16. Apa maksudnya?

94 53 1
                                    

Kekejaman semesta mengajarkan kita realita yang ada sebagai pemberian istimewa dari sang pencipta.

"AAAAAAAAA, KESEL KESEL KESEL!" teriak Ladya menggema.

Setelah kejadian tadi, Aya memutuskan membawa Ladya ke dalam kamarnya. Sebelum Ladya melakukan hal yang tidak di inginkan didepan semua orang.

"Hahaha, gue masih ngakak banget sama muka lo Dy, pas tuh cowok bilang. Kita tak seiman." Gaby masih dengan tawanya, sesekali ia menyeka air mata yang keluar dari matanya akibat tertawa.

"Udah lah Dy, nggak usah diambil pusing. Lagian tuh om-om paling cuma bercanda," ujar Aya.

"Eummm, tapi kayanya gue pernah liat dia deh, dimana ya?" Aya mencoba mengingatnya.

"Dimana Ay? Siapa sih dia? Anaknya presiden? Bisa-bisanya ngomong begitu sama gue. Emang dia kira gue bakalan suka sama dia? Walaupun gue sama dia seiman, gue juga ogah kali suka sama om-om, ih mau gue tendang aja mukanya." Celoteh Ladya memukul-mukul udara bentuk pelampiasan kekesalannya.

"Nggak tau Dy, gue lupa. Nggak penting juga."

"Tau lo Dy, biasa aja sih, jangan ngomong gitu, kalau jodoh gimana?" Kekeh Gaby.

"Iya, nanti malah jilat ludah sendiri lagi," goda Aya.

"Amit-amit, iyuh."

"Udah ah sana kalian pulang, besok kan sekolah." Usir Aya.

"Anjir ngusir,"

"Nginep aja deh Ay," pinta Ladya.

"Gak. Balik sekarang!" Tegas Aya.

"Ah gak asik banget lo,"

"Bodoamat."

...

Saat tiba di bawah, ternyata umi, mamah, dan yang lainnya sedang mengobrol dengan seseorang. Rasa penasaran Aya meningkat, ia menghampiri sumber suara yang membuatnya penasaran.

Dua orang laki-laki memakai baju Koko, sarung, dan kopiah di kepalanya. Duduk di hadapan dua orang wanita yakni dia adalah umi dan mamah.

"Bentar, tunggu sini."

Aya masuk ke dalam ruangan itu, matanya terfokus kepada satu laki-laki, Aya menatap lekat mencoba mengingat siapa laki-laki tersebut.

Setelah mengingat, matanya membulat sempurna, dengan gencar Aya maju tepat di hadapan mereka.

"OM!" seru Aya membuat mereka yang sedang mengobrol tersentak kaget.

"Alya! Astaghfirullah, bikin kaget aja kamu." Kesal Irma mamah Aya.

Umi Sumi dan yang lainnya mengelus dada.

"Hehehe maaf mamah, sengaja."

Langkahnya terus maju, dirinya membungkuk terus menatap laki-laki itu.

"Fix! Lo om-om yang hampir bikin gue mati!" Sentak Aya.

Pria yang di panggil om itu pun mencoba mengingat apa yang di maksud oleh perkataan gadis yang ada dihadapannya saat ini. "Kamu gadis penolong kucing?"

RAYALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang