JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK UKAY😘
Note: Jangan kebanyakan sider yaa'
-----------------------------------------------------------Sudah berkali-kali Siska mondar-mandir di mejanya, entah apa yang mengusik pikirannya saat ini.
"Kamu tuh sebenernya kenapa?" tanya Lita yang mulai jengah dengan tingkah Siska.
"Hari ini jadwal chek-up dia," tutur Siska pelan.
"Dia?" ulang Lita.
"Ck! Si pemuda egois! Yang sok tenar itu!" jawab Siska kesal.
"Ya terus kamu maunya gimana? Kan udah jadi tugas kamu juga," ucap Lita bingung.
Siska menghela napasnya kasar lalu matanya berbinar ketika ia mendapatkan sebuah ide cemerlang.
"Nah gini aja deh kak. Kakak kan baik, cantik pula. Kakak minta sama dokter Ros biar jangan Siska lagi yang gantiin," ucap Siska sembari menampilkan puppy eyesnya.
"Siska ...." Lita terperangah tak percaya. "Kamu kan masih baru di sini, kamu enggak boleh kayak gitu. Jalani aja dulu, ya," sambung Lita memberi petuah.
"Huft ... kalau gitu Siska coba y--" Ucapan Siska yang belum selesai itu terjeda karena ketukan pintu.
Tok! Tok! Tok!
Siska menghela napasnya. "Iya silahkan masuk," ucapnya. Orang yang mengetuk pintu pun segera masuk ke ruangan Siska.
"Mana obat gue?" tanya Evan to the point.
Panjang umur, ucap Lita dalam hati.
Mata Siska memicing. "Bisa sopan, gak?!" bentak Siska sarkas.
"Cih! Di mana kehormatan lo? Atau lo mau gue laporin masalah yang kemaren?" ucap Evan dengan nada menyindir. Cowok itu menyunggingkan senyum miring.
Siska mendesis. "Lebih baik anda cari dokter lain aja deh, kalau anda emang takut mati sama saya!" Siska memutar matanya jengah.
"Maunya sih gitu tapi sayangnya gue cuma mengikuti kemauan dokter Ros," jawab Evan dengan senyum miring yang masih terpampang.
Siska menepis jarak di antara keduanya, "Masih punya kaki, 'kan? Masih punya mata juga? Mendingan lo ambil sendiri!" Siska langsung pergi meninggalkan ruangan tersebut dengan emosi yang menggebu.
"Ehm ... obatnya ada di laci, Pak. Saya permisi," ucap Lita yang kemudian ikut keluar, mengejar Siska.
"Ini pada enggak punya sopan santun banget sih!" Evan berdecak kesal. "Pasiennya malah ditinggalin gitu aja," sambungnya.
Di sisi lain, Siska masih saja merasa kesal dengan Evan.
"Apa sih maunya tuh orang! Argh! Kesel gue!" Siska mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Kenapa sih dokter Ros minta gue! Kalau tau pasiennya nyebelin, songong pula kayak dia, ogah gue!" maki Siska. Lita yang baru saja sampai di samping Siska pun mencoba menenangkan Siska.
"Udah lah Sis, lagian kamu ngapain coba pake kaya gitu tadi?" tanya Lita.
"Kakak liat sendiri 'kan tadi dia gimana? Siapa yang enggak kesel coba digituin? CEO tapi gak ada sopan santunnya! Mentang-mentang jabatannya tinggi!" ucap Siska jengkel.
"Yaudah lah Sis, kakak juga paham kok tapi kamu masih ingat, kan? Kamu di sini masih baru loh, apa lagi yang minta kamu buat gantiin jadwal adalah dokter Ros jadi, ya kakak harap kamu ngerti lah," ucap Lita menenangkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEBUAH TAKDIR TUHAN
Romance[ UPDATE SETIAP HARI ! ] #1 in Takdirtuhan {27-29 April & 8-9 Mei 2020} #2 in Sebuahperasaan {27-29 April & 8-9 Mei 2020} Manusia sepintar dan sekuat apapun tak akan pernah ada yang tau tentang takdir. Siapa yang bisa merubahnya? Siapa yang tahu alu...