Perlahan tapi pasti mata Lea mulai terbuka. Beberapa kali matanya mengerjap untuk menyesuaikan cahaya.

"Jam berapa, Mah?" tanya Lea dengan menguap.

"Sudah jam 6, cepat kamu mandi dan turun untuk sarapan. Oh ya, jangan lupa bangunkan abangmu," perintah Eta yang diangguki Lea.

  Setelah Eta keluar kamar, Lea segera mandi. Kemudian keluar dengan baju yang sedikit kebesaran. Lea berada di depan cermin. Ia menyisir rambut sebahunya dan mengepang menjadi dua. Tak lupa ia memakai kacamata bulatnya. Apakah kalian berpikir bahwa Lea berdandan nerd? jawabannya benar. Lea menampilkan senyumnya, tanda bahwa ia sangat puas. Hei mungkin hanya orang gila yang menganggap penampilan seperti Lea adalah sempurna.

  Lea segera keluar dari kamarnya dan bergegas menuju kamar abangnya. Tertera jelas di pintu kamar abangnya dengan tulisan 'Area cogan dan cecan. Orang jelek harap menyingkir'. Lea tak menghiraukan tulisan tersebut. Ia langsung masuk ke dalam kamar abangnya. Matanya menyapu seluruh pemandangan di kamar abangnya. Cemilan berserakan di lantai, stik PS yang tak dirapikan, dan guling yang berjatuhan.

"Bang, bangun. Ayo sekolah," perintah Lea. Tetapi Leo sama sekali tak bergeming di tempatnya.

"Bang, cepat bangun. Jangan kebo!" Lea sedikit berteriak. Namun nihil Leo tetap asyik dengan dunia mimpi. Lea menampilkan senyum smirknya. Ia mengambil gelas yang berisi air dari nakas.

"Bang banjir!" teriak Lea setelah menyiramkan air.

"Mana banjir?! selamatin PS gue Le!" teriak Leo kelabakan mencari stik PS-nya.

"Bwahahahaha." Lea sudah tak sanggup menahan tawanya. Sementara Leo masih bingung dengan apa yang terjadi. Bukankah banjir? Tetapi Lea kok masih santai? Lea yang mulai tahu bahwa Leo mulai mengerti situasi. Ia perlahan meninggalkan kamar Leo. Sampai tangga Lea berteriak, "Bang, kalau stiknya udah selamat cepetan mandi!"

  Leo yang sudah paham akan kejahilan adiknya mendengus kesal.

"Lea!! awas lo!" teriak Leo dari kamarnya. Lea masih terkikik karena kejahilannya. Dia segera turun menuju ruang makan.

"Pagi, Pah, Mah," sapa Lea ramah.

"Pagi, sayang. Leo mana?" tanya Kevin.

"Abang masih mandi, Pah," jelas Lea dan tertawa kembali.

Eta datang dari arah dapur dan membawa 2 gelas susu untuk anaknya. Tak berselang lama, Leo turun dengan tas disampirkan di bahunya.

"Pagi, Pah, Mah," sapa Leo pada orang tuanya dan mengacuhkan keberadaan Lea.

"Ooo gitu adiknya nggak disapa," sindir Lea disertai dengusan. Leo masih kesal dengan Lea, makanya Ia pura-pura tak mendengar ucapan Lea. Hal ini membuat Lea makin kesal. Ia menjahili Leo kembali.

"Pah, kalau dari kita berdua ada yang bolos, Papah kasih hukuman nggak?" Lea bertanya pada Kevin sambil melirik Leo yang mukanya seperti orang menahan BAB.

"Oh ya jelas. Papah akan memberi hukuman. Semua fasilitas yang Papah beri akan disita. Memang kenapa?" tanya Kevin mengernyit bingung. Tak biasanya anaknya menanyakan hal seperti ini. Sebelum Lea angkat bicara, Leo segera menyelanya.

"Dek, ntar pulang sekolah mampir ke minimarket, ya? kamu mau apa? " tanya Leo dengan mata melotot. Leo sengaja mengode Lea agar tidak mengatakan yang sebenarnya. Sementara Lea berusaha menahan dirinya agar tak tertawa.

"Leo mata kamu sakit?"  tanya Eta bingung.

"Eh, enggak Mah. Tadi cuma ada yang mengganjal aja," ucap Leo dengan tawa renyah.

"Mamah, mungkin belek Bang Leo nyangkut kali. Kan dia cogan abal-abal." Lea berkata dengan senyum jahilnya. Di dalam hati, Leo sudah menyumpah serapah adiknya itu.

"Sudah-sudah. Kaliam cepat sarapan dan berangkat," perintah Eta.

Mereka makan dengan tenang. Sesekali diiringi pertengkaran kecil antara Lea dan Leo. Percayalah, sesering apapun mereka bertengkar, jauh di dalam sana mereka sangat saling menyayangi. Sarapan telah usai. Semua bergegas meninggalkan ruang makan. Kevin berangkat ke kantor, Eta bergegas ke butik dan si kembar berangkat ke sekolah.

Lea tak berangkat bersama Leo. Karena, Ia tak pernah mau. Jadilah Ia naik angkot setiap harinya. Jika ditanya oleh Leo jawabannya adalah, "Nggak, bang. Masa nerd kaya gue bareng Abang. Apa kata sekolah?" dan disitu Leo menyerah membujuk adiknya yang keras kepala.

Gimana sama ceritanya? Mweheh kasih vote dan comment dong^^  ouh iya share juga ke teman-teman kalian. Semakin banyak yang baca semakin sering aku update. Terima kasih.

Sweet Couple Psychopath (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang