19.「s」

312 70 2
                                    

setelah semalaman begadang di rumah 2shin, dipta bangun agak kesiangan. dia langsung menuju dapur mendapati gina yang sedang sarapan sendirian.

"dip, sarapan yuk!" ajak gina.

dipta mengangguk kemudian duduk dan menuang air minum ke gelas dan meneguknya.

"dip, gue udah selesai sarapannya, gue mau ke rumah bonyok gue, nanti lo sampein ke dita sama dede ya." pamit gina, dipta mengangguk kemudian gina pergi.

nyawa dipta rasanya belum sepenuhnya terkumpul saat ini dan tiba-tiba perutnya sakit. dia berlari ke toilet yang berada di bawah tangga. setelah selesai dengan urusannya di toilet dipta keluar dari toilet dan sekarang nyawanya sudah sepenuhnya terkumpul.

dia keluar dari toilet kemudian ingin ke kamar dede dan membangunkan dede, namun langkahnya terhenti ketika melihat pintu kamar dita yang berada di lantai 2 terbuka.

dari bawah bisa dia liat pintu kamar dita terbuka, dia langsung ke kamar dita, karena tidak biasanya dita membiarkan pintu kamarnya terbuka.

dipta terkejut ketika mendapati dita terbaring di lantai, dengan gerakan cepat dipa mengangkat tubuh dita ke atas ranjang.

dipta menghubungi dya, tidak menunggu lama dya datang kemudian merawat dita dan sekarang dipta terlihat cemas.

"gue gapapa kali, dip," ujar dita  yang terbaring lemah di atas ranjang.

"aduh, dit, makanya jangan telat sarapan! ntar maag lo kambuh." omel dya sambil memijit telapak tangan dita yang sempat mati rasa.

iya, dita punya maag akut, kalau terlambat makan maagnya akan kambuh seperti tadi.

"dit, gue ga mau liat lo kaya tadi lagi, jadi jangan telat makan lagi!" seru dipta dengan lembut.

"duh, perhatian banget masnya." celetuk dya dengan senyuman jahilnya.

"eh, dip, lo juga belum sarapan. sarapan gih! bangunin dede, sarapan bareng!" seru dita, dipta mengangguk.

"lo udah minum obat, makan bubur, berarti sekarang lo tidur. gue balik dulu, ntar gue ke sini lagi," pamit dya.

dita mengangguk dan tersenyum, "makasih, dy."

beberapa saat kemudian dipta datang dan dita belun tertidur dari tadi. dipta menarik kursi dan duduk di samping ranjang dita.

"maaf ya, gara-gara gue rancana selanjutnya ketunda," kata dita.

dipta menggeleng, "enggak, bukan salah lo dan juga yang paling penting sekarang adalah kesehatan lo, bukan rencana selanjutnya."

____________________

THE SOUL, skerrydase ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang