23. Chocolate

13 3 0
                                    

Hidup pasti akan menuntut kamu menjadi dewasa dan berpikir dewasa, walaupun dewasa tidak seindah 'katanya'.


Hari ini mungkin menjadi hari yang menyenangkan bagi murid sebelas IPA A, karena hari ini mereka bisa merasakan pulang cepat.

Aya, Ladya, Bianca, Gio, Azka dan Devan kini sudah berada di parkiran belakang tepat di depan kedai MaCan. Sedangkan Gaby dan Genta mereka sudah pulang terlebih dulu. Karena mereka berdua adalah sepasang sepupu dan juga rumah mereka satu kompleks itu mengapa Genta selalu mengantarkan Gaby pulang.

Hari ini mereka berniat untuk kumpul di tempat biasa karena banyak yang harus mereka lakukan. Tetapi kali ini Aya tidak ikut, kalian tau sendiri kan dirinya sudah ada janji dengan Dewa ular yang sangat menyebalkan.

Sama halnya dengan Gaby dan Genta. Hari ini Genta ditugaskan oleh orang tuanya untuk menjaga Gaby di rumahnya. Ah ralat bukan hanya hari ini tapi tiap harinya. Karena Gaby adalah seorang anak tunggal yatim piatu. Jadi sebisa mungkin Genta selalu berada di sampingnya.

"Ya, yakin gamau kita anter sampai halte?" Tanya Ladya. Aya hanya menggeleng sebagai jawaban.

"U okay?" Tanya Gio memastikan.

"Iya kenapa si lo? Belum minum aki ya?" Tanya Azka.

"Aki?" Devan berpikir bingung.

"Itu loh minum air mineral yang berasal dari air pegunungan." Jelas Azka.

"AQUA, BODOH!" Teriak Ladya menoyor kening Azka.

Azka hanya cengengesan, "ya maap namanya typo."

"Sinting." Ucap Bianca malas.

"Udah sana kasian bang Brandon pasti udah nungguin." Ujar Aya.

"Take care." Ujar Gio mepuk-puk kepala Aya.

Aya hanya mengangguk. Mereka pun langsung menaiki motornya masing-masing dan memakai helmnya.

Brum... Brumm.. Tin!

Setelah klakson mereka berbunyi Aya melambaikan tangannya kepada mereka. Lalau dirinya pun beranjak pergi menuju halte untuk menaiki angkutan umum.

Kali ini Aya benar-benar sibuk pada ponselnya karena seseorang yang membuatnya sangat jengkel.

Dia terus saling berkirim pesan singkat yang menyebalkan. Sampai tidak sadar bahwa ia telah sampai di halte. Ternyata disana sudah ada Dewa ular yang menyengir kuda di atas motor aerox kuningnya itu.

Aya menghela napas kasar, "kenapa lo?" Tanya Dewa tak santai.

"Bosen di jemput sama lo terus, sesekali dijemput Syakir Daulay kek." jawabnya.

Dewa memakaikan helm berwarna light blue kepada Aya, ia menyentil kening Aya dan berkata. "Kalau halu jangan keterlaluan, nanti gila." Aya mendengus sebal menghentakkan kakinya kesal seperti anak kecil membuat Dewa terkekeh, lalu ia naik ke atas motor Dewa dengan kedua tangan bertumpu pada pundak Dewa.

Mereka pun langsung membelah kemacetan siang hari di ibu kota Jakarta. Dewa terus berceloteh tetapi Aya sama sekali tidak menanggapinya Aya hanya pokus terhadap ponselnya, sesekali ia juga melawak yang sama sekali tidak lucu membuat dirinya menjadi orang freak.

RAYALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang