Ketika sampai di rumah Azza, Azza pun bersorak ria. Dia pun langsung memeluk ayahnya itu.
"Aaayaahhhhh"
"Wah Azza little princes ayah udah sembuh nak"
"Udah la, Azza kan kuat, siapa dulu ayahnya"
"Assalamualaikum, yah" Fauzan pun sembari menyalami mertuanya itu.
"Wa alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, mari nduk masuk"
Semua orang telah masuk ke rumah Azza. Azza pun berbenah ke dalam kamarnya. Kamar yang masih sama dengan nuansa warna hijau nan putih serta ada beberapa sticker dinding we bare bears. Jangan salahkan Azza seperti anak kecil karena itu semua kesukaan Azza.
"Cih, kamar anak tk" ejek si Fauzan
"Biarin" jawab Azza sambil menjulurkan lidah.
"Azza kesukaanmu apa si selain pengoleksi boneka beruang? " tanya Fauzan.
"Gini yaa Tuan Muhammad Fauzan Al-Ghifairi yang paling ganteng, anaknya abah Ridwan, selain Azza suka beruang, Azza juga suka kamu"
Selang beberapa waktu Fauzan sempat mematung.
"Ulangi coba, saya tidak dengar" sambil mendekat ke arah Azza.
"Ogah amwat, wes sanah gih mas mandi sebentar lagi adzan maghrib loh, "
"Mandi bareng aja gimana"
Sontak bola mata Azza melebar. Lalu dia berteriak memanggil ayahnya.
" Ayaaaaahhhh, mas Fauzan geniiiiittttt"
Apalah daya Fauzan dia langsung tertawa terbahak bahak. Dia sangat gemas dengan istrinya yang lucu, pendek, dan juga imut.
🍉🍉🍉
Malam kini telah berlabuh, keluarga kecil itu sedang asiknya menyantap asam manis gurameh serta capcay sayur. Masakan itu merupakan kegemaran Azza dan Ayahnya. Sementara Fauzan dia masih saja menganga karena dia heran jika istrinya makan dengan porsi yang hampir sama banyaknya dengan ayahnya.
"Azza ambilkan makanannya untuk suami kamu Nak"
"Ngga mau, dia kan punya tangan, bisa kali ambil sendiri"
"Azza ayah kan udah pernah bilang kamu harus belajar lebih dewasa untuk melayani suami kamu"
"Enggih romo, Azza nyuwun pangapunten"
Sementara Fauzan hanya tertawa geli melihat kelakuan istrinya itu. Azzam sempat berfikir sesederhanakah menikah dengan mengahdirkan kebahagiaan kecil bisa membuatnya melupakan masa lalunya dengan Irva.
"Segini cukup? " tanya Azza
Namun Fauzan tak berkedip mata melihat Azza.
"Ekhemm" jeda ayah memecahkan keheningan itu.
"I.. iya cukup" jawab Fauzan
"Azza ayah akan pergi ke surau untuk acara tahlil dan doa, seperti biasa nggih nduk. Nanti pintunya kunci saja ayah bawa kunci cadangan."
"Nggih yah"
"Ayah pergi dulu, Assalamualaikum"
"Wa alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab Azza dan Fauzan bersamaan.
Hening. Tidak ada pembicaraan antara mereka berdua hanya suara dentuman sendok dan piring. Tiba tiba Fauzan memulai bicara.
"Azza, kata dokter gejala mimisan itu gejala stres yang mendadak, abi juga pernah bilang baru kali ini kamu kambuh kembali"
"Uhuk... Uhukk.."
"Astagfirullah, Azza mari ini minum dulu"
"Gimana udah lega? "
Azza masih saja diam. Lalu dia langsung memeluk suaminya itu sambil tersedu.
"Masss,, maafin Azza, Azza telah sengaja membuka kotak kecil milik mas Fauzan, ternyata di dalam kotak itu berisi berbagi macam memorine panjenengan kalih Mba Irva, Azza pikir juga panjenengan teksih tresna kalih Mba Irva"
"Tunggu za, kan dokter bilang mimisan juga sama halnya memikirkan sesuatu hal yang sangat sensitif, itu tandanya kamu cemburu?"
"Huwaaaaaaaaaaaaaaaa, dasar beruang kutub ga pernah pekaaaaaa, ya iyalah suami sendiri masih nyimpen kenangan bersama mantan mana ada yang kuat mas" tangis Azza kini telah meronta.
"Wes,,, wes,, cup,,cup toh weslah gak usah ditangisi, perkara koyo ngono kui amung pancen di buang Za"
"Loh panjenengan mboten jengkel toh? Kamu ga marah mas? "
"Ya engga lah Za, Semestinya aku akan ceritakan semua terhadap mu."
"Saiki toh? "
"Sekarang kamu beresin ini semua dulu, aku bantu gih"
"Aa-apa? Aku? Masss,,Azza ga salah denger kan"
"Tidak, Za setidaknya saya akan belajar dari segi bicara kita, yang dulu nya saya sekarang berubah menjadi aku. Aku akan belajar membuka hati aku buat kamu, namun tidak secara instan butuh adaptasi ya"
"Iya deh"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hay sahabat :v
Mon maap ini baru bisa up,
Untuk saat ini mungkin break dulu yaaaaaaaa,,, soalnya asifah mau melaksanakan UJIAN AKHIR SEMESTER :)Mohon doanya yaa supaya Asifah dapet peringkat tiga besar, Barakallah Aamiin...
Jangan lupa tetep istiqomah teman teman💐🤗 tetep juga ya tinggalin jejak vote nya.
Syukron :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Relung Azza🍁(END)
Teen FictionDi usianya yang kini menginjak 17 tahun Azza harus merasakan menjadi ibu rumah tangga. Dimana dia harus membagi waktu sebagai mana seorang istri dan seorang siswi sekolah yang harus mewujudkan cita-citanya menjadi penulis. Karena Azza telah di jodo...