F R I E N D Z O N E
.
."Satu hari saja bersamamu, rasanya sudah lebih dari cukup bagiku"
.
.S E L A M A T M E M B A C A
~~~
Pagi hari di hari sabtu adalah surga dunia bagiku, aku duduk di kursi taman yang berada dirumah Revan, aku mengadakan wajah ke atas sembari merentangkan tangan kiriku didepan wajah untuk menghalau sinar matahari. Aku sangat suka sekali mentari pagi, angin berhembus, menyibak rambutku kebelakang.
"Kebiasaan lo, ga pernah berubah."
Aku menurunkan tangan kiriku, melihat seseorang yang sedang berdiri di hadapanku,yaitu Revan. Aku tersenyum sekilas, aku masih merasakan suasana yang cukup canggung diantara kami, setelah dua hari Revan yang terlihat menghindariku.
"Ya, begitulah," Jawabku merespon ucapannya ia tersenyum mendengar jawabanku. Revan duduk disebelahku, membuat jantungku berdegup kencang, ia merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan, aku baru menyadarinya ternyata ia baru saja selesai berolahraga.
"Hari ini, mau nemenin gue gak," Ujar Revan membuatku mengalihkan wajah ke arahnya "kemana?," Tanyaku
"Jalan-jalan?."
"Jalan-jalan kemana?."
"Mmm.., taman hiburan?," Jelasnya
Aku tertawa pelan, Revan sangat menyukai taman hiburan, jika sudah berada ditaman hiburan dia bisa saja bermain hingga taman hiburan tersebut berhenti beroperasi alias tutup.
"Berdua?."
"Ya, berdua aja."
Aku mengalihkan wajahku yang terasa memanas entah mengapa memikirkan hanya kami berdua saja membuat ku sangat senang.
"Oke, jam berapa?." Tanyaku berusaha mengendalikan diri, Revan terlihat berpikir sejenak, aku sengaja menanyakannya, sebenarnya tanpa ditanya pun aku sudah bisa menebak bahwa Revan akan menjawab sore hari. Ia memang sangat menyukai taman hiburan, tetapi tidak saat siang, ia lebih memilih bermain ke taman hiburan disaat matahari sudah tidak terik-teriknya sekitar pukul empat sore.
"Jam empat, lo tau. Gue suka taman hiburan tapi gasuka kesana pas siang-siang," Ujarnya membetulkan semua tebakanku, aku tersenyum lebar.
"Oke."
🌻🌻🌻
Tepat pukul empat sore hari, kami sudah berada di taman hiburan. Revan merentangkan tangannya dan tersenyum sangat lebar. Ia terlihat sangat tampan mengunakan kaos putih yang dipadukan dengan jaket dan celana jeans. Sedangkan aku mengunakan kaos putih tanpa lengan tak lupa dengan kamera yang menggantung di leherku.
Revan menarik lengan ku perlahan, mengajaku untuk memasuki sebuah toko bando. Ia memilihkanku bando Mickey mouse kartun kesukaan ku, lalu membayar bando tersebut. Kemudian kami pergi untuk bermain salah satu wahana kesukaanku, yaitu Rollercoaster. Setelah menaiki rollercoaster Revan mengajakku untuk mencari wahana lainnya. Aku berjalan duluan mendahuluinya, yang terlihat sedikit sempoyongan akibat wahana yang baru saja kami naiki.
"Ayo Rev, gimana sih baru gitu aja, udah sempoyongan," Ujarku berhenti berjalan saat menatapnya yang juga sedang berhenti. Ia kemudian mengeluarkan ponsel dan mengarahkan ke arahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone [On Going]
Teen FictionKata siapa mempunyai sahabat lelaki itu selalu enak ? Buktinya buat gue engga. Gue mencintaii dia tapi dia cinta temen gue. Gue tau kalo persahabatan antara laki2 dan perempuan pasti salah satu ada yang jatuh cinta. Gue terjebak di friendzone. Kalia...