Di ruangannya Reana sangat gelisah. Tersirat rasa kecewa pada diri Reana tersendiri. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini. Hatinya terus bertanya-tanya tak tentu."Oee, Bu bos Reana, nanti sore makan yok" ajak Yudis dengan tiba-tiba seraya mendudukkan tubuhnya pada kursi dihadapan Reana.
"Tumben Lo ngajak gue" ucap Reana sedikit meledek dan menyembunyikan kegelisahannya.
"Yeh.. malah dibilang tumben. Yaa.. gue lagi bosen aja. Lagian juga kita gak pernah makan bareng lagi, kan?" Kata Yudis.
"Iya deh iya" jawab Reana final dengan senyum yang terukir pada sudut bibirnya.
Setelah jam pulang kerja tiba, Reana dan Yudis segera berangkat menuju sebuah restauran. Saat mereka masuk ke dalam restauran tersebut, tidak sengaja manik mata Reana terfokuskan pada dua orang yang sedang tertawa dan bersenda gurau dengan paras wajah yang sangat familiar. Bagaimana tidak, mereka adalah Akeysa dan Detha.
"Rea! Ayo.. duduk di sana" ajak Yudis yang diikuti oleh Reana dan duduk di salah satu tempat yang sudah tersedia.
Tanpa mereka sadari, manik mata seorang pria menatap mereka dengan tatapan tidak suka. Tersirat raut wajah cemburu pada wajah pria itu.
Setelah selesai dengan makannya, mereka kembali ke kantor karena harus mengambil mobil Reana yang di tinggalkan pada parkiran kantor.
Saat dalam perjalanan, pikiran Reana melayang menuju Detha. Hatinya seakan-akan teriris pisau tajam saat melihat kemesraan Detha dengan perempuan tadi.
Di sisi lain, Detha duduk pada meja kerja di apartemen. Ada beberapa botol minuman beralkohol di sana. Entah kenapa ia bisa seperti itu, yang jelas ia sangat geram dengan lelaki yang bersama dengan Reana saat di restauran.
Seluruh minuman beralkohol itu ia minum hingga tandas, hanya menyisakan beberapa liter saja.
Saat ia mulai merasa tak terkendali, terdengar suara ketukan pintu pada apartemen Detha. Segera Detha berjalan dengan lunglai untuk membuka pintu utama apartemen itu. Namun, saat ia melihat siapa orang yang datang, raut wajahnya seketika menjadi datar dan dingin.
"Kok kamu belum tidur sih? Oh iya.. ini aku mau kembaliin jas kamu. Tadi aku lupa bawa pas kita pergi makan" ucap wanita itu dengan sok manis.
Detha menerima jasnya tanpa sepatah kata apapun dan segera menutup pintunya.
"Awhh!" Pekikan wanita itu membuat Detha membuka kembali pintu apartemen -nya dan ternyata tangan perempuan itu terjepit. Bukan karena tidak sengaja, tapi lebih tepatnya karena di sengaja agar terjepit.
"Lo ngapain masih disini? Mending Lo pulang, Akeysa!" Gertak Detha dengan sangat dingin.
Tapi kemampuan drama Akeysa merobohkan dinding pertahanan Detha. Perempuan itu terduduk seolah-oleh tangannya mengalami luka berat akibat jepitan itu.
"Sakit Detha.. tangan aku sakit" ujar Akeysa merintih, dengan terpaksa Detha membuka pintu dan memberikan jalan agar Akeysa masuk ke dalam apartemen miliknya. Dengan sangat-sangat terpaksa pria itu mengobati tangan perempuan itu.
Setelah beberapa saat, tiba-tiba saja Detha bangkit dari duduknya karena Akeysa yang sudah mulai menggodanya. Saat ia akan masuk ke kamarnya, tangan Akeysa menarik lengan Detha.
Detha berbalik dan menatap tajam perempuan itu. Akeysa memeluk Detha, tetapi Detha mendorong bahu perempuan itu hingga tersungkur cukup jauh.
Perempuan itu tidak tinggal diam, ia bangkit dan langsung mengecup bibir milik Detha. Detha tidak membalasnya sama sekali, itu membuat Akeysa geram dan mengobrak-abrik bibir Detha.
Alhasil, Detha membuka bibirnya dan membalas setiap cumbuan Akeysa, tapi Detha bukan pria yang sangat haus akan nafsu. Ia hanya membalas cumbuan Akeysa, tidak yang lain.
Apalagi untuk mengambil bagian surga dari perempuan itu, haha Detha tidak senafsu itu jika itu tidak dengan Reana, istrinya! Bagaiman dengan perasaan Reana nantinya? Jika Detha sampai mengambil surga perempuan yang tidak ada hubungan apapun dengan dirinya sendiri.
*****
Reana masuk ke dalam rumahnya dengan langkah lebar. Ia menyapukan pandangannya untuk mencari sosok Detha. Namun, Reana tidak mendapatkannya.
"Bi, Detha udah pulang atau belum?" Tanya Reana pada Bi Titin.
"Belum, non. Sepertinya teh belum pulang dari tadi, mungkin bertemu klien atau bertemu dengan temannya" jawab Bi Titin.
Reana menghela nafas gusar. Ia takut jika Detha sedang bersama dengan Akeysa dan suatu hal yang seharusnya tidak terjadi malah terjadi.
"Ya udah deh Bi, aku keluar lagi ya" pamit Reana dan segera berlalu menuju mobilnya.
Saat di dalam mobil, Reana mengambil ponselnya dan mencari nama seseorang disana.
"Halo, Ra. Lo ikut gue ke apart Detha ya.. telepon Anis juga" ucap Reana.
(.....)
"Oke" ucap Reana mengakhiri sambungan teleponnya.
Setelah Reana sudah bersama dengan Zara dan Anis, kini mereka segera menuju apartemen Detha dengan menggunakan mobil Reana.
Reana masuk ke dalam lift yang diikuti oleh Zara dan Anis. Berkali-kali Zara dan Anis berusaha untuk mencari tahu apa yang terjadi. Namun, tidak ada jawaban sedikitpun dari Reana. Setelah sampai pada apartemen Detha, Reana segera menekan knop pintu, dan ternyata tidak terkunci.
Reana masuk diikuti oleh dua perempuan dibelakangnya. Reana sedikit terperanjat saat melihat beberapa botol minuman beralkohol.
Setahu Reana, Detha tidak pernah meminum minuman seperti itu dan lebih terperanjatnya lagi, Reana menemukan sebuah kain seperti robekan baju perempuan.
Tidak hanya sampai disitu. Reana melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam kamar Detha. Baru saja ia membuka pintu kamar Detha, tubuhnya seketika menegang.
Deg,
Jantung Reana seakan-akan berhenti berdetak. Ia sama sekali tidak menyangka dengan apa yang manik matanya lihat saat ini.
Seorang perempuan yang baru saja bangun dari tidurnya dan hanya menggunakan selimut untuk menutupi tubuhnya yang tanpa sehelai benang pun? Ya Lord.. ingin rasanya Reana mati di tempat saat itu juga.
Seorang pria yang kini menyandang status sebagai suami dari Reana tengah terbalut selimut dan tanpa atasan, ya kalian mengertilah.
Reana menatap tajam perempuan yang terduduk membelakangi Reana, karena saat ini Reana berada ditengah-tengah ambang pintu. Berani-beraninya perempuan itu tidur seranjang dengan Detha? Pikir Reana.
Zara yang menyaksikan itu melongo tidak percaya. Sedangkan Anis menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Terlihat Reana mengepalkan tangannya kuat, sampai pada saat perempuan itu menoleh kearah belakang dan disusul oleh bangunnya Detha.
"Bagus..!!!" Desis Reana tajam sekaligus geram.
TBC
Gimana nih yg bagian ini man-teman? Semoga suka yaa🤗
Tunggu terus bagian selanjutnya dari kisah Detha dan Reana😍
Maaf klo ada typo🙏
Stay tuned 💛
Vote and comment 😉
Ttp dirumah aja man-teman 😚
Love semuaaaa ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMIKU(End')
Teen FictionMasih tentang perjodohan konyol yang dialami oleh Reana dan Detha. Reana, gadis cantik nan karismatik, dengan kedudukan sebagai CEO muda di perusahaannya harus menghadapi perjodohan konyol permintaan dari ayah dan bundanya. Detha, pria tampan nan...