Kenyataan

28.3K 1.3K 63
                                    

"Kelak yang menyakiti akan disakiti juga pada waktunya."

.
.
.

Hari ini akhirnya  Aldric sudah pulang kerumah, Elena merasa sangat bahagia dan senang. Dia sangat merindukan Aldric yang sering pergi dinas bahkan sampai berhari-hari atau berminggu-minggu.

"Kak Al, aku kangen banget sama Kakak." Elena memeluk erat suaminya itu.

"Aku juga, Lena, kamu baik-baik saja 'kan pas aku tinggal?" tanya Aldric

"Hmm, aku tiap hari selalu merindukan Kakak," jawab Elena lesu.

"Ya udah, besok kita jalan-jalan yuk, buat ngilangin kangen kita," ajak Aldric.

Mereka masuk ke kamar dan melepaskan rindu dengan melakukan hal yang biasa suami dan istri lakukan. Elena senang bisa menghabiskan waktu yang romantis bersama dengan Aldric. Terkadang ingin sekali Elena merajuk untuk menyuarakan isi hatinya yang sebenarnya, ingin sekali Elena meminta lebih pada Aldric. Permintaanya sederhana, dia hanya ingin di prioritaskan oleh Aldric. Tapi mengapa begitu susah? Elena takut ketika dia banyak menuntut nantinya Aldric akan tidak nyaman padanya.

Pagi ini Elena merencanakan rencananya untuk memberikan kejutan pada Aldric.

"Kak, hari ini kakak pulang cepet yah, jangan malem-malem," pinta Elena.

"Hmm, oke deh!" Jawab Aldric dan Elena tersenyum senang.

Aldric berangkat kerja dan Elena mulai menyiapkan pesta kejutan untuk hari ulangtahun pernikahan mereka yang pertama.

Elena merias rumah nya sendiri, membuat kue sendiri dan membungkus kado sendiri. Saat waktu sudah menunjukan sore hari, dia mulai menghubungi suaminya, tapi tidak aktif.

Tok tok tok.

Elena tersenyum senang, pasti itu Aldric pulang. Elena bersemangat membuka pintu.Tapi ternyata dugaannya salah, itu adalah Vio, sahabatnya.

"Loh Vio, ada apa ke sini? Kok gak bilang dulu." Tanya Elena kaget saat melihat Vio kerumahnya.

"Lo mau tau gak suami lo ada di mana? Please, kali ini ikut gue, Len. Gue sahabat lo, gak mungkin gue akan membohongi lo!" pinta Vio dengan muka sedihnya dan membawa Elena masuk ke mobil nya.

Vio menjalankan mobilnya ke sebuah rumah sederhana di dekat rumah saudaranya.

"Ini rumah siapa Vio?" tanya Elena

"Lo masuk aja dulu Len, gue angkat telpon dulu," ujar Vio dan pergi meninggalkan Elena untuk mengangkat teleponnya.

Dengan langkah bingung Elena masuk ke rumah yang tidak dikunci itu. Dia terkejut saat mendapati dua orang yang dia kenal sedang duduk di sofa dan bermesraan.

"Kapan kamu ceraikan Elena sih sayang, kamu udah janji loh mau nikahin aku. Aku udah males tinggal di rumah kecil ini, aku pengin tinggal serumah denganmu di sana," ujar Hana sambil bergelayut manja di lengan Aldric.

Deg

Elena sangat kaget mendengar penuturan Hana, tanpa terasa matanya merasa panas. Hatinya merasa seperti tersayat-sayat, dadanya terasa sesak saat ini. Pemandangan di depan matanya seperti mimpi buruk yang begitu mengerikan. Bagaimana bisa dua orang itu berada disana, itu benar-benar suami yang dia cintai. Tapi mengapa dia bersama dengan wanita lain dan bermesraan disana? Dan yang lebih menyakiti hatinya adalah kenapa harus Hana? Kenapa mereka berdua tega melakukan hal ini di belakang Elena, apa salah Elena.

"Nanti yah, nunggu semua urusan aku selesai," jawab Aldric santai.

"Sampai kapan sih, Al, perut aku udah semakin besar. Ini anak kamu loh Aldric, anak kita. Jangan bilang kamu mencintai Elena? Kamu lupa misi kita apa, kamu nikahin dia cuma buat rebut perusahaan papa nya." Ucapan Hana yang seperti tamparan besar bagi Elena membuat hatinya semakin sakit. Rasanya seperti tenggelam ke dasar laut dan kehabisan nafas, sungguh sangat sesak. Dadanya sangat sesak dan air mata Elena mengalir deras.

REVENGE (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang