STT : 06. BERTEMU LAGI

23 10 1
                                    

Aku ga suka ya kalian sider.

Hari ini adalah hari weekand. Kebetulan sekali jadwal Siska sedang kosong. Gadis itu sedari tadi hanya berdiam di kamar sembari menonton film di laptopnya.

Suara ponsel berdering membuat Siska memutar bola matanya jengah. Tanpa melirik layar ponsel, gadis itu mengangkat panggilan.

"Apa, sih, Mbak? Siska lagi gak mau diganggu. Mumpung libur nih. Kasurnya posesif banget," ucap Siska yang masih terfokus pada laptop.

Tak ada jawaban. Siska berdecak, berpikir bahwa Raras telah mengerjainya. Siska pun mengalihkan pandangannya untuk menatap layar ponsel. Matanya terbelalak.

"E-eh Leon. Ada apa?" ucap Siska yang masih terkejut.

"Ayo kita hang-out! Aku jemput sepuluh menit lagi."

"T-tapi ...." Siska melirik laptopnya yang menampilkan film masih berlangsung.

"Tapi apa? Kasurnya posesif?" Siska menghela napas. Okelah, biar kali ini saja Ia menunda menonton filmnya.

"Yaudah iya. Aku siap-siap dulu," ucap Siska sambil mematikan film dan laptopnya.

Panggilan terputus. Siska segera mengambil baju di lemari dan segera mandi. Selesai mandi, tak lupa Siska menyemprotkan sedikit parfum beraroma vanila itu ke badannya.

Setelah Siska selesai bersiap, ponselnya berdering lagi. Sebuah panggilan dari Leon.

"Sayang, keluar gih. Aku udah di bawah."

"Iya sebentar."

Panggilan terputus lagi. Leon selalu menelpon ketika dirinya sudah sampai. Bukannya kurang gantle tapi Siska sedang sendirian di rumah.

Takut menimbulkan fitnah tetangga, lebih parah lagi kalau sampai ada setan yang lewat.

Tak lama kemudian, Siska keluar dari rumahnya. Gadis itu segera masuk ke dalam mobil Leon.

"Pagi princess. Udah mandi belum nih?" tanya Leon sambil terkekeh. Cowok itu hafal sekali betapa malasnya Siska bertemu air hanya dengan alasan 'Airnya dingin sama aku'.

"Udahlah. Udah wangi nih. Udah ah buruan jalan," ucap Siska sambil menoel-noel pipi Leon yang tirus.

"Iya sayang. Sabuknya dipakai dulu itu biar gak kejedot. Eh tapi gapapa deh. Siapa tau kalo kejedot, gila kamu hilang," ucap Leon terkekeh pelan. Sebuah pukulan ringan pun mendarat di lengan Leon.

"Kamu tuh, ya!" Siska segera memakai sabuk pengamannya. Melihat itu, Leon pun mengacak rambut Siska, gemas.

"Leon!" Siska berdecak membuat Leon terkekeh pelan.

Mobil berwarna merah itu mulai membelah jalanan. Melintasi keramaian hingga tak butuh lama bagi mereka sampai di tempat tujuan.

Siska berdecak.

"Ngapain ke sini?" tanya Siska sarkas.

"Mau beli baju lah," jawab Leon singkat. "Ayo turun." Dengan berat hati, Siska pun turun.

Keduanya memasuki butik dan berjalan beriringan. Jangan lupakan tangan mereka yang saling bertautan.

"Aku mau beli jas. Kalau kamu suka sama bajunya, ambil aja. Ntar aku yang bayarin," ucap Leon. Siska mengangguk. Gadis itu tak berniat melihat-lihat pakaian dengan harga mahal itu.

SEBUAH TAKDIR TUHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang