12 | HAPUS INGATAN

378 30 0
                                    

Petir menyambar Arga dengan sangat dahsyat, akan tetapi sambaran petir itu tak berarti apa-apa untuknya. Dia tidak akan merasakan kesakitan ataupun terbakar.

Dia sudah meninggal dan menerima takdir untuk menjalani proses pembaikan diri dengan menjadi hantu, dan dia tidak bisa lari dari kenyataan tersebut.

“KENAPA GUE NGGAK KEBAKAR PETIR? KENAPA GUE NGGAK HANCUR? KENAPA GUE MASIH ADA DI DUNIA INI? KENAPA?” Arga berteriak dengan penuh tangisan penderitaan. Namun tangisannya tak terlihat karena menyatu dengan air hujan.

Tiba-tiba, ada seseorang yang menarik Arga dengan cepat masuk ke dalam sebuah restoran yang sudah sepi karena orang-orang ketakutan melihat wujud hantu Arga. Dia ternyata adalah Rissa.

“Lo kenapa Arga? Kenapa lo berubah di hadapan banyak orang gini? Terus kenapa lo marah-marah sampe bikin suasana kota jadi hancur?”

Arga memandangi Rissa sejenak, setelah itu dia langsung memeluknya. Arga kemudian menangis dalam pelukan Rissa, karena Rissa itu sudah menjadi sahabatnya.

Rissa membiarkan Arga meluapkan semua tangisannya terlebih dahulu. Sampai beberapa menit kemudian, dia melepas pelukan Arga darinya.

“Sekarang lo cerita sama gue! Lo kenapa?”

Arga menghela napas panjang sejenak. “Gue cape. Gue cape karena banyak tekanan yang terus-menerus nyiksa batin gue.”

“Emangnya lo mikirin apa sih?”

“Gue bener-bener ngerasa sakit hati sama perlakuan Claudya yang bener-bener nyiksa perasaan gue. Terus gue takut, gue takut kalau keutuhan keluarga gue hancur karena Papah gue masih aja hobi selingkuh.”

“Ga, lo nggak usah mikirin si Claudya terus. Udahlah, yang namanya patah hati itu udah wajar bagi setiap orang yang ngejalin hubungan. Manusia aja pada kuat kok ngelawan patah hati. Masa lo yang hantu nggak kuat.”

Arga masih meneteskan air mata.

“Tadi lo bilang Papah lo hobi selingkuh? Pantes aja lo hobi mainin cewek. Ternyata kelakuan lo nurun dari Papah lo ya?”

“Tapi kan gue udah berubah Rissa. Lo kok ngomongnya gitu sih?” Arga malah kesal mendengar Rissa mengatakan hal tersebut.

“Iya-iya Arga gue minta maaf.” Rissa langsung meminta maaf.

Arga terdiam sejenak. “Gue tuh bener-bener nggak kuat tahu nggak ngejalanin hidup sebagai hantu. Daripada kayak gini mending gue mati aja sekalian waktu itu.”

“Lo jangan kayak gitu. Bukan cuma lo doang kok yang sengsara karena takdir ini. Gue sama Tevi juga sebenernya menderita banget Ga, cuma kita berusaha sabar buat ngejalanin cobaan ini.”

“Sebegitu jahatnya apa gue dulu? Sampe-sampe gue nerima balasan semenderita ini.”

“Lo, gue, sama Tevi, kita semua itu dulu emang manusia yang jahat. Kita bener-bener jahat dengan porsi kita masing-masing. Tapi Tuhan baik Arga. Tuhan mau ngasih kita kesempatan buat memperbaiki semua kesalahan kita, harusnya lo bersyukur. Orang lain belum tentu dikasih kesempatan hidup lagi kalau udah meninggal.”

Arga langsung berhenti menangis setelah mendengar ucapan bijak yang diucapkan Rissa barusan.

“Udah jangan dipikirin terus. Fokus aja sama tujuan lo buat kembali hidup jadi manusia normal. Oke Arga!”

Arga lalu tersenyum kepada Rissa, dan tak lama kemudian dia kembali ke wujud manusia.

Tanpa mereka ketahui, mobi Kanilya baru saja berhenti di depan restoran tempat mereka berada. Kanilya sangat terkejut melihat keadaan jalanan kota yang hancur itu.

Hantu Tampan [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang