Yo! Happy reading slur!
"ARGH!" teriak Evan frustasi. Cowok itu menatap pantulan dirinya di kaca. Ucapan dokter terus terngiang-ngiang di otaknya.
"Mulai sekarang, Bapak harus hati-hati. Sering-sering konsultasi biar kalo pendarahan otak itu terjadi, Bapak bisa segera ditangani."
Evan terduduk lemas di ranjangnya Evan benar-benar membenci 'dokter gila' itu.
"Kenapa bisa gue ketemu dia? Bahkan gue bakalan terus ketemu karna dia adalah dokter pengganti dokter Ros."
Evan benar-benar di buat putus asa. Ia harus sering-sering konsultasi ke dokter saraf untuk mengecek perkembangannya, juga hari ini adalah jadwal check-up karena obatnya sudah habis.
Evan sejujurnya malas check-up hari ini. Andaikan dokter yang menanganinya bukan dokter yang membuatnya berpotensi terjangkit pendarahan otak.
"Gila! Ini benar-benar gila! Apa gue gak usah check-up aja, ya?" pikir Evan.
"Tapi, gimana kalau penyakit gue makin parah?" sambungnya.
"Apa iya gue harus cari dokter lain? Ya, kayaknya gue harus lakuin itu!"
Evan memijat pelipisnya. Ia merasakan kepalanya kembali pusing. Inilah yang Ia benci! Ketika berusaha berpikir keras pasti kepalanya akan pusing.
Benda pipih kesayangannya tiba-tiba berdering membuat Evan harus mengalihkan pandangannya. Matanya berbinar melihat sang kekasih lah yang menelponnya.
"Halo, sayang!"
"Halo, kamu dimana?" tanya seseorang di sebrang sana.
"Masih dirumah."
"Kamu enggak kerja hari ini?"
"Kerja sayang," jawab Evan lembut.
"Yaudah nanti aku ke kantor kamu ya."
"Enggak usah. Mending kamu temenin aku check-up. Aku jemput, ya?"
"Oke, aku siap-siap dulu."
"15 menit lagi aku jemput."
Tut...
Telepon dimatikan Evan secara sepihak.
"Bagus! Gue pergi sama Amanda," gumam Evan dengan senyum yang tak kunjung hilang.
Jelita Amanda seorang gadis yang menyandang status sebagai pacar dari sang CEO, merupakan salah satu model yang cukup terkenal. Bahkan keluarganya pun cukup ternama.
Evan pun segera bersiap untuk menjemput Amanda.
'''
15 menit berlalu saat ini Evan sudah berada tepat di rumah Amanda. Cowok itu menelepon Amanda saking malasnya keluar mobil.
Akhirnya Amanda segera turun dan masuk di dalam mobil Evan. Evan pun melajukan mobilnya.
"Kamu tumben ngajak aku nemenin check-up?" tanya Amanda. Evan melirik sekilas lalu kembali fokus pada jalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBUAH TAKDIR TUHAN
Romansa[ UPDATE SETIAP HARI ! ] #1 in Takdirtuhan {27-29 April & 8-9 Mei 2020} #2 in Sebuahperasaan {27-29 April & 8-9 Mei 2020} Manusia sepintar dan sekuat apapun tak akan pernah ada yang tau tentang takdir. Siapa yang bisa merubahnya? Siapa yang tahu alu...