BAGIAN 25: MAAF...

554 27 5
                                    

F R I E N D Z O N E
.

.

S E L A M A T M E M B A C A
.
~~~

Matahari siang hari ini sangat terik, waktu menunjukkan pukul dua belas siang, waktunya jam istirahat untuk siswa dan siswi. Aku memilih untuk menghabiskan waktu istirahat siangku di kelas, ditemani dengan novel yang separuh ceritanya sudah aku baca. Hari ini masih sama, Bella masih belum mau berbicara kepadaku. Kami masih diam-diaman, bukan aku tidak berniat memulai pembicaraan duluan, aku sudah mencoba namun Bella selalu saja mengalihkan perhatian saat aku mulai berbicara.

"Kamu gak ke kantin?," Tanya Alex kepadaku

Aku menggelengkan kepala, tatapanku masih fokus terhadap novel yang sedang aku baca. "Kalau gitu aku mau ke kantin ya. Kamu mau nitip apa?,"

Aku menatapnya kemudian menggelengkan kepalaku, saat ini aku sedang tidak mood untuk makan apa-apa, Alex kemudian mengangguk dan berlalu pergi ke kantin bersama temannya yang lain. Sedangkan Revan sudah pergi duluan ke kantin bersama Angga,keadaan kelas sangat sepi, hanya tinggal aku dan Bella. Aku merasakan suasana yang sangat canggung diantara kami berdua, aku berniat melanjutkan membaca novelku di perpustakaan dan membiarkan Bella sendiri menikmati video yang sedang ditontonnya di handphone dengan menggunakan earphone.

Aku beranjak dari kursiku, baru satu langkah aku berjalan sebuah suara mengintrupsiku. "Rein," Panggil suara tersebut yang sangat aku kenal. Bella.

"Ya?," Aku menoleh ke arah Bella yang sedang melepaskan earphone di telinganya, lalu berdiri berjalan ke arahku.

Aku menatapnya saat ia tiba didepanku "Kena-" Ucapanku terpotong karena tiba-tiba saja Bella memelukku dengan sangat erat, aku dibuat bingung olehnya.

"Maaf," Gumamnya

Aku masih terkejut dengan perlakuannya yang memelukku secara tiba-tiba, rasanya sangat aneh, karena keadaan kami sedang tidak baik-baik saja.

Bella melepaskan pelukkannya terhadap diriku, ia menatapku dengan senyum tipis diwajahnya "Maafin, gue ya. Kemarin gue kebawa emosi," Jelasnya

Baru saja aku ingin membuka mulut membalas ucapannya, ia sudah terlebih dahulu menggenggam tanganku, lalu berkata "Maaf, maaf, maaf. Gue gabisa ngontrol emosi gue. Maaf gue ngelampiasin amarah gue ke lo"

Aku mengerutkan dahi bingung, ngelampiasin amarah? Bella marah sama orang dan ngelampiasinnya kepadaku? Bukankah itu aneh? Sedangkan aku tidak memancing emosinya waktu itu, aku hanya sedang bertanya baik-baik kepadanya.

Ia mengenggam tanganku lebih erat, lalu tersenyum sangat lebar, seolah tidak ada yang terjadi diantara kami berdua. Aku memandang lurus kearah matanya, disana terpacancar ketulusan, lantas aku membalas senyumannya dengan sangat lebar, menghilangkan semua pemikiran burukku tentangnya.

Ia kemudian merangkul pundakku dan tertawa kecil "Mau ke kantin?," Tawarnya aku mengangguk mengiyakan, sekarang moodku sudah sedikit membaik.

"Bentar naruh novel dulu di meja," Ujarku berjalan ke arah tempat dudukku, aku tidak sengaja melihat ponsel Bella yang menyala, memperlihatkan wallpaper handphone nya yaitu foto dirinya dan Revan yang terihat sangat bahagia. Aku tersenyum miris didalam hati, menertawakan perasaanku yang masih saja sangat sakit ketika melihat mereka berdua.

Friendzone [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang