sorry for typo(s),
happy reading <3____________________
dita menarik hoodie, menyambar kunci mobil, dompet dan handphonenya yang berada di atas nakas. dengan langkah cepat ia menuruni tangga sambil memakai hoodienya. dia berjalan ke dapur dan mengambil payung, setelah itu ke kamar dipta; mengambil hoodie milik dipta.
dita keluar dan mengunci pintu rumahnya, kemudian membuka bagasi dan mengeluarkan mobilnya, tak lupa ia menutup bagasinya kembali. dita pun menginjak pedal gas dan keluar dari pekarangan rumahnya.
dita menyetir mobil sangat lambat sambil mencari keberadaan dipta. dita sangat cemas sekarang.
"lo jahat banget, dit, udah marah ga jelas sampe ngusir dipta." gumamnya; menyalahkan dirinya sendiri.
sekarang dita mulai berpikir yang tidak-tidak, mungkin dipta sudah pulang ke asalnya atau dipta kehujanan dan kedinginan.
dita sangat cemas, tapi sebenarnya dia bukan cuman camas, melainkan perasaannya seperti tidak enak ketika memikirkan dipta, seperti ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya.
tanpa dita sadari air matanya telah jatuh membanjiri pipinya. dita menepihkan mobilnya kemudian menangis sejadi-jadinya. dia tidak tau kenapa dia sampai secemas dan sesedih ini.
ketika dita mulai merasa mendingan dan sudah berhenti menangis, dia menyalakan mobilnya kembali dan kembali pulang ke rumah, karena sekarang sudah pukul 1 pagi.
dita masuk ke dalam komplek dan tiba-tiba dia teringat pertama kali ia bertemu dengan dipta di blok f. entah dorongan dari mana dita memutar menuju blok f.
dapat dita lihat dari jauh seorang pria yang sedang bersandar di bagasi rumah nomor 08 blok f; rumah kosong tempat ia bertemu dengan dipta.
dita keluar dari mobil dan memakai payung menghampiri dipta yang basah kuyub, berjongkok sambil memeluk lututnya.
dipta tersenyum menatap dita, "gue kira lo ga bakalan nyariin gue."
"lo kok goblok banget? tolol, gila, bodo, sinting!!" pekik dita kemudian menangis.
dipta tersenyum, "jangan nangis, lo tambah jelek kalo nangis."
"kenapa lo langsung pergi?" tanya dita, mengabaikan ucapan dipta barusan.
"lo yang suruh, jadi gue pergi." jawab dipta.
tangis dita semakin menjadi-jadi, dipta berdiri kemudian merangkul dita; agak membuat jarak karena dia basah kuyub, "lo kok nangis? seharusnya gue yang nangis karna udah lo usir."
dipta membawa dita ke dalam mobil dan sekarang mereka diam di dalam mobil, karena dipta tidak bisa menyetir dan dita masih menangis.
dita menghapus sisa air matanya, "lo jangan pernah pergi ninggalin gue."
____________________
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SOUL, skerrydase ✓
Fanficsemasa hidup hingga meninggal, hanya kesedihan dan kesakitan yang ia rasakan; membuat dia kehilangan ingatannya ketika telah menjadi arwah. __________________________ ©2020, tataroom