Diary

34.2K 1.3K 55
                                    

"Seberapa kerasnya kau minta maaf atau menyesal, saat orang itu sudah tidak ada. Maka tidak ada gunanya lagi."

.

.

Aldric perlahan membuka matanya, dia perlahan terlah tersadar. Aldric bisa merasakan perutnya terasa sangat sakit, mungkin efek tidak makan berhari-hari. Bisa saja saat ini lambungnya bermasalah karena dia tidak mau makan. Aldric benar-benar menyiksa diri nya sendiri demi Elena nya. Dia sengaja menyiksa dirinya demi menebus rasa bersalahnya walau hanya sedikit.

Kini dia menatap buku harian milik Elena yang dia ambil dari rumah sahabatnya dengan penuh perjuangan. Dia bahkan harus diam mendengarkan caci maki yang menusuk hatinya, Aldric bahkan tidak melawan walau Mario memukulnya sampai hampir mati. Kini dia memberanikan diri untuk membuka buku harian itu.

Dear diary.

Kau tau? Aku pernah jatuh cinta saat aku masih kecil, aku jatuh cinta pada seseorang yang bahkan tidak aku kenal sebelumnya.

Saat itu aku menolongnya pada saat dia hampir saja tertabrak mobil. Kami sempat berkenalan, tapi aku lupa namanya.

Dulu aku itu cupu, aku sering di bully oleh teman-teman ku. Aku pernah membuat janji konyol dengan pria kecil itu, pria itu berjanji akan menikahi ku dan mencari ku saat aku sudah dewasa.

Dia akan mencari ku hanya dengan bantuan kalung milikku, kalung ini hadiah ulang tahun dari papa, hanya ada satu didunia. Di design khusus hanya untukku. Tapi karna Hana menginginkan kalung ini juga, terpaksa aku berikan padanya. Konyol sekali bukan?

Aldric terpaku membaca halaman pertama buku milik Elena. Apalagi saat dia melihat foto Elena kecil dengan kalung itu di lehernya. Kalung yang dia kenal, dan wajah gadis kecil yang samar-samar dia ingat kembali. Seseorang yang pernah menyelamatkan hidupnya, seseorang yang dia cari-cari keberadaannya.

"J-jadi gadis itu Elena? Hiks hiks, Elena, kenapa? Kenapa takdir mempermainkan hidupku begini." Aldric menjambak dan menampar dirinya sendiri.

Dia merasa sangat bodoh karna selama ini mengira malaikat penolongnya adalah Hana. Ternyata karna kebodohan itu dia menghancurkan hidup orang yang dicintainya sejak dulu, bahkan sampai menghancurkan hidupnya sendiri. Air mata Aldric terus menetes mengingat semua kenangan buruk itu, satu persatu halaman buku harian itu di bacanya.

"Elena, maafkan aku Elena. Kumohon, kembalilah Len. Jika kamu mau menyiksa atau membunuh diriku, aku tak apa Lena, asal kau kembali Lena kumohon." Aldric menangis meraung -raung sambil mengecupi foto Elena kecil.

Dengan tangan Bergetar dia mulai membalik lagi halaman buku Elena itu. Dia menarik nafasnya dalam-dalam sebelum membaca lebih jauh, dia harus menyiapkan hatinya.

Dear Diary,

Kau tau? Hari ini aku sangat senang karna bertemu pangeran berkuda putih, dia sangat tampan. Dia menyelamatkan diriku saat aku hampir diambang maut. Aku langsung jatuh cinta padanya pada pandang pertama.

Aku meminta bantuan Hana agar bisa dekat dengannya, aku senang sekali akhirnya bisa dekat dengannya. Cinta sejati ku, Aldric Rivaldo Adinugraha. Aku sangat mencintainya melebihi apapun.

Vio selalu bilang bahwa aku bucin sejati kak Aldric, tapi tak apa, memang kenyataan nya begitu. Aku senang bisa satu kampus dengannya. Dia begitu baik dan sangat baik dimata ku. Andai kelak aku bisa menikah dengannya.

Aku selalu berandai bisa menjadi istrinya di masa depan. Entah mimpiku ini akan jadi kenyataan atau tidak, cita-cita terbesar ku adalah menjadi istri kak Aldric, membangun rumah tangga bahagia selamanya.

REVENGE (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang