hari ini giliran dita, dipta, bagas dan dya yang bergerak. mereka mencari alamat rumah dipta, namun sayangnya alamat yang tertera di biodata dipta itu salah.
"hadeh, hidup lo drama amat, dip," celetuk bagas sambil menyetir.
"terus gimana?" tanya dya kepada dita.
dita nampak berpikir sejenak kemudian membuka suara, "mending kita makan dulu deh, ini udah mau sore dan kita belum makan siang."
sejujurnya dita sekarang buntu, dia bingung harus berbuat apa. alamat dipta palsu dan perusahaan ayahnya dipta mereka tidak tau yang mana.
seharusnya dia tidak berjanji akan membantu dipta, tapi sudah terlanjur dan jika ia berhenti membantu dipta, dipta harus mencari orang yang mau membantunya lagi.
dita masih memiliki hati nurani, jadi dia tetap akan berusaha semampu yang ia bisa untuk membantu dipta.
mereka sedang menyantap makan siang mereka sambil mengobrol dengan random topik, membuat dipta kesal karena merasa terlupakan.
"jadi kita harus gimana, dit?" tanya dipta, karena sedari tadi tidak ada yang membahas langkah selanjutnya.
dita, dya dan bagas terdiam saling menatap satu sama lain. dita berdehem, "ke rencana B."
bagas menggeleng, "enggak-enggak, gue lagi perang dingin sama bokap gue, ogah banget gue negur deluan."
dya mentap tajam bagas, "bagas, lo harus mau, gue ga mau tau!"
"iya iya, ntar malam gue tanyain ke bokap gue soal perusahaan bokap dipta, lagian dita lo juga bisa nanya ke bokap atau nyokap lo," gerutunya kemudian menusuk steak pakai garpu kemudian memasukannya ke dalam mulut dan mengunyanya dengan cepat.
setelah makan mereka langsung pulang, namun mata dita tertujuh pada pakaian dipta. dipta sudah 4 hari cuman pakai pakaian itu terus, setelah mandi dia cuci dan dia keringkan di pengering mesin cuci, terus sendal yang dia gunakan juga sendalnya dya dan sudah pasti kekecilan.
"kita ke mall dulu, gas!" seru dita.
"ngapain?" tanya bagas yang sedang menyetir.
"udah, nurut aja!" jawab dita.
"yey, shopping!" sorak dya.
sepanjang perjalanan dipta hanya diam dan memandang keluar jendela, karena tidak terlalu tertarik dengan topik pembahasan mereka. namun, ketika melewati salah satu perusahaan rasanya dia tidak asing.
"perusahaan itu besar banget," ujar dipta sambil menunjuk perusahaan yang dia maksud.
"oh, itu perusahaan bokapnya dita," jawab beomgyu.
____________________
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SOUL, skerrydase ✓
Fanfictionsemasa hidup hingga meninggal, hanya kesedihan dan kesakitan yang ia rasakan; membuat dia kehilangan ingatannya ketika telah menjadi arwah. __________________________ ©2020, tataroom