01. Kabar Buruk

42.9K 1K 6
                                    

Seorang gadis dengan wibawanya yang sangat tenang berjalan menyusuri lantai rumah tercintanya. Ia adalah pemilik saham perusahaan ternama dikotanya, "Greliya Company". Gadis itu terus berjalan dan langkahnya terhenti saat suara sang bunda menggema di telinga gadis itu. Ya, ia adalah Reana, Reana Gabrelia Artama. Putri dari pasangan suami-istri Jacs  Garnando Artama dan Kania Relia Asputi.

"Nak, sini deh duduk dulu. Mama sama Papa mau bicara sama kamu" kata Kania (bunda Reana).

Dengan lunglai gadis itu beranjak menuju salah satu sofa yang tampak lenggang. Ia menyandarkan tubuhnya pada Sandaran sofa untuk menghilangkan penat dari seharian bekerja.

"Ada apa, ma?" Tanya Reana.

"Kami akan keluar dan kamu harus ikut sama kami. Jadi, kamu siap-siap dulu ya!" Suruh sang bunda yang diangguki sang ayah.

Reana tampak bingung, namun ia segera mengangguk dan bergegas menuju kamarnya yang berada di lantai atas.

Setelah sekian saat berada dikamar, berkutat dengan berbagai macam pakaian, kini gadis itu terlihat menuruni anak tangga dengan busana anggunnya, bukan dress tapi busana bersetelan. Kania tampak mengukir senyum saat melihat sang putri dan mereka segera pergi meninggalkan rumah mereka.

*****

Reana dan orang tuanya memasuki sebuah restauran yang lumayan terkenal dikotanya. Banyak mata laki-laki yang menatap kagum kearah Reana, namun Reana tampak sudah biasa dengan kondisi seperti itu.

"Haii, akhirnya kalian datang juga" sapa seorang wanita yang sekiranya berumur seperti Kania dan seorang lelaki yang sekiranya berumur sama dengan Jacs.

"Na, ini anak aku loh. Anak kamu mana?" Tanya Kania.

"Ini Rea? Ya ampun jadi cantik banget" puji wanita itu.

"Detha, sedang pergi ke toilet, mungkin sebentar lagi akan balik" ujar lelaki yang berumur seperti Jacs.

Detha? -bhatinnya

Reana hanya bisa diam dan menyimak apa yang dibicarakan orang tuanya dengan dua orang itu dengan sesekali tersenyum. Ia masih penasaran dengan inti dari pertemuan itu.

"Sayang, ini namanya Om Andre dan ini Tante Arna" kata Kania menjelaskan siapa dua orang tersebut.

Reana bergerak untuk mencium punggung tangan Andre dan Arna.

Seorang lelaki duduk tepat pada bangku di hadapan Reana secara tiba-tiba. Tampan, cuek, penampilan oke dan terlihat sangat mapan, tapi...dingin. Reana menatap pria itu dengan tatapan canggung.

"Nah... Ini Detha, anak kami" celetuk Arna.

"Wah-wah, udah gede banget ya...dulu masih pada kecil-kecil banget" kata Kania setelah menatap Detha.

"Nama lengkap Detha itu Detha Wicky Bagary Sena" jelas Andre. Reana hanya tersenyum sesekali dengan canggung.

"Oke, sekarang lebih baik jika kita langsung pada pembicaraan inti" ujar Jacs membuka suara yang langsung diangguki semuanya, terkecuali pria tampan yang duduk di hadapan Reana, ya Detha.

"Jadi, tujuan kami mengajak kalian... Reana dan Detha untuk ikut dengan kami, karena saat ini kita semua akan membicarakan tentang perjodohan kalian" jelas Jacs.

Uhukk,

Reana tiba-tiba tersedak mendengar kata-kata sang ayah, karena tepat pada saat gadis itu menyeruput minumannya, sang ayah menyebutkan "perjodohan kalian".

"Pelan-pelan, nak" peringat Kania.

"Siapa yang dijodohin?" Tanya Reana sedikit bernada tak suka.

"Kalo bukan kamu sama Detha, siapa lagi?" Ucap Arna sembari tersenyum.

Seketika itu juga mata Reana terbelalak, begitupun Detha. Apa-apaan ini? Pikir Detha dan Reana.

Mood Reana hancur seketika karena mendengar kabar buruk itu. Sedari tadi ia hanya diam tidak memperdulikan apapun yang orang-orang itu bicarakan. Kenapa harus dia? Huuft...

"Reana, kamu bosan?" Tanya Arna yang ternyata memerhatikan gerak gerik Reana.

Reana yang sedari tadi hanya menatap kosong makanannya mengalihkan tatapannya ke arah Arna.

"Nggak kok. Aku permisi ke toilet dulu" pamit Reana dan melenggang menuju toilet.

Sopan juga -bhatin Detha

*****

"Mimpi apa aku semalem, Tuhan?! Kenapa bisa-bisa dijodohin gini sih, mana sama orang yang aku ngga kenal sama sekali?!" Gerutu Reana di depan cermin toilet.

"Itu cowok juga, malah diem aja pas papa bilang mau dijodohin. Gila kali ya... Tapi, kalo aku ngga terima...mama sama papa bakalan kecewa, mana mama sama papa satu pikiran buat cepet-cepet dapet cucu. Aku mah nggak mau dihamilin sama dia" oceh Reana sembari memijat keningnya gusar.

Setelah puas berlama-lama di toilet, kini Reana duduk kembali pada tempatnya dan mongatak-ngatik ponselnya.

"Oke, jadi gimana keputusan kalian?" Tanya Arna dengan tatapan berharap.

Ngebet banget deh supaya aku nikah - dumel Reana dalam hati.

"Aku iya, nerima perjodohan ini" jawab Reana tanpa ekspresi yang tentunya mengundang senyum kedua orang tuanya dan juga orang tua Detha.

"Detha?" Panggil Andre.

Detha menatap Andre sekilas, lalu menatap Reana. Ia terlihat menghembuskan nafas berat dan mengangguk. Alhasil semua tersenyum kecuali Reana. Reana yang saat ini malah menatap tajam ke arah Detha. Padahal ia berharap pria itu akan menggelengkan kepalanya dan hidupnya akan tenang. Tapiii? Huh sudahlah.

"Ya udah... Kalo gitu, kalian mulai pendekatan dan satu Minggu dari sekarang kalian akan melangsungkan pernikahan, soal pakaian pengantin kalian berdua tenang aja. Bunda sama mama Kania yang akan urus itu" jelas Arna bertubi-tubi.

"Satu Minggu?" Tanya Reana tak terima yang hanya dibalas anggukan mantap dari Arna dan Kania. Reana menelan paksa salivanya.

"Detha, kamu ajak Reananya keluar jalan-jalan kek gitu" saran  Andre membuka suara.

"Ehh, nggak usah om. Aku ngga apa kok disini aja" tolak Reana.

"Aduh Reana...panggilnya bunda sama ayah aja. Terus Detha manggil Tante Kania sama Om Jacs itu mama sama papa aja" ujar Arna. Oke, Reana mengikutinya.

Bosan, sangat-sangat bosan. Itulah yang dirasakan gadis itu. Ia keluar dari restauran yang ternyata diikuti oleh Detha dibelakangnya. Saat sampai diluar, Reana menghembuskan nafas berat dan gusar.

"Kenapa?" Tanya Detha dengan datar.

Oh, ada niat juga dia nanya aku -bhatin Reana.

"Nggak, nggak ada" Jawa Reana dengan datar.

"Lo ngga usah baper ya. Gua nerima ini semua karena gua pingin bales jasa orang tua gua. Udah itu aja" jelas pria itu masih dengan wajah datarnya. Oh Tuhan, lempar saja manusia ciptaanMu ini kelautan, pikir Reana.

"Ekhm... Bapak Detha yang terhormat! Lo perlu tau ini... Gue juga nggak mau perjodohan ini! Dan Lo nggak usah bilang mau bales jasa-jasa orang tua Lo! Sebesar apapun itu balesan Lo buat orang tua Lo... Itu nggak akan pernah cukup!" Sarkas Reana dan melenggang pergi. Meninggalkan Detha yang tertohok dengan kata-katanya, terbesit dibenaknya rasa kagum pada gadis itu, Reana.

TBC!

Baca aja terus man-teman! Mudahan suka dan jadi langganan disini☺️

Aku usahain buat update setiap hari, biar kalian cepat tau kelanjutan cerita Detha dan Reana😉

Ttp dirumah ya man-teman 😙!!

Love semua❤️

SUAMIKU(End')Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang