Bel sekolah berbunyi kembali yang menandakan sudah saatnya belajar kembali. Mentari kini sudah menggeser ke arah barat, namun sayangnya mentari tidak begitu terang. Memang cuaca tidak bisa di tebak. Beberapa jam kemudian langit mendung. Dan langit kembali menangis. Menurunkan tetes demi tetes air yang menyejukan.
اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا
“Allahumma shayyiban nafi’an. (Ya Allah, curahkanlah air hujan yang bermanfaat)." (HR Bukhari dari Aisyah RA).
Azza membaca lafal doa tersebut dalam hati.
Suasana kelas kini cukup ramai. Apalagi saat ini sedang ada jam kosong, sebab saat mengajar guru yang di tugaskan sedang ada keperluan sehingga hanya memberikan tugas.
Lain dengan Azza, dia yang telah tenang menatap jendela yang basah terkena air hujan. Bukan hanya jendela karena kini semua alam telah di guyur oleh tangisan langit.Lihat bagaimana langit menangis, bumi masih setia untuk tempatnya jatuh.
Lihat pula air yang kini terus jatuh, meskipun dia terjatuh dia tak pernah mengeluh.
-Azzalea Zalfa Humaira-Kringggggggggggggggggg
Bel sekolah berbunyi. Menandakan semua pelajaran telah usai. Sorak gembira dari para siswa. Semua siswa berhamburan keluar untuk pulang. Lain dengan Azza, dia begitu tenang dan santai menikmati hujan. Tanpa sadar handphone nya bergetar.
-Fauzan Julid-
Saya menunggu kamu di halte-Pinces Azza-
Ya tunggu sebentarAzza pun bergegas menuju halte. Dia melihat Fauzan, dia melongo lantas Fauzan begitu tampan apalagi melihat Fauzan basah kuyup dengan rambut yang cukup basah.
"Assalamualaikum, Azza mari kita pulang" ajak Fauzan
"Wa...wa... Washimmmmmm, Wa alaikumsalam" jawab Azza.
"Astaghfirullohal'adzim kamu bersin Za, ini kamu pake jaket saya aja"
"Nda usah mas, mas sendiri juga basah, sudah nanti mas sakit pakai saja jaketnya buat mas"
"Kamu ini rewel, udah pakai saja, ini sudah menjadi kewajiban saya untuk menjaga kamu"
Tanpa aba aba Fauzan langsung memakaikan jaket untuk Azza. Tidak bisa di percaya suaminya yang bersifat dingin kenapa justru baik kepadanya.
Di sisi lain Ahmad dan Riko melihat kejadian itu. Ahmad masih bertanya tanya di hatinya. Siapa lelaki itu? Kenapa dia sangat dekat dengan Azza?
Melihat Azza yang kini telah pergi dengan Fauzan dada Ahmad serasa sesak melihat kejadian itu.
Rapuhhh.
Ya itu yang sedang di rasakan oleh Ahmad.
Bersambunggg.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Relung Azza🍁(END)
Teen FictionDi usianya yang kini menginjak 17 tahun Azza harus merasakan menjadi ibu rumah tangga. Dimana dia harus membagi waktu sebagai mana seorang istri dan seorang siswi sekolah yang harus mewujudkan cita-citanya menjadi penulis. Karena Azza telah di jodo...