4 - ARUNAAA!

60.4K 7.7K 1K
                                    


"Run," panggil Egar.

"Apa?"

"Lo aja yang jadi pacar gue gimana? Mau nggak?"

Aruna sontak mengangkat kepalanya, menoleh ke Egar dengan tatapan tajam, begitu juga dengan Bella. Kedua matanya terbuka sempurna.

"LO NGGAK WARAS!" teriak Aruna dan Bella bersamaan.

Egar hanya mengedikkan bahunya dan kembali memainkan gamesdiponselnya. Aruna dan Bella menghela napas berat, sama-sama mengibaskan tangan mereka. Hawa disekitar mereka mendadak terasa panas.

"Tenang aja Bell, gue nggak bakal sedikitpun suka sama nih bocah," ucap Aruna meyakinkan.

"Lo aja nggak suka, gimana gue?" balas Bella sinis.

Aruna mengulurkan tangannya, menepuk-nepuk puncak kepala Egar sebagai keibaan.

"Sabar ya adek Egar."

Egar menarik tangan Aruna dari kepalanya, kemudian dengan cepat mencium punggung tangan Aruna.

"ThanksKak Aruna."

"EGAAARRR!!!" teriak Aruna. Ia cepat-cepat mengambil tissuebasah di tasnya dan mengusapi tangannya.

Bella melemparkan antiseptik kepada Aruna.

"Semprot biar kuman-kumannya mati."

Aruna mengangguk, melakukan perintah Bella, menyemprotkan antiseptik dipunggung tangannya.

"Se-najis itukah gue?" protes Egar.

"IYAA!" serempak Bella dan Aruna bersamaan.

Detik berikutnya, ketiganya tertawa. Seolah kejadian barusan sangatlah konyol. Begitulah Egar selalu berbuat gila dan sesukanya. Tapi tenang saja, selama ini yang dilakukan oleh Egar masih dibatas wajar dan termaklumkan oleh Bella dan Aruna.

Kedekatan mereka sudah seperti keluarga.

"Run, gue disuruh Arjuna antar lo pulang."

Aruna, Bella dan Egar berhenti tertawa karena kehadiran Bana yang tiba-tiba sudah ada dihadapan mereka.

"Kak Arjuna? Kok dia nggak ada nelfon gue?" bingung Aruna.

"Dia nelfon gue."

"Kok tum..."

"Mau nggak dianterin?" tanya Bana dingin.

"Mau mau mau," jawab Aruna penuh semangat. Tanpa pikir panjang Aruna segera berdiri, mengambil tasnya.

Sedangkan Bana sudah berjalan duluan keluar café menuju ke parkiran.

"Gue duluan ya, mau kencan dulu," pamit Aruna ke Bella dan Egar.

"Hati-hati," balas Bella dan Egar.

"Iyaaaa."

Aruna pun segera menyusul Bana. Ia pergi duluan meninggalkan Bella dan Egar.

"Kemana kita habis ini?" tanya Bella, meneguk minuman terakhirnya.

"Terserah, lo pingin kemana?" balas Bana, ia memasukkan ponselnya ke celana.

"Pulang aja deh."

"Dirumah lo ada orang?" tanya Egar.

"Pernah tau rumah gue ramai? Paling kalau ada salah satu yang meninggal di keluarga gue, baru rumah gue kayaknya ramai," jawab Bella hambar.

FILOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang