10. Terlambat ke sekolah

100 59 1
                                    

Setelah Aya melontarkan amarahnya ia pergi meninggalkan pria itu, ia menaruh kucing itu di pinggir jalan dan langsung menaiki angkutan umum arah ke sekolahnya.

Dengan mulut yang terus menggerutu, menyumpahi orang yang hampir menabraknya itu dengan sumpah serapah. Saat ini Aya sudah sampai di depan gerbang sekolahnya yang sudah tertutup rapat. Tubuh Aya yang kecil membuat dirinya berjinjit untuk melihat ke arah dalam sekolahnya mencari keberadaan Pak Satpam.

"Assalamualaikum, Pak Toni, tolong bukain gerbangnya dong," teriak Aya berjinjit berpegangan gerbang. Pria paruh baya memakai seragam putih itu menghampiri suara yang memanggil namanya. Ia melihat dari lubang kecil pagar sekolah.

"Eh si Eneng, nggak bisa neng, udah telat," ujar Pak Toni selaku satpam di sekolahnya Aya.

"Yah, Pak, Aya cuma telat lima menit aja kok, tolong bukain ya Pak, ini pertama dan terakhir deh," Aya memang selalu datang ke sekolahnya tepat waktu, ia tidak pernah telat walaupun hanya satu menit, tetapi kali ini dirinya telat karena pria nggak becus itu.

Pak Toni tampak berpikir sejenak sebelum ia memperbolehkan Aya masuk, "bener ya neng?" Tanya Pak Toni.

"Iya Pak benar!" Jawab Aya semangat, dengan berbaik hati Pak Toni membukakan pintu gerbangnya untuk Aya. Aya tersenyum senang, "makasih banyak Pak," Aya berlari untuk masuk ke kelasnya.

Kelasnya berada di lantai tiga, membuat dirinya berlarian ngos-ngosan, kelasnya pun berada di paling pojok. Ia sudah sampai di depan kelasnya, sebelum masuk Aya mengatur napasnya dan merapikan seragam sekolahnya.

Tok, tok, tok..

Dirinya mengetuk pintu berwarna coklat lalu memegang gagang pintu itu lalu membuka pintunya. Semua murid dan guru melihat ke arah Aya yang baru saja datang, padahal Aya hanya telat lima menit tetapi ia tau betul bahwa sekolahnya sangat ketat dan tidak membuang waktu walau hanya satu detik pun.

Aya tersenyum canggung saat semua mata melihat ke arahnya, dengan perlahan ia berjalan mendekati seorang guru yang sedang berdiri di depan papan tulis sambil memegang spidol di tangannya. "Maaf Bu, saya terlambat," ujar Aya berdiri di hadapan guru itu.

"Saya tau tanpa harus kamu beritahu," guru yang bernama 'Mega' di nametagnya itu memang terkenal killer, dia adalah guru biologi.

"Tadi jalanan macet banget Bu, makanya saya telat lima menit,"

"Satu detik pun sangat berharga untuk saya, sudah tau kalau rumah kamu itu jalur macet, kenapa tidak berangkat lebih pagi? Cuma orang-orang seperti kamu yang tidak bisa menghargai waktu, " ucapannya sangat melekit di hati.

Aya tersenyum getir, dirinya melihat ke arah semua teman-temannya yang juga ikut melihat Aya. "Tadi saya sudah berangkat lebih pagi Bu, tapi karena ada kendala di jalan makanya saya jadi telat, Bu."

"Taro tas kamu dan silahkan keluar sampai jam mata pelajaran saya selesai," ucapnya melanjutkan pelajarannya. Aya pun berjalan menuju mejanya menaruh tasnya lalu kembali berjalan keluar kelas.

Aya menutup pintu kelasnya dengan sedikit kencang membuat guru itu tersentak, murid yang ada di dalam kelas pun menahan tawanya.

"Percuma aja gue lari-larian kalau nggak di bolehin masuk kelas," Aya berjalan menyusuri koridor kelas, dirinya tidak tau harus menunggu dimana selama tiga jam. Ia pun memilih untuk pergi ke kantin, karena tenggorokkan Aya juga merasa sangat kering.

RAYALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang