Mentari telah tergantikan oleh rembulan. Gemercik air mulai terdengar saat para santai melaksanakan wudu untuk solat isya berjamaah. Suasana sangat ramai. Saat ini Azza berada di rumah mertuanya. Dia berada di lantai atas, melihat para santriwati sangat gigih dalam menuntut ilmu.
Pintu kamar mendadak terbuka, ternyata Fauzan yang sedang mencari Azza.
"Azza saya mau ke masjid solat berjamaah, kamu mau ikut?"
"Maaf mas bukannya Azza ngga mau, Azza sedang dapat pajak bulanan hehe"
"Hah? Oooh saya paham maksud kamu zaman, ya sudah saya duluan, Assalamualaikum" pamit Fauzan.
"Wa alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh"
Kini punggung Fauzan telah jauh meninggalkan Azza. Sedangkan Azza masih penasaran dengan kotak kecil milik Fauzan. Diam diam Azza mengetahui rahasia Fauzan. Di dalam kotak tersebut terdapat buku memo, buku diary, dan terdapat foto gadis bernama Irvana Sayidah.
Gadis kelahiran Solo 3 Maret 1999. Irva dengan Fauzan hanya terpaut setahun lebih muda. Irva adalah putri tunggal dari Rudi dan Fatimah. Berasal dari keluarga kaya yang hampir kebutuhan Irva selalu tercukupi.
Azza masih duduk di atas ranjangnya sambil menatap foto foto itu beserta memo yang di koleksi Fauzan. Azza telah sadar jadi selama ini Fauzan berpura pura mencintai dirinya. Ya memang bagi Azza, Fauzan masih plinplan dengan masalah hati. Tetapi yang jelas Fauzan masih belum bisa megikhlaskan Irva sepenuhnya.
Bulir bening jatuh membasahi pipi Azza dengan derasnya. Azza harus berusaha menjadi istri yang baik untuk suaminya. Karena surga istri terdapat pada suaminya.
🥀🥀🥀
Sementara di masjid setelah sholat berjamaah selesai para santri tinggal melaksanakan tadarus. Hanya saja sekarang pondok pesantren Al-Basani, yakni pondok pesantren milik Ridwan selaku ayah dari Fauzan telah mendapatkan seorang ustadzah baru. Dia adalah ustadzah Irva.
Usai kegiatan tadarus semua santri di kembalikan ke kobong masing masing. Hibgga saat ini di dalam masjid hanya ada Kyai Ridwan, Fauzan, Irva, Rina. Fauzan masih bertanya tanya mengapa harus Irva yang menjadi ustadzah di pondok pesantrennya ini? Bukankah masih ada orang lain? Dengan kehadirannya kembali membuat Fauzan menjadi labil.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"
"Wa alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh"
"Perkenalkan ini Nak Irva, dia putri dari Ibu Fatiman dan Bapak Rudi" kata pak kyai.
"Salam kenal ning" jawab Rina.
"Na'am ukh" balas Irva dengan senyuman yang tertutup dengan niqabnya itu.Rina sendiri sosok ustadzah yang selalu riang dan gembira. Raut wajah yang baby face menambah keimutan dari sosok Arina Dwi Hanafi.
Perbincangan di dalam masjid pun mulai ramai dengan adanya empat orang tersebut.
Hingga waktu kini makin larut semua orang mulai pergi meninggalkan masjid untuk beristirahat di rumah masing masing."Fauzan" panggil Irva
"Iya ada apa va? " jawab Fauzan dengan menunduk.
"Apa kamu tidak rindu dengan saya? Saya rindu sosok Fauzan yang hangat seperti dulu" dengan lancangnya Irva mengatakan kalimat itu.
"Maaf saya harus pergi sudah malam, ngga baik kalo berbicara berdua dua'an di malam hari, permisi assalamualaikum" pamit Fauzan.
"Ta tapi zan Fauzann,, wa alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh"
Kini Fauzan telah pergi meninggalkan Irva. Dia tidak ingin mengalami masa lalu seperti dulu lagi. Fauzan hanya ingin membangun dunia barunya bersama Azza.
.
.
.
.
.
.
Bersambung....
Vote nya jangan lupa ya 😉
Makasih yang udah ngasih vote hihi 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Relung Azza🍁(END)
Teen FictionDi usianya yang kini menginjak 17 tahun Azza harus merasakan menjadi ibu rumah tangga. Dimana dia harus membagi waktu sebagai mana seorang istri dan seorang siswi sekolah yang harus mewujudkan cita-citanya menjadi penulis. Karena Azza telah di jodo...