Happy Reading!
Siska berusaha mencari obat yang dikirimkan dokter Ros khusus untuk Evan.
"Gue taruh di mana ya obatnya?" gumamnya sambil mengobrak-abrik isi kamarnya. Gadis itu sesekali melirik jam tangan putih yang melingkar di tangannya.
"Aduh udah jam segini! 10 menit lagi CEO itu bakalan dateng ke rumah sakit! Aduh! Obatnya ngumpet di mana, sih?!"
Demi mencari sebuah botol obat kecil, Ia rela membuat kamarnya menjadi kapal pecah. Tapi, itu juga tanggung jawabnya sebagai dokter.
Sebuah suara membuat Siska memalingkan perhatiannya pada benda pipih di atas nakas.
"Aduh! Siapa, sih, yang nelepon?! Gak ngerti apa gue lagi panik," gerutu Siska. Gadis itu melihat layar ponselnya.
Matanya terbelalak. "Ngapain juga kak Lita nelpon? Angkat dulu, ah. Kali aja penting."
"Halo, iya kak, ada apa?" Siska meletakkan ponsel di pundaknya lalu dijepit dengan kepala. Gadis itu masih berusaha mencari obat yang dititipkan padanya.
"Kamu di mana? Kok gak ada di ruangan?" tanya Lita di seberang sana.
"Anu kak, aku di rumah. Ada barang yang ketinggalan, nih. Ada apa?"
"Ini, kakak nemu botol obat di kursi ruangan kakak. Apa itu obat pasien kamu? Siapa tau ketinggalan waktu kamu main ke sini tadi."
Mata Siska terbelalak. Gadis itu berhenti mencari.
"Oh ya? Wah itu yang aku cari dari tadi kak. Tunggu sebentar aku bakal balik ke rumah sakit," ucap Siska. Gadis itu mematikan ponselnya. Dengan secepat kilat, gadis itu segera menuju rumah sakit tanpa peduli kamarnya yang sudah tak berbentuk.
Sesampainya di rumah sakit, Siska berlari menuju ruangannya sambil sesekali melirik jam. 3 menit lagi, CEO itu akan datang. Beruntung, Lita masih setia menunggu Siska.
"Mana, Kak, obatnya?" tanya Siska to the point.
"Udah aku taruh di meja kamu, tuh. Lain kali jangan ceroboh. Dah ah kakak mau balik," ucap Lita sambil beranjak.
"Makasih banyak, Kak!" seru Siska.
Siska tak henti-hentinya mengucap syukur. Ternyata Tuhan masih memberinya kemudahan.
"Huft." Siska menghela napas panjang. Gadis itu kemudian duduk di bangkunya. Sembari menanti sang CEO datang, Siska memainkan ponselnya.
Suara pintu diketuk membuat Siska harus mengalihkan perhatiannya dari ponsel. Setelah Siska menyuruh masuk, akhirnya orang yang sedari tadi Ia tunggu kini hadir juga.
"Kata dokter Ros, obatnya di titipkan ke kamu. Apa benar itu?" tanya Evan. Siska mengangguk.
"Iya."
"Ya sudah, mana obatnya? Saya gak bisa lama-lama, masih harus meeting habis ini," ucap Evan sedikit memaksa. Mata Siska memicing.
Dih! Gak bisa sabar!, gumam Siska dalam hati.
Siska mengambil obat itu dengan asal. Lalu memberikan obatnya pada Evan. Evan segera menyimpan obat itu ke dalam sakunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEBUAH TAKDIR TUHAN
Romance[ UPDATE SETIAP HARI ! ] #1 in Takdirtuhan {27-29 April & 8-9 Mei 2020} #2 in Sebuahperasaan {27-29 April & 8-9 Mei 2020} Manusia sepintar dan sekuat apapun tak akan pernah ada yang tau tentang takdir. Siapa yang bisa merubahnya? Siapa yang tahu alu...