13. | Hadiah Cinta Sepuluh Hari

43 16 10
                                    


"menjadi diri sendiri apa yang diri kita mau namun, jadilah diri seperti yang Allah mau."

(Raditya Alfan Rizky-bang adit)

Happy Reading...
.
.
.

"Satu, dua, tiga.. Smile" seluruh mahasiswa serentak berucap.

Para mahasiswa kelas ini sangat antusias berfoto. Setelah melampaui ujian kenaikan dari semester satu menuju semester dua. Bisa dibilang membutuhkan semangat yang ekstra. Pasalnya baru kali pertama merasakan ujian menyandang sebutan Mahasiswa.

Tidak jauh beda dengan kedua gadis remaja ini. Sejak awal perkuliahan mereka menjalin hubungan yang baik walaupun diantara mereka berbeda keyakinan. Namun pada akhirnya ella memutuskan untuk berpindah agama.

Alasannya karna sosok idaman dimatanya, yakni rendy sahabat dari temannya. Sukses buatnya terpaku tak berdaya hingga rela korban keyakinannya demi pria idolanya itu.

Namun dengan berpindahnya ella menjadi Muallaf tak menggoyahkan perasaan rendy. Ia tetap keukeuh pertahankan rasanya pada dewi.

Walaupun ella telah bermuallaf, namun ia belum siap untuk berganti pakaian seperti temannya, menggunakan kain pemutup kepala, lengan baju panjang, hingga bawahan berbatasan dengan mata kaki. Itu menurutnya sangat merepotkan. Terlebih lagi membuatnya tak bisa bergaya. Sebab ella sendiri sekarang bisa dibilang selebgram yang ribuan followers nya.

"Ella, sebaiknya mulailah menggunakan hijabmu, karna muslimah dianjurkan menjaga auratnya" dewi yang tak pernah bosan menasehatinya.

Namun beda dengan ella, ia mulai risih dengan pesan dan anjuran darinya. Apalagi dengan keadaannya yakni rendy yang selalu tak berpihak padanya, yang sudah jelas menyukainya.

"STOP, gue lama lama bosen sama lo. Bosen sama kata kata lo yang sok alim dan suka banget ngatur hidup gue" bentak ella pada dewi yang semakin sering menasehatinya.

"Ella kok kasar sih sama dede" jawabnya sambil merasa bersalah

"Bacot banget sih lo. Makin hari lo kayak gini ke gue, makin risih juga gue" balasnya. "Gue tau lo emang alumni pesantren, tapi itu beda sama gue de" tambahnya.

Mendengar bentakan dan kata kasar ella ia mematung ditempat tak bergerak. Apapun yang dilakukan itu hanya demi kebaikan ella juga, tapi entah difikirannya.

"Ella, dengerin dede ya, gini-" dewi mencoba meluruskan kesalahpahaman itu.

"Arrrgghhhhh... Makin frustasi gue dengerin lo" ia mengacak rambutnya. Mengambil tas slempang, dan beranjak pergi dari posisi saat ini.

Dewi diam tak bergerak, ia meneteskan air matanya. Dan berusaha mencari kesalahannya hari ini. Rasanya sangat sakit mendengar kata kasar dari teman yang hampir setengah tahun dikenalnya baik.

Ia mencari tempat untuk berfikir, duduk digazebo taman kampus, dengan angin yang menerpa membuatnya sedikit lebih tenang akibat kesalah pahaman tadi.

"Assalamualaikum, mahasiswi idaman" sapa seseorang yang tiba tiba datang.

"Waalaikumussalam, ohh bang adit. Kirain dede siapa tadi." jawabnya.

"Ngapain sendirian disini??, orang kampus ribuan loh, masa gak nemu orang yang cocok sama kamu?" tanya adit sambil mengambil duduk disampingnya dengan jarak yang lumayan jauh.

"Ada kok bang, dede udah nemu makhluk yang cocok sama dede"

Deg..
adit terperangah dengan jawaban gadis kecil ini. Pasalnya, hatinya sedikit tak menerima jika dewi sudah mempunyai seseorang dalam hatinya.

Date And Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang