--------------------------------------------------------
Happy Reading..
.
.
.Mentari bersinar sangat cerah dipagi yang penuh rasa gundah bagi sang pemilik hati, entah apa yang akan terjadi jika ada panggilan namanya menuju istana megah milik abbah yai.
Memakai sepasang alas kaki selempang seadanya, dengan pakaian gamis hijau muda dan hijab berwarna senada. Keluar dari asrama khusus santri senior atau santri pengabdian yang sudah lima bulan lamanya. Ia terlihat berlari kecil dan sangat gugup, denyut jantung tak beraturan menuju rumah abbah seraya berfikir "apa kesalahanku, sampai aku dipanggil lewat speaker pesantren??".
langkahnya terhenti dan memandang siapa didepan matanya, tak terasa air matanya menetes dipipi tirusnya. "ummi, abbi" tak enggan langsung menghampiri wanita dan pria paruh baya didepannya sambil memeluk erat melepas rindu.
Memang sedari menginjakkan tanah pesantren dari kelas sebelas, sebagai santri pindahan sampai lulus dan memulai pengabdian, ia belum sempat untuk kembali keasal kampungnya, karna ia lebih memilih ikut bersama kakak tertua yang juga bekerja ditanah jawa, dan letak rumahnya pun sangat strategis dari pesantren.
"Ummi, sama abi kenapa ngak bilang mau kesini??" dengus kesal helma
"Huss.. Sapa abbah yai sama ummi aisyah dulu, baru nanti abi sama ummi jawab pertanyaan kamu!" jelas ibu helmaIa pun mengalihkan pandangannya dan merenggangkan pelukannya pada sang umi tercinta dan memilih menyapa abbah dan ummi aisyah
"Assalamualaikum, abbah ,ummi.. Maafkan kelancangan saya tidak menyapa abbah dan ummi dahulu"
"Nggak papa nduk, ummi faham. Sini duduk samping ummimu" jawab wanita paruh baya didepannya
"Jadi, gimana dek adam, dek khulsum??, positif dilaksanakan dua minggu lagi atau bagaimana menurut kalian??" kata abbah dengan memandang lawan bicaranya
"Iya mas, bisa kita laksanakan dua minggu lagi, jadi kepulangan kami tunda sampai setelah acaranya diselesaikan" timpal ayah helma dengan senyum ramahnya
Ummi khulsum sebagai seorang istri dan ibu hanya mengangguk apa yang akan menjadi keputusan dari pemimpin keluarganya, sambil menoleh terhadap anaknya yang sedari tadi mencoba memahami kalimat orang dewasa ini.
"Ummi, ada acara apa sih memangnya??" bisik disamping telinga ummi khulsum
Ummi khulsum hanya tersenyum lekat yang menandakan senang akan keputusan suaminya terhadap pernikahan putri bungsunya
"Nak, kami sudah memutuskan untuk menjodohkanmu dengan gus idris, putra abbah. Dan pelaksanaannya akan dipercepat, karna ini berhubungan dengan pekerjaan abbimu dirumah yang ditinggalkan" jelas ummi khulsum sambil menepuk pundaknya dengan kasih sayang
Helma terdiam paku mendengar penjelasan ummi beberapa detik lalu, mencoba kembali mencerna ucapan umminya karna anugrah apa yang diberikan Allah padanya. Pasangan hidup??, teman hidup??, sahabat hidup??, atau apa??, apa yang harus ia lalukan??. Memang dihati helma ada rasa senang ketika mendengar bahwa ia dijodohkan dengan seseorang yang ia kagumi diam diam selama ini. Tapi ia tak melupakan bahwasannya ia baru saja lulus jenjang SMA, dan mimpi kedepannya berkarir, ia ingin merasakan hidup dengan keringatnya sendiri.
"Helma" sapa umminya yang ketiga kali, dan membuyarkan lamunanya
"Nduk, kamu kembali dulu saja. Persiapkan untuk sholat dhuhur dulu, nanti ummi temui kamu lagi ya" ucap ummi khulsum sambil mengelus pucuk kepala helma
Helmapun meninggalkan ruangan itu dan terburu buru menemui kedua sahabatnya yang terlihat berjalan kembali menuju asrama
"Za, dewi, tunggu!" teriak helma yang mencoba menghentikan langkah mereka
"Salam dulu kek kalo mau ketemu calon bu nyai" timpal azza dengan wajah penuh kemenangan
"Kasian tau azza, keringat kak helma segede jangung tuh.. Malah dibecandain" sambil menarik lengan helma dan mendudukkannya ditangga menuju lantai dua
KAMU SEDANG MEMBACA
Date And Time
RomanceKisah kasih remaja yang diam diam suka pada seseorang yang rasanya tak pantas ia miliki. Namun takdir mempertemukan pada teman karib nya sendiri dengan pria yang ia sukai. Saat perasaat yang tak henti terisak. Alam berkata lain yang mengambil seseor...