11 - Antara hati dan tindakan

61.4K 8K 2.6K
                                    


Assalamualaikum semua.  FILOVE alhamdulillah update lagi ^^

Oh ya sebelumnya aku perlu ngasih info nih biar semuanya nggak kecewa duluan. 

Aku posting FILOVE kemungkinan setelah ini nggak bisa setiap hari ya. Mungkin dua hari sekali atau tiga hari sekali. Pokoknya kalau aku nggak sibuk dan sempat posting pasti aku update. Maaf yaa. 

Info aku update FILOVE atau nggak bisa dilihat di Instagram @novelfilove yaa. Takutnya kalian udah nungguin ternyata belum update. 

Semoga kalian terus suka FILOVE, tungguin FILOVE update dan BACA FILOVE YAA ^^

SELAMAT MEMBACA ^^


*****

April. 2012

Arjuna, Bana dan Cica makan bersama di ruang tamu sembari menunggu Aruna dan Bella yang tengah sibuk bermain boneka. Kesibukan mereka bertiga setiap minggu seperti ini, jika tidak ada jadwal latihan basket di sekolah.

"Mereka nggak gila kan ngajak bicara boneka?" tanya Cica menunjuk Aruna dan Bella dengan sendoknya.

"Emang gitu mainnya," cibir Arjuna.

Cica mengangguk saja sembari memakan kerupuknya. Ketiganya terus memperhatikan Aruna dan Bella yang masih bermain tanpa bosan.

"Run, tadi waktu istirahat Toni bilang suka ke aku," ucap Bella tiba-tiba.

Arjuna, Bana dan Cica berhenti makan. Kedua telinga mereka terbuka lebar.

"Dia nulis surat atau bilang langsung?" tanya Aruna.

"Ngasih surat. Tulisannya jelek banget. Sumpah."

"Terus kamu jawab apa?"

"Aku buang suratnya, aku tolak dia," jawab Bella santai.

Arjuna, Bana dan Cica takjub dengan jawaban Bella. Semakin yakin bahwa gadis itu bukanlah anak biasa. Menyeramkan.

"Kenapa? Kan Toni cakep dan pinter. Dia sering nyontekin kamu," ucap Aruna lagi.

Bella menggelengkan kepalanya. "Kata Mama, pinter aja nggak bisa buat kamu bertahan di dunia kejam ini, kamu juga harus punya uang."

"Busyeeettt!!!" serempak Arjuna, Bana dan Cica. Piring di tangan mereka hampir saja terjatuh saking kagetnya mendengar perkataan bijak Bella.

Aruna mengerjap-kerjapkan matanya, "Aku nggak ngerti kamu ngomong apa."

"Hanya orang kaya yang ngerti, kamu nggak perlu ngerti kok Run," ucap Bella sembari tersenyum.

"Oke."

Begitulah pembicaraan singkat anak sekolah dasar yang setiap paginya masih ditemani oleh sponebob squarepants. Sangat dramatis.

Arjuna, Bana dan Cica langsung duduk merapat.

"Itu tadi bocah SD kan yang ngomong?" tanya Arjuna masih ragu.

"Bocah SD," jawab Bana.

"Jangan pernah nyentuh Bella. Mulutnya lebih tajem dari pisau. Gila tuh bocah," gidik Cica geleng-geleng.

Arjuna, Bana dan Cica langsung mematung ketika Bella tiba-tiba berbalik ke belakang, menatap ketiganya dengan tajam.

"Aku denger!"

FILOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang