dita yang tidak tahan lagi langsung mendorong tubuh dipta agar sedikit menjauh dan berhenti menghapus air disekitar hidung dan bibirnya. dita serasa sakit jantung, karena jantungnya berdetak sangat cepat.
dita berdehem sambil mengipas-ngipas wajahnya yang sedang padas dengan telapak tangannya, "g-gue mau makan."
dita berbalik menuju kulkas, namun tangannya ditahan oleh dipta, "jangan menjauh, dit, gue ga bisa kalo lo jauh-jauh dari gue."
deg!
dita menoleh, "k-kenapa ga bisa?"
"ga tau, rasanya perasaan gue kosong kalo lo ga ada dari pandangan gue atau lagi jauh dari jangkauan gue." jawab dipta.
dita berdecak, "ngomong apa sih, dip?"
dipta tersenyum kemudian menarik dita ke dalam pelukannya dan memeluk gadis itu dengan sangat erat. mata dita membulat, jantungnya ingin melompat keluar.
"gua ga tau mau ngomong apa, tapi jantung gue kayanya bisa kasih tau lo apa yang ingin gue omongin," kata dipta.
dapat dita dengar detak jantung dipta yang berdetak sangat cepat.
"dit, gue suka sama lo, tapi gue ga bisa janjiin apa-apa buat lo," lanjut dipta.
"kalo gue minta lo untuk tetap tinggal sekali pun lo harus pergi, lo ga bisa?" tanya dita.
dipta melepas pelukannya memegang kedua pundak dita dan menatap dalam mata gadis itu, "gue ga bisa, sekali pun gue ingin tinggal, dit. tapi, gue ingin lo tau, sekali pun nanti dunia kita berbeda gue tetap akan suka, sayang dan cinta sama lo revandita chaeryeong basahari."
prang!
dipta dan dita sontak berbalik ke sumber suara, terlihat gelas pecah berserakan dan gina sedang menatap mereka berdua dengan tatapan yang susah mereka jelaskan.
"kalian pacaran?" tanya gina.
tidak ada jawaban.
"kalian pacaran dan udah tinggal seatap?!!! astaga, dita... kaka, mama sama papa ga pernah ajarin lo kaya gini, dek!" omel gina.
"bu-buka giㅡ
"kalian udah tinggal seatap dan dipta mau ninggalin lo gitu aja?ㅡenggak, ga boleh, dipta harus tanggung jawab!!" potong gina.
"kak gin, ga gitu, kak...." rengek dita yang sudah ingin menangis.
____________________
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SOUL, skerrydase ✓
Fanfictionsemasa hidup hingga meninggal, hanya kesedihan dan kesakitan yang ia rasakan; membuat dia kehilangan ingatannya ketika telah menjadi arwah. __________________________ ©2020, tataroom