BAGIAN 24 : KENCAN PT.2

645 26 0
                                    

F R I E N D Z O N E
.

.

"Kamu hanya perlu tahu, bahwa aku sangat menyayangimu."

.

SELAMAT MEMBACA

~~~

R

eina melangkah pelan saat tiba di depan kelas, ia menghentikan langkahnya. Alex memandang Reina dengan bingung, pasalnya saat tiba disekolah wajah Reina terlihat sedang memiliki masalah. Alex memegang pundak Reina, dengan spontan Reina menengok ke arah Alex.

"Kenapa?." Tanyaku

"Kamu yang kenapa?, kelihatanya kayak ada masalah, hm?," Alex balik bertanya kepadaku, aku menggelengkan kepala membalas pertanyaanya, pasalnya aku belum menceritakan tentang kemarin saat aku bertengkar dengan Bella.

"Kamu serius?," Alex kembali bertanya untuk memastikan, aku mengangguk lalu tersenyum tipis "Mungkin, aku lapar? Tadi aku ga sempat sarapan," Balasku membuat Alex terkekeh kemudian menarik tanganku perlahan menuju arah kantin.

Alex menyuruhku duduk di salah satu kursi yang tersedia kemudian berjalan ke arah penjual untuk membelikanku sesuatu untuk dimakan. Aku terdiam menatap tanganku, pikiranku melayang mengingat kejadian kemarin, aku belum menghubungi Bella untuk menjelaskan semuanya, termasuk tentang perasaanku kepada Revan. Lamunan ku terpecah ketika Alex menarik kursi dihadapanku dengan membawa sekotak susu dan roti ditangannya, lalu memberikannya kepadaku.

"Nih di habisin ya."

"Makasih," Balasku mengambil sekotak susu dan roti yang Alex belikan "Kamu gak beli?," Tanyaku ketika melihat Alex hanya terdiam sembari menatapku.

"Aku udah sarapan dirumah," Jelasnya

Aku mengangguk kemudian meminum susu yang Alex belikan "Mami kamu udah sehat?," Tanyaku dibalas anggukan oleh Alex "udah mendingan, papi juga udah pulang. Makanya aku masuk sekolah," Balasnya

Waktu menunjukan pukul 7 kurang 5 menit yang artinya sebentar lagi guru akan memasuki kelas, aku beranjak dari kursi mengambil roti yang belum sempat aku makan dan memasukkannya kedalam tas, kemudian mengajak Alex untuk ke kelas. Pagi ini pelajaran matematika, gurunya cukup killer yaitu Bu Susi ,ia tidak akan mentoleransi bila ada siswa-siswi yang telat bahkan hanya semenit.

Aku menyuruh Alex untuk mengintip kedalam kelas, apakah sudah ada gurunya atau belum. Alex kemudian menghembuskan nafasnya lega "Belum ada, ayo kita buruan masuk," Ajaknya kepadaku

Aku melangkahkan dengan pelan ketika melihat Bella yang sudah berada di tempat duduknya, yaitu disampingku. Kemudian beralih menatap Revan yang baru saja aku lihat sejak kemarin, aku tidak bertemunya bahkan dirumah tadi karena ia berangkat lebih awal dari biasanya. Mamih Revan sedikit curiga kepadaku dan Revan, mamih Revan mengira aku dan Revan sedang bertengkar. Kemudian aku menjelaskan bahwa semuanya baik baik saja.

Aku mendudukkan diriku, lalu melirik Bella yang terlihat acuh tak acuh terhadapku. Tidak lama kemudian Bu Susi guru matematika memasuki kelas, aku dan teman sekelas mengucapkan salam, kecuali Bella yang hanya terdiam menatap ke arah depan.

"Baiklah anak-anak buka buku paket kalian,Bab 3 halaman 232 dan kerjakan, lalu dikumpulkan didepan," Ujar Bu Susi memberikan kami tugas, beberapa dari kami ada yang protes sebab Bu Susi belum menjelaskan apa-apa tentang bab ini namun sudah disuruh mengerjakan tugas. Alex terlihat acuh, sebab ia cukup pintar, walaupun tidak dijelaskan ia pasti mengerti. Kemudian aku menoelnya dengan jari telunjukku, Alex memutar tubuhnya kearah belakang dan tersenyum kepadakku, ia memang duduk didepan ku sebab guru guru ingin sistem tempat duduknya laki-laki didepan kemudian dibelakangnya perempuan dan dibelakang nya lagi laki-laki dan seterusnya.

Friendzone [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang