CHAPTER 17

6.6K 240 25
                                    

HAPPY READING!
Kalo ada yang typo koreksi ya!

Author POV

Setelah acara resepsi kemarin, mereka sekarang ada dimeja makan sedang makan bersama sebelum Diya pindah ke apartemen Keno. Padahal Bunda dan Ayah ngasih rumah baru, tapi sama Keno ditolak karena pengen beli rumah pake uangnya sendiri.

Ayah dan Bunda mengerti dan selalu mensuport anak dan menantu nya. Awalnya para orang tua mengatakan bahwa biaya sekolah dan sehari hari ditanggung oleh mereka, tapi sama keno dibantah lagipula Keno masih punya kafe untuk menafkah kan istrinya itu.

Kafe dari Ayahnya ketika Keno ulang tahun yang ke tujuh belas. Anak lain mungkin pengen nya motor atau mobil baru tapi tidak dengan Keno, Keno malahan minta Ayahnya untuk membuat kafe sederhana dan mematungkan uang tabungannya juga. Awalnya Keno memang tidak terlalu minat kafe, tapi dilihat lihat ada uang tabungan yang masih banyak, Keno binggung mau diapakan uang tersebut. Akhirnya Keno membuka kafe dengan modal dari Ayahnya dan juga tabungannya.

Setelah makan Diya dan Keno bersiap siap akan pindah ke apartemen Keno.
Sekarang mereka pamitan untuk pergi ke apartemen Keno.

"Mama Papa Diya ikut suami Diya ya. Jaga kesehatan ya jangan sampai kalian sakit. Karena ga ada Diya disamping kalian. Diya bakalan sering sering kesini buat jengukin kalian. Maafin Diya sebelum nya. Karena belom menjadi anak yang baik" Ucap Diya dengan nada yang tertahan hampir nangis. Sigap Keno disamping nya mengusap usap punggung Diya memberikan kesabaran.

"Iya kami akan jaga kesehatan untuk kamu.Kamu kalau mau kesini silahkan pintu rumah bakalan terbuka untuk kalian. Diya udah jadi anak yang baik dengan seperti ini Diya juga sudah membahagiakan kami. Maaf kan kami jika kami egois untuk tetap memaksa kamu menikah. Maafkan Mama dan Papa" Balas Mama sambil memeluk Diya

Setelah acara pelukan selesai, mereka berangkat menuju apartemen Keno.  Didalam perjalanan hening yang menyelimuti mereka. Tidak ada yang membuka pembicaraan duluan. Keno yang fokus nyetir dan Diya yang sedang fokus melamun melihat keluar jendela kaca mobil.

Setelah tiga puluh menit, mereka sampai di lobby apartemen. Keno yang jalan duluan dan Diya yang mengejar Keno dengan membawa koper besar miliknya.

Apartemen mereka ada dilantai lima dengan nomor 345. Saat mereka masuk, bau khas ruangan pun menyeruak. Diya ingin mandi sekarang tapi ia bertanya dulu kamarnya dimana.

"Ken gue kamar nya dimana? " Tanya Diya

"Itu disana. Kita ga sekamar jadi jangan mimpi buat tidur berdua" jawab Keno tajam

"Siapa juga yang mau tidur bareng lo" gumam Diya sambil menyeret koper ke kamar yang Keno maksud.

Pemandangan yang pertama di lihat adalah kamar yang minimalis namun nyaman dan tidak terlalu suram. Memang besar kamar nya tidak sebesar kamar dirumah orangtua nya tapi ga papa lah ini udah lebih dari cukup kok.

 Memang besar kamar nya tidak sebesar kamar dirumah orangtua nya tapi ga papa lah ini udah lebih dari cukup kok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ADIYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang