Pagi ini jadwal Siska akan sangat padat, pasalnya banyak pasien yang terkena wabah penyakit yang bahkan Siska sendiri belum tau pasti penyakit semacam apa itu.
Siska yang baru saja sampai di ruangannya, kembali melangkahkan kakinya menuju kantin. Siska melupakan sarapan agar Ia tidak terlambat hari ini.
"Dokter Siska!"
Mendengar namanya dipanggil, Ia menghentikan langkah dan menoleh ke arah sumber suara.
"Eh, Dokter Lita, annyeong haseyo," sapa Siska dengan menyelipkan bahasa Korea di sana. Dokter bernama Lita itu pun menganggukkan kepalanya.
"Siska kamu ini, masih pagi juga," ujarnya gemas.
"Haha, kenapa kak Ta? Pagi-pagi tumben manggil Siska."
"Ini kamu udah dapat kabar dari atasan?" tanya Lita.
"Oh ... masalah wabah penyakit yang belum jelas itu kak?"
"Nah iya bener kamu, tapi bentar kamu mau ke mana pagi pagi gini?"
"Ah ini siska mau ke kantin kak, Belum sempat sarapan tadi," ucap Siska jujur.
"Eh, kebetulan dong? Yaudah kita ke kantin bareng aja gimana? Soalnya ada yang mau kakak ceritain," ucap Lita lalu menautkan tangannya pada tangan Siska.
Mereka melanjutkan langkahnya menuju kantin Rumah Sakit.
Lita Sandira, merupakan salah satu Dokter bedah terbaik di Rumah Sakit Ardanian Radesta, beliau juga merupakan salah satu orang yang merekomendasikan Rumah Sakit Ardanian Radesta ini kepada Siska, memang benar mereka sudah saling mengenal cukup lama, terlebih mereka bertemu saat Lita menjadi dokter seniornya saat study di fakultas kedokteran.
Sekarang mereka di pertemukan kembali, saat keduanya sama-sama menyandang status sebagai dokter spesialis.
Lita yang menyandang status sebagai Dokter bedah dan Siska yang menyandang status sebagai Dokter penyakit dalam.
"Pagi, Mbok Sum!" sapa Siska sumringah.
"Eh, Mba Siska, mau sarapan ya?" tanya Mbok Sum.
"Enggak, mbok. Mau mandi," jawab Siska asal yang langsung disambut tawa oleh ketiganya.
"Iya Mbok, kami mau sarapan, bubur ayamnya dua ya," ucap Lita.
"Eh, kok bisa tau kak?"
"Iya, kemarin kakak liat kamu makan sama Raras disini," jawab Lita.
"Loh Kakak kenal Mba Raras?" tanya Siska lagi. Tuhkan, sejak kapan Ia punya penyakit kepo seperti ini?
"Ya, kenal, lah. Dari kecil lagi, kami kan satu angkatan pas jaman sekolah," jawab Lita.
"Berarti Kakak tau Mba Raras kerja di mana?"
"Tau kok. Di PT Tradita Gratend kan?"
"Iya kak, jadi kakak juga tau siapa CEOnya?" Siska mendekatkan wajahnya, kerutan di dahinya semakin bertambah.
"Pernah sih Kakak lihat," ucap Lita menggantung. Siska pun memasang senyum lebar.
"Hah! seriusan Kak?" tanyanya antusias.
"Ya ... iya, dari samping," sambung Lita lalu disusul tawa.
Siska menatapnya kesal bisa-bisanya kakaknya ini mengerjainnya, padahal Siska memang benar benar penasaran dengan CEO itu.
"Kan Siska serius, Kakak ihh ...."
"Ya abisan kamu tuh yang lucu, kenapa engak kamu aja yang dateng kesana? 'eritanya kamu mau nemuin Raras gitu," usul Lita.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBUAH TAKDIR TUHAN
Romance[ UPDATE SETIAP HARI ! ] #1 in Takdirtuhan {27-29 April & 8-9 Mei 2020} #2 in Sebuahperasaan {27-29 April & 8-9 Mei 2020} Manusia sepintar dan sekuat apapun tak akan pernah ada yang tau tentang takdir. Siapa yang bisa merubahnya? Siapa yang tahu alu...