Adzan subuh kini telah berkumandang. Azza mendapati suaminya yang masih tidur. Dia menatapnya lekat lekat. Bagaimana bisa dia jatuh hati. Hidung yang mancung di tammbah rahang yang tegas, semakin menambah ke elokan pria tersebut.
Lalu Azza pergi dari tempat tidur untuk mengambil wudhu. Usai berwudhu Azza pun membangunkan Fauzan untuk solat subuh berjamaah.
Usai sholat Azza bergegas membereskan mukenanya, bagaimana dia tak malu dia telah di buat manusia yang paling bahagia oleh suaminya.
"Buru-buru amat neng, emang situ ga cape nunduk terus" goda Fauzan. Namun sama saja Azza masih diam karena malunya itu di tambah lagi kini pipi Azza telah merona.
"Ya allah Za, kenapa di saat seperti ini pipi kamu itu sering merah" ledek Fauzan.
"Hiiihhhh, Azza malu tau"
" Malunya itu seharusnya tadi malem sayang, " kata Fauzan sambil mengusap pucuk kepala Azza.
"Ah udah lah bisa pingsan Azza kalau lama lama sama mas, aku mau bikin sarapan dulu bayyyy" kini Azza telah pergi meninggalkan Fauzan di kamarnya itu.
💐💐💐
"Selamat pagi ayah"
"Pagi,"
"Lho ayah kapan pulang?"
"Tadi, sayang usai sholat subuh"
"Ooh, oh iya yah, ayah mau sarapan pake apa? "
"Terserah, yang penting enak kalau sehat"
"Baiklah, hari ini Azza bakal masak ayam goreng sama tumis kangkung"
"Nduk, Fauzan udah bangun? "
"Udah, lagi mandi tadi si yah"
"Ooh"
"Assalamualaikum, yah"
"Wa alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, mari sini nak sarapan"
"Enggih yah"
"Ayah, hari ini Azza harus pulang ikut dengan mas Fauzan, karena Kyai Ridwan akan mengadakan Bazar Islam di area pondok yah, apakah ayah mengizinkan?" tanya Azza.
"Oalah gitu toh, kayanya seru, baiklah ayah mengizinkan kamu"
"Terima kasih ayaaahhh" jawab Azza sembari memeluk ayahnya.
Usai sarapan Azza pun bersiap siap. Usai beberes mereka pun berpamitan. Fauzan dan Azza mulai memasukan barang barangnya ke dalam mobil.
"Dah ayaaaaahhhh, Azza pamit ya, Assalamualaikum"
"Wa alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, iya nduk, hati hati ya"
Di sepanjang perjalanan Azza hanya terdiam sembari melihat langit yang biru. Dis tak senggan mengambil memo kecil yang selalu di bawa kemana mana.
Lalu Azza celoteh kata
Terimakasih wahai Pencipta hati, terimakasih juga pada mu Muhammad Fauzan Al-Ghifairi setidaknya kau pernah menjadi dinding es yang keras, namun matahari tak pernah lupa akan tugasnya mengahangatkan semesta sehingga es pun akan meleleh.
Diam diam Azza menggulum senyum. Lalu tanpa sadar dia telah di pandang oleh suaminya.
"Ada apa? Ko senyum senyum sendiri" tanya Fauzan.
"Engga papa mas, cuman itu langitnya cerah sekali hari ini"
"Oh iya, hanya itu?"
"Iyaaaaaa mas"
"Azza, apakah kamu mencintaiku"
"Sangaaaaatttttttttttt cintaku kepadamu akan sejajar dengan ayahku mas, karena kalian lah yang telah memberiku banyak warna di setiap deru nafas ini"
"Terimakasih kamu telah menjadi makmumku," saut Fauzan sembari menggenggam tangan Azza.
🌹🌹🌹
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Haloo lailatu saidah semuaaaaaaa selamat malam, terutama malam minggu hayooo siapa yang hari ini jadwal ngedate sama si doi 🤭
Kalau aku si suka di rumah sambil menikmati susu dingin dengan cemilan xixi :V
Tak pernah lupa juga dengan dunia halusinasiku ini :V
Hari ini aku sangat gembira karena usaha dan doa tidak pernah mengkhianati hasil, karena doa kalian teman teman aku berhasil mendapatkan nilai terbaik di tahun ini, semoga aku bisa lebih baik dan lebih giat lagi yaaaa :)
Syukron yang udah suport aku dan selalu mendoakan aku, sekian celotehan crewetnya saya, jangan lupa tetap tinggalkan jejak vote nya yaaa follow dan komen. Karena masih banyak typo bertebaran 🤗💐🤣🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
Relung Azza🍁(END)
Teen FictionDi usianya yang kini menginjak 17 tahun Azza harus merasakan menjadi ibu rumah tangga. Dimana dia harus membagi waktu sebagai mana seorang istri dan seorang siswi sekolah yang harus mewujudkan cita-citanya menjadi penulis. Karena Azza telah di jodo...