part 17

255 25 0
                                    

"Sebenarnyaaaaaaaaaa"

"Apa za"

"Ehmmmm"

Tiba tiba masuklah umi di pagi hari ini dengan membawakan bubur dengan capcay jagung kesukaan Azza.

"Alhamdulillah sayang akhirnya kamu siuman juga" sambil mengecup menantunya itu.

"Oh ya umi Fauzan titip Azza ya, Fauzan mau ke sekolah Azza untuk minta ijin karena Azza sedang sakit"

"Iyaaaa"

"Fauzan pamit,  Assalamualaikum"

"Wa alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab mereka  serempak.

🌻🌻🌻

Setibanya Fauzan di sekolah dia langsung menemui walikelas Azza. Tanpa sadar mereka berbincang Nashwa mendengar pembicaraan itu. Nashwa sengaja berjalan cukup pelan.

'Ngapain itu cowo ganteng kemari?  Biasanya dia kan yang nganter jemput Azza? Eh tunggu ko Azza nya ga ada?'

Nashwa masih di hantui pikiran dimana Azza tidak ada dan terasa aneh.

Kini obrolan Fauzan dan walikelas telah selesai. Tak segan Nashwa mencegah pria itu. 

"Assalamualaikum, permisi ka"

"Wa alaikumsalam"

" Eummmm kaka kan yang sering nganter Azza ke sekolah?"

"Iya"

"Azza dimana ya, ko ngga kelihatan"

" Nanti dia akan di pindahkan ke ruang Asyifa nomer 3, Rumah sakit Islamic Medical"

"Maksudnya?"

"Kalau kamu mau tau nanti saja sepulang sekolah,  sekarang sudah masuk tuh"

Lalu Fauzan meninggalkan Nashwa. Nashwa sedikit berdecik sebal karena tidak di beri alasan secara rinci oleh Fauzan.

Disisi lain sembari jam pelajaran dimulai Nashwa sedang berunding dengan Ahmad serta Rio untuk membesuk Azza.

🌱🌱🌱

Ddrrrrrtttttt

-Fauzan Julid-
        Maaf ya Za saya tidak bisa nungguin kamu. Soalnya ada data rekap santri untuk saya kumpulkan dan untuk data ujian.

-Princes Azza-
       Y

-Fauzan Julid-
        Jangan lupa sarapan yang banyak, minum obatnya, istirahat yang cukup jangan nontonin konten konten youtube yang tidak jelas. Lebih baik kamu baca saja al-qur'an.

-Princes Azza-
       Iyaaaaaaaaaaa burung beooo sayangggg

-Fauzan Julid-
        Saya burung beo terus kamu apanya

-Princes Azza-
         Tau ah pikir ae sendiri

Di balik layar handphone, Fauzan tersenyum geli. Melihat kelakuan istrinya itu selalu saja membuat dia gemash dengan sikapnya itu.

"Hayoooo ustadz Fauzan senyum senyum sendiri  masih pagi ini ntar kesambet loh,"

"Eh ustad Nasrul,"

" Memang ya masa muda itu masanya para remaja yang bergejolak dengan asmara hahaha"

"Panjenengan iki loh, jiannn"

"Ohya bagaimana keadaan istri kamu?"

"Alhamdulillah ustad sudah agak membaik."

"Panjenengan iki piwe toh? Belahan jiwanya lagi sakit malah di tinggal pergi"

"Lah nanti bagaimana dengan laporan rekap santi ini ustad, kan saya harus menyetorknnya?"

"Ga usah di pikir,  saiki mulih wae saka kana rumah sakit wae,  ben laporan iki kawula sg mbekta, mrene"

"Tapi ustad,"

"Lah ngopo meneh to,?"

"Matursuwun ustad"

"Yo podo podo"

Fauzan kini pergi dan kembali kerumah sakit untuk menengok keadaan Azza.  Di perjalanan dia menyusuri alun alun kota. Semarang, ya kota yang sangat bersih, indah, nan asri. Sambil menikmati hari yang begitu cukup panas dengan matahari yang semakin bergeser ke arah barat.  Fauzan melihat ada penjual kue balok.  Yakni makanan kegemaran Azza. Dia langsung membawa motornya menepi dan membawa kue balok lumer dengan rasa coklat, taro, serta pandan dengan toping keju di atasnya.

"Sedoyo pinten pak?"

"Tiga puluh ribu denn"

"ini pak" Fauzan memberi uang selembar berwarna merah.

"Aduh den, ngga ada kembaliannya,  gimana atuh"

"Kembali nya buat bapa aja"

"Bener nih aden, haturnuwun ya den,  si aden mah kasepp mah eheheheh"

"Bapa ini bisa aja,  bapa bukan asli semarang?"

"Bapa teh asli sunda den, ngikut istri sama anak kesini eheheh"

"Oohh iya,  mari saya duluan, assalamualaikum"

"Mangga, Wa alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh"

🍉🍉🍉

Motor Fauzan telah memasuki parkir rumah sakit. Ruang  Asyifa nomer 3 itu ruangan yang cukup jauh dari tempat parkir, sehingga Fauzan harus melewati beberapa anak tangga. Sesampainya dia di depan pintu ruangan Asyifa dia mendengar suara yang sedang mengaji. Fauzan mengintip di jendela ternyata dia Azza. Sungguh suara yang lembut nan indah. Tanpa sadar Fauzan tersenyum melihat kelakuan istrinya itu.

"Assalamualaikum"

صَدَقَ اللهُ اْلعَظِيْم

Azza memberhentikan ngajinya itu

"Wa alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab Azza sambil menunjukan bulan sabitnya yang manis itu.

"Loh,  katanya mas ada rapat apa itu yang rekap rekap santri, ujian, ini itu blalalalala"

"Memangnya kamu tidak suka kalau saya kesini,  ohya umi kemana"

"umi pulang gantian lah dia ngurusin abi,  kalau mas disini itu seneng si ada temennya, tapi eummmm crewetnya itu loh melebihi para bidan bidan di rumah sakit ini"

"Oh jadi gitu, ya udah ini kue baloknya yang lumer dan masih angetttttt buat saya saja" sambil memamerkan kotak tersebut.

"Ya udah sanah makan aja semua"

Sungguh sebenarnya Azza sudah ngiler melihat kotak yang berisi kue balok tersebut.  Apalagi aromanua yang membuat cacing di perut Azza pada demo.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hayolo jangan ikutan ngiler kue baloknya 🤭 ingat puasa loh xixi

Yuk bantuin follow akun ini, comment terus pastinya vote dong biar semangat lagi ngehalunya 🤣 mohon maaf aja tapi kalau masih banyak typo yang berhamburan 🙏

Kalo masih ada yang kepo kepo silahkan aja follow instagram ku xixi, bisa kita ulas tentang  sinopsis karya ku ini wkwk 😁

Ig:asifahandin








Relung Azza🍁(END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang