Bohong

29.8K 1K 39
                                    

"Lelaki hebat itu bukan lah dia yang bisa mendapatkan banyak wanita dalam hidupnya.

Tapi lelaki hebat dan lelaki sejati itu adalah dia yang mampu setia pada satu wanita dalam hidupnya, menyayangi dan menjaganya.

Dia tidak akan pernah melukai wanitanya."
.
.
.

Pagi ini Elena terbangun dan membuka matanya perlahan, kilasan bayangan semalam membuat pipinya merona malu, badan yang sakit dan bagian bawah yang perih tidak dia rasakan Karna dia bahagia ketika mimpi indahnya jadi nyata.

Cup

Elena mengecup kening suaminya yang masih terlelap. Dipandanginya wajah damai suaminya ketika tidur itu. Begitu tampan seperti dewa.

Matanya yang terpejam dengan bulu mata yang tidak terlalu panjang, alisnya yang tebal dan begitu simetris menurutnya, hidungnya yang mancung seperti meminta untuk dicubit, serta bibir sexy dari suaminya yang begitu membuatnya gila semalam.

Cukup lama Elena diam, dia hanya memandangi wajah suaminya yang sedang tertidur itu, sampai akhirnya Aldric perlahan membuka matanya dan menatap Elena yang tengah memandangi dirinya dengan tatapan penuh cinta.

Kadang Aldric merasa terlena melihat mata Elena yang selalu menatap nya penuh cinta. Aldric merasa harus melindungi senyum polos yang selalu terpancar diwajah gadis ralat di wajah wanitanya itu, dan dia merasa hangat dengan semua perlakuan Elena padanya yang terasa sangat tulus.

"Pagi, Sayang, kok kamu ngeliatin aku kaya gitu sih?" tanya Aldric dan membuat Elena tersadar dari keterpakuannya.

"Eemm ... enggak kok, Kak, aku ..." Elena jadi salah tingkah karena tertangkap basah tengah memandangi Aldric saat tidur.

"Gapapa lah, Len, mandangin suami sendiri gak salah kali. Kecuali kamu mandangin lelaki lain tuh baru salah." Aldric terkekeh melihat tingkah gugup istrinya.

"A-aku mau ke kamar mandi," ujar Elena.

Aldric dapat melihat raut wajah Elena yang tengah menahan sakit di bagian bawahnya, ini semua juga karena ulah Aldric yang bagaimana bisa dia lepas kendali seperti tadi.

"Aku gendong yah, aku tahu kamu kesakitan karena perbuatanku semalam."

Setelah itu Elena digendong Aldric ke kamar mandi karna kesulitan berjalan. Walau Elena meronta untuk diturunkan, tetapi dia tetap memaksakan diri menggendongnya sampai ke kamar mandi.

***

Saat ini Elena sudah berganti baju dan duduk di meja makan bersama Aldric, mama dan papa mertuanya.

"Mah, Pah. Nanti siang aku sama Lena mau pindah ke rumahku, dan besoknya kita akan bulan madu ke Bali." Aldric bermaksud meminta ijin dan memberi tahu keluarganya.

"Wah, itu bagus, jangan lupa rutin-rutin bikin cucu untuk kita yah, Al!" jawab mama Rita senang. Dia sangat senang karena Aldric sudah menikah, apalagi menikahnya dengan Elena yang dia sudah anggap seperti putrinya sendiri.

"Pasti, Mah!" jawab Aldric dengan kekehannya. Namun jawaban dari Aldric membuat Elena tersipu malu.

Akhirnya merekapun pindah ke rumah baru yang Aldric beli saat sebelum acara pernikahan.

REVENGE (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang