sangat diharapkan vote dan komen dari teman2 semua. thanks. met baca!
note : abaikan typo dan eyd yang belum diedit dengan benar ya! tetap enjoy baca!Prolog
Ruang tamu rumah mewah itu dilengkapi alat pendingin suhu yang bekerja dengan baik. Akan tetapi Layla Shevalonica merasa gerah. Ia menggeliat gelisah di sela ciuman dan cumbuan sang kekasih. Layla tergoda menyambut hasrat yang sedang membakar mereka. Namun, sejumput akal sehatnya yang tersisa, memberontak.
Bibir Harvey Almanzo meninggalkan bibir ranum Layla, bergerak membelai rahang, lalu mengecup telinga sang kekasih.
"Harvey ...," desah Layla parau.
Desahan itu seperti cambuk api gairah yang mendorong Harvey kian berbuat jauh.
Ketika jemari pria itu mulai membuka kancing blus yang dipakainya, saat itulah Layla tersadar. Ia sudah terseret dalam arus gairah.
Layla membuka mata dan menatap Harvey dengan sayu. Ia menggeleng sementara tangannya menahan tangan sang kekasih bergerak lebih jauh.
Kilat tak senang melintas di iris gelap Harvey. Sejujurnya Layla takut membuat kekasihnya itu marah. Ia sangat mencintai Harvey. Bisa menyenangkan pria itu membuatnya bahagia. Namun satu prinsip yang tak akan Layla langgar. Tak ada seks sebelum menikah. Bilang saja ia kuno, maka Layla tak akan menyangkal. Prinsip Layla, seks hanya boleh dilakukan setelah menikah, tepatnya dimulai pada malam pengantin.
Harvey melepas pelukannya dan berdiri. Layla yang duduk di sofa, menatap pria itu dengan perasaan serba salah sembari menggigit bibir.
"Harvey ..., maaf ...."
Harvey menyugar rambut dengan frustrasi.
Sesaat, ketegangan menguar di ruangan itu.
"Harvey ...."
Harvey menghela napas panjang, lalu mengulas senyum dengan terpaksa. "Tidak apa-apa, Sayang." Harvey melirik arloji di pergelangan. "Sudah hampir pukul sepuluh, sebaiknya aku mengantarmu pulang."
Layla terdiam, lalu mengangguk pelan. Meski Harvey tampak memakluminya, entah mengapa, Layla yakin, pria itu gusar. Sayang, tidak ada apa yang bisa ia lakukan untuk menghilangkan kegusaran kekasihnya itu.
Keduanya pun beranjak meninggalkan rumah mewah Harvey.
***
Malam begitu hening. Harvey Almanzo duduk di kursi yang ada di balkon kamarnya di lantai dua, ditemani segelas anggur, yang sesekali disesapnya. Keadaan balkon cenderung gelap. Lampunya sengaja dipadamkan.
Harvey mendongak menatap langit malam yang bertabur bintang. Cuaca malam ini cerah, jelas berbanding terbalik dengan suasana hatinya.
Harvey gusar. Pada gairahnya yang tak terlampiaskan, juga pada sang kekasih yang berprinsip kuno. Enam bulan Harvey menjalin hubungan dengan gadis cantik berlesung pipi itu, tapi mereka belum pernah bercinta. Untuk diketahui, itu adalah rekor dalam kehidupan asmara Harvey. Ia tidak pernah menjalin hubungan, yang hanya sebatas ciuman dan cumbuan.
Layla berprinsip hanya akan bercinta ketika sudah menikah. Jadi bisa dipastikan gadis itu masih perawan, dan lelaki yang menjadi suaminyalah yang akan mendapatkan keperawanannya.
Sejujurnya Harvey sama sekali tidak peduli tentang keperawanan kekasihnya itu. Ia sendiri sudah tidak perjaka. Yang Harvey inginkan adalah bercinta dengannya. Selibat selama enam bulan membuatnya frustrasi. Memuaskan diri sendiri sama sekali tak menuntaskan hasratnya.
Harvey menghela napas panjang. Sampai kapan ia kuat bertahan dengan kondisi ini?
***
evathink
ig : evathink
24 apr 2020
vote dan komen, pleasee... thanks all!
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance
Romance[tamat-sebagian part sudah di unpublish secara acak!] Take Me To Your Heart series #2 Harvey Almanzo menikahi Layla Shevalonica semata-mata demi bisa menikmati kehangatan tubuh gadis itu. Sementara Layla, menikah dengan Harvey karena sungguh-sungguh...