BAB XVII : Harapan untuk Berjuang Sekali Lagi

1K 117 7
                                    

Arjuna menyematkan senyumannya saat melihat Sadewa perlahan mendapatkan kesadarannya, Arjuna menggenggam tangan Sadewa berusaha memancing kesadaran Sadewa yang lebih lagi. Arjuna hanya ingin menunjukkan bahwa Sadewa harus berjuang sekali lagi, Sadewa harus bangkit sekali lagi. 

"Wa, denger suara mas?" Arjuna mengusap kening Sadewa, sedangkan Sadewa sedang mengerjapkan matanya untuk menjernihkan pandangannya. Sadewa ingin mengadu, bahwa seluruh bagian tubuhnya terasa sakit, namun suara bahkan tidak bisa keluar karena keberadaan selang ventilator di mulutnya. Sadewa mengedipkan matanya pelan, menatap Sadewa yang melihatnya dengan mata berkaca-kaca. 

"Mas punya hadiah buat kamu, mas punya sesuatu yang bakal buat kamu berjuang sekali lagi." Arjuna berbisik, kemudian menuntun pandangan Sadewa ke arah kanan dan mendapati kejutan luar biasa.

 "Ada bapak sama ibuk yang pengen memperbaiki semuanya, ada Mbak Sri yang pengen meluk kamu lebih banyak, ada Mas Bima yang sekarang udah sembuh, kalian pasti udah ketemu dan menyelesaikan salah paham diantara kalian kan? ada Nakula yang bakal berjuang bareng kamu, ada Arfin yang kangen berat sama kamu, ada teman-teman sekolahmu yang kangen sama kamu, kangen sama ketua OSIS mereka, guru-guru juga kepsek, Pak Damar, Bu Rini. Dengerin mas, kamu sama sekali nggak ngrepotin, mereka bahagia kenal sama kamu. Jadi, Sadewa mau berjuang sekali lagi?"

Sadewa terdiam karena tidak mampu membalas, matanya membaca satu per satu kalimat yang dituliskan mereka. Air matanya menetes karena terharu, dia tidak tahu kalau ternyata banyak orang yang menyayanginya, baik secara tersirat mau pun tersurat. 

Bukannya manusia menyadari dia tidak sendirian ketika melihat banyak orang berkumpul hanya untuknya?

Arjuna mengelus pelan surai hitam Sadewa, menatap tanda vital yang mulai mengalami kenaikan. Mereka sama-sama tersenyum, hingga senyuman itu luntur saat tubuh Sadewa mendadak kejang hebat. 

Semuanya panik, khawatir dan menjadi begitu sedih dan menyakitkan. 

Dokter candra berjuang begitu keras kembali membuat kondisi Sadewa stabil. Rasanya, baru tadi harapan itu ada, harapan itu akan menjadi nyata. Namun, semuanya mendadak buyar saat kemudian terdengar lengkingan panjang mesin EKG. Arjuna terpaku, menatap wajah pucat Sadewa yang tidak lagi membuka mata. 

Arjuna kira, kebahagiaan akan mampir barang sebentar ke dalam kehidupan keluarga Sadewa. 

TBC

DONG [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang