05. Cuma Kena Bola

15.7K 613 2
                                    


Reana masuk ke kamarnya, ia tidak ingin jika Detha mengetahui bahwa kepalanya saat ini terasa pusing. Ia masuk ke kamar mandi dan melaksanakan ritual mandinya. Setelah selesai mandi dan berpakaian, ia duduk di tempat tidur. Reana menyandarkan kepalanya pada sandaran tempat tidur dengan mata terpejam. Sesekali ia memijat keningnya pelan.

"Aduh... Sakit banget" lirih Reana. Ia masih tidak menyangka dengan emosi Detha saat melihat dirinya terkena bola.

Ceklek,

Pintu kamar Reana terbuka dan muncul sosok Detha, Reana membuka matanya dan menatap Detha. Detha berjalan mendekati tempat tidur Reana dan duduk di tepian tempat tidur Reana.

"Lo nggak papa, kan... Re? Apa kepala Lo pusing, sakit atau gimana?" Tanya Detha lembut seraya mengelus halus pelipis Reana yg tadi terkena bola.

"Gue nggak papa, orang cuma kena bola doang" kata Reana dan menjauhkan tangan Detha dari pelipisnya.

"Itu memar... Dan Lo masih bilang cuma kena bola doang?" Oceh Detha yang dibalas dengan helaan nafas gusar dari Reana.

Dengan kondisi kepalanya yang sebenarnya saat ini sedang dalam keadaan pusing, ia benar-benar tak dapat berpikir untuk mengelak dan mencari alasan.

Detha segera keluar dari kamar Reana untuk mengambil obat. Setelah itu, ia kembali ke kamar Reana dan mulai mengobati memar pada pelipis Reana, istrinya yang mungkin sudah mulai ia cintai.

"Lo pusing, kan?" Tanya Detha yang dibalas anggukan pelan dari Reana.

"Udah... Sekarang Lo istirahat aja" ucap Detha, lalu menuntun tubuh Reana untuk berbaring.

"Gua panggilin dokter deh ya" ucap Detha.

Sebenarnya pria itu sangat cemas dengan kondisi Reana, hanya saja cemas seorang Detha tertutupi oleh wajah datar nan karismatiknya. Reana hanya menggelengkan kepalanya pelan, ia hanya butuh tidur.

*****

Reana mengerjapkan matanya, ia membuka matanya dengan perlahan. Reana melihat ke arah jam dinding yang tertempel pada salah satu dinding kamarnya. Sudah pukul lima sore. Ternyata Reana tertidur sangat lama. Mungkin karena pusingnya dan ditambah dengan letihnya.

"Capek banget sih jadi istrinya Detha" gumam Reana dan beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. Setelah itu, ia segera melaksanakan ritual mandi sorenya.

Reana turun dan beranjak menuju dapur. Ia memulai aktifitas memasak makan malam untuk Detha. Tapi, sedari tadi Reana tidak melihat sosok Detha. Ya sudahlah, yang terpenting makanan siap dulu, dan tak menunggu waktu lama kini makan malam telah siap.

"Non, wah banyak sekali masaknya" puji Bi Titin yang membuat senyum Reana mengembang.

"Bi, Detha kemana?" Tanya Reana pada Bi Titin.

"Sepertinya Den Detha keluar, non"

"Kemana?"

"Bibi juga kurang tau tuh non kalo tentang Den Detha pergi kemana" jawab Bi Titin apa adanya, karena memang Detha tidak pernah mengatakan pada siapapun jika ia akan pergi kemana saat keluar rumah.

Detha kemana ya? -bhatin Reana.

Berjam-jam sudah Reana menunggu Detha, tapi hingga detik ini tidak ada satupun tanda-tanda Detha pulang. Reana menghembuskan nafas gusar dan akhirnya memutuskan untuk memberikan makanan yang ia masak untuk Detha kepada Bi Titin, pak sopir dan pak satpam yang sedang bertugas dirumah itu.

Entah kenapa, Reana merasa sangat cemas. Pikirannya hanya tertuju pada suaminya. Reana duduk di sofa ruang tengah, ia sangat berharap akan Detha yang segera pulang dan tidak terjadi apa-apa pada pria itu.

"Non... Lebih baik Non Reana teh tidurnya di dalam kamar. Nanti bibi yang tungguin Den Detha, kan ada pak Reno juga" kata Bi Titin. Oh ya... Pak Reno adalah satpam dirumah itu.

"Nggak papa deh bi... Biar aku yang nungguin Detha pulang. Bibi istirahat aja... Pasti bibi capek" ujar Reana dengan senyumnya. Bi Titin hanya mengikut, mau sekeras apapun itu paksaan Bi Titin, tentu tidak akan mempan.

*****

Detha membuka pintu utama dengan perlahan dan menutupnya kembali dengan perlahan. Wajah letihnya terpancar, entah apa yang habis pria itu lakukan sehingga terlihat sangat letih seperti itu.

Langkahnya terhenti saat matanya terfokus pada seseorang yang tertidur di sofa. Ia mendekat dan berjongkok di depan sofa, tepat disamping tubuh Reana yang tertidur di sofa dengan posisi menyerong. Posisi itu membuat kakinya menyentuh lantai.

Detha menatap dalam wajah istrinya, menyusuri setiap lekuk wajah Reana yang tertidur dengan damainya di atas sofa.

Lo nungguin gue sampe ketiduran di sofa kayak gini, Re? -bhatin Detha.

Tanpa pikir panjang dan dengan sigapnya Detha menggendong tubuh Reana ala bridal style untuk menuju kamar milik Reana.

Detha merebahkan tubuh istrinya dengan sangat hati-hati agar Reana tidak terusik sedikitpun. Setelah ia menyelimuti tubuh Reana, ia keluar dari kamar Reana dan berlalu menuju kamarnya.

Ia mendudukkan tubuhnya pada tempat tidur. Ia tak habis pikir, mengapa ia membiarkan Reana menunggunya sampai-sampai gadis itu harus ketiduran di sofa? Dan kenapa Reana rela menunggu dirinya? Pikiran Detha berkecamuk.

TBC

Aku tepatin janji gaisss, buat double update dihari ini, maapkan klo kemaleman... gmna sama bagian ini? Mudahan suka ya☺️

Baca terus yaa bagian selanjutnya dari kisah Detha dan Reana!😍

Maaf klo ad typo🙏

Jgn lupa tinggalkan vote and comment yooo🤩🤩🤩

Ttp dirumah aja yaa man-teman!

Love semuaaaa ❤️

SUAMIKU(End')Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang