lima

590 119 27
                                    

Lira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lira.

Jika ditanya tentang perasaan, apalagi perasaan gue untuk Sean, mustahil untuk gue bilang bahwa perasaan cinta itu hilang hanya dalam waktu satu tahun. Nggak. Nggak mungkin secepat itu. Gue masih sayang sama dia. Meskipun jelas gue nggak akan pernah bisa menunjukkan perasaan itu lagi padanya. Ada perasaan yang harus gue jaga. Perasaan kedua orang tua gue yang sudah meninggal terutama Papa. Papa menjodohkan gue dengan anak temannya yang nggak lain adalah Naladhipa Legawa. Seorang laki-laki yang akhirnya menjadi teman gue seumur hidup, atau begitulah gue berharap.

Apa gue dan Nala akan berakhir jadi teman seumur hidup?

Nggak ada yang tau, termasuk gue juga Nala. Ada banyak sekali kemungkinan yang terjadi kedepannya. Kemungkinan untuk berpisah juga kemungkinan untuk bersatu.

Nggak ada yang tau, karena jodoh adalah rahasia yang maha kuasa. Namun gue percaya satu hal, saat gue dan Sean di putuskan oleh perjodohan yang dilakukan oleh orang tua gue, gue berpikir bahwa ini adalah yang terbaik untuk gue.

Sejak kecil gue nggak pernah neko-neko jadi orang. Dari kecil orang tua gue menumbuhkan perasaan saling menghargai dan mencintai pada sesama manusia juga cinta pada alam. Mama selalu bilang sama gue apapun bentuknya selama itu adalah ciptaan Tuhan maka gue harus menghormatinya, jadilah gue nggak pernah mencoba untuk menjelek-jelekkan sesuatu yang mungkin kurang sesuai dengan apa yang gue harapkan. Mama mengajarkan gue banyak hal tentang bagaimana menjadi seorang perempuan. Tentang nggak seharusnya gue menjadikan perempuan lain sebagai saingan ataupun saling menjatuhkan sama lain. Gue nggak begitu dan nggak suka dengan hal-hal semacam itu. Selama apa yang gue lakukan nggak merugikan orang lain maka gue akan jalan sesuai apa yang gue mau. Begitupun sebaliknya, jika orang lain melakukan suatu hal dan itu nggak menggangu gue ya gue hanya aka diam. Meskipun mungkin prinsipnya berbeda dengan gue, tapi selama nggak menganggu ketentraman hidup gue ya silahkan.

Pada dasarnya setiap orang diciptakan dengan pikiran yang berbeda, sekalipun mereka anak kembar.

Suatu hal yang gue ingat dari Papa adalah jangan pernah menolak laki-laki dengan perkataan kasar ataupun mengumpatinya dengan kalimat-kalimat buruk yang akan menyakiti harga dirinya.

Papa sungguh-sungguh saat mengatakan ini pada gue, dia mungkin takut kalo gue berlaku seenaknya pada laki-laki gue akan dicelakai. Maksud Papa baik, supaya gue bisa tetap menghargai perasaan mereka yang gue tolak. Menolak dengan halus dan cara yang sopan akan lebih bagus ketimbang malah menjelekkan apalagi merendahkan mereka dan membawa fisik juga harta.

Makanya saat gue mengatakan pada Sean untuk putus, gue berusaha sebisa mungkin untuk bicara baik-baik padanya dan mengatakan alasan yang sesungguhnya. Gue jujur apa adanya sama dia. Kenapa? karena disini gue yang salah. Gue yang ingkar janji dan gue yang meninggalkan dia. Rasanya nggak adil jika dia sudah berkorban segitunya, masih harus gue bohongi dengan alasan nggak masuk akal. Itulah kenapa sore itu gue mencoba untuk bicara baik-baik dengan Sean, mengatakan bahwa gue dijodohkan dan mendoakan yang terbaik untuknya.

NalaliraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang