12 - Kebahagiaan

57.2K 7.8K 2.8K
                                    


Assalamualaikum, alhamdulillah FILOVE  part 12 bisa update lagi. 

KALIAN KANGEN BANGET SAMA FILOVE? ^^ 

Maaf ya tiga hari yang lalu belum bisa update, asam lambung kambuh soalnya. Tapi, alhamdulillah sekarang udah lumayan membaik jadi bisa update lagi. 

SEMOGA SUKA YA DENGAN PART 12 NYA. SELALU SUPPORT DAN BACA FILOVE

SELAMAT MEMBACA ^^

****

Aruna mulai meracau sendiri, pasalnya ini sudah hampir dua minggu ia berusaha menjaga jarak dengan Bana. Ia berusaha untuk berpura-pura bahagia di depan Bana, dan itu bukanlah hal yang mudah.

Aruna sering tersiksa jika sudah sendirian. Tangannya berkali-kali sudah gatal ingin mengirim pesan ke Bana, tapi Aruna takut Egar akan memarahinya. Aruna pun memilih menahannya.

"Bell!! Bell!! Bell!!!" teriak Aruna tak sabar. Ia meluapkan kekesalannya di toilet sekolah.

"Apa lagi Run?" serah Bella mulai lelah namanya dipanggil-panggil terus oleh Aruna.

Aruna menoleh ke Bella.

"Gue udah kangen banget sama Kak Bana, gue udah nggak kuat!"

"Yaudah, samperin ke kantornya. Paling lo lihat dia lagi mesra-mesraan sama pacarnya," ucap Bella memanas-manasi .

Aruna medecak kesal, membayangkan saja sudah membuat darahnya naik ke ubun.

"Lo beneran nggak punya ide lain selain idenya Egar? Yang nggak nyiksa gue gitu?" tanya Aruna serius.

"Tentu aja punya," jawab Bella dengan bangga.

Kedua mata Aruna terbuka lebar, seolah mendapat cahaya harapan yang paling terang.

"Apa Bel? Serius lo punya?" semangat Aruna.

"Iya."

"Apa? Apa? Apa?"

Bella tersenyum sinis. "Hancurin Aurora."

Senyum Aruna langsung terbang begitu saja, napasnya memberat.

"Kan udah gue bilang, saingan kali ini cukup berat."

"Karena dia cantik? Kaya dan pinter?"

"Iya," lirih Aruna.

"Lo juga cantik dan pinter Run."

"Tapi gue nggak kaya."

"Makanya kayak gue, biar kaya," songong Bella.

Aruna menahan tangannya untuk ia layangkan ke kepala Bella. Selalu saja gadis itu menyombongkan duniawi yang dimilikinya.

"Udahlah serahin ke Egar. Dia ahlinya."

Aruna menyinis. "Beneran ahlinya? Tapi dari dulu sampai sekarang kok masih nggak bisa dapetin hati lo?"

"It... Itu beda cerita lagi," balas Bella gugup.

Aruna melipat kedua tangannya, menaruhnya di dada.

"Lo jujur ke gue deh Bell. Lo sebenarnya suka kan sama Egar?"

"Lo gila? Ngapain gue suka Egar!" balas Bella tanpa pikir panjang.

"Serius lo nggak ada perasaan sama sekali ke Egar?"

"Nggak ada!"

"Kenapa? Dia baik, ganteng, teru...."

"Baik dan ganteng aja kan?" potong Bella cepat.

FILOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang