18 | PUTUS

342 30 0
                                    

Sesil kini tengah terbaring di ranjang UKS sembari menangis kesakitan, benturan tadi benar-benar membuat kepala Sesil sangat sakit hingga Sesil tak bisa berhenti menangis.

Sementara Reno, dia hanya berdiri terdiam memandangi Sesil yang kepalanya dibalut perban untuk mengurangi rasa sakitnya.

Tak lama kemudian, Kanilya datang dengan panik menghampiri Sesil. "Sesil" Panggil Kanilya. "Sesil kamu kenapa?"

Sesil tak menjawab pertanyaan Kakaknya, dia masih terus menangis kesakitan.

Kanilya lalu menoleh ke arah Reno. "Reno, apa loe yang udah bikin Sesil jadi kayak gini?"

"Iya Kak, gara-gara dia kepala aku terbentur sampe sakit banget gini" Ucap Sesil.

Reno terkejut karena mereka menuduhnya seperti itu, padahal Sesil terpleset dengan sendirinya. "Nggak kok, orang dia yang kepleset sendiri"

"Ini semua gara-gara loe, aaahh sakit" Sesil terus menangis kesakitan.

Kanilya yang sedang kesal kepada Arga kini semakin kesal karena adik kekasihnya itu telah membuat adiknya sendiri celaka. Dia memandangi Reno dengan amarah.

Kanilya sekarang telah dikuasai oleh amarah yang sangat memuncak, tak lama kemudian dia mendorong Reno dengan sangat kasar hingga Reno terbentur mengenai pintu UKS.

"Aaargghhh" Reno merenges.

"Kalau sampe ada apa-apa sama adik gue, loe yang harus tanggung jawab!" Bentak Kanilya sembari menunjuk-nunjuk Reno.

"Aaarrgghh" Reno kembali merenges, ketika kepalanya mengeluarkan darah karena benturan keras pada pintu UKS.

Melihat kepala Reno berdarah, Sesil langsung terkejut dan panik. Tetapi tidak dengan Ressa, dia sama sekali tak merasa bersalah saat dia telah membuat Reno celaka seperti itu.

Menetesnya darah Reno dari kepalanya, tercium aromanya oleh Arga, Tevi, dan Rissa yang masih berada di bawah tangga sekolah. Mereka menghirup aroma darah segar itu.

"Ssshhh" Desah mereka bertiga.

"Ada darah yang tumpah" Kata Tevi.

"Gue lacak, ada di UKS" Kata Rissa.

"Aroma tubuhnya kok nggak aneh ya? Kayaknya gue kenal deh sama pemilik darah ini" Ucap Arga.

"Jangan-jangan itu Reno Ga" Kata Rissa.

"Gawat tuh, ayo kita lihat ke UKS" Kata Tevi.

Mereka bertiga pun langsung melesat pergi menuju UKS. Setibanya di sana, mereka melihat Reno sedang terduduk di pintu UKS sembari memegangi kepalanya yang bercucuran darah membasahi seragamnya.

"Astaga Reno!" Arga langsung panik seketika saat melihat keadaan adiknya seperti itu. "Reno kamu kenapa Reno?" Ketika dia menghampiri dan memegang kepala Reno, dia harus menahan nafsunya untuk tak menikmati darah segar itu.

Tevi dan Rissa lalu memandangi Kanilya dan Sesil, mereka melihat Kanilya sedang memandangi Arga dengan penuh amarah.

"Kanilya, kok loe malah diem aja sih dari tadi? Adik pacar loe celaka loh, tolongin kek" Ucap Rissa.

"Ngapain gue tolongin? Dia aja udah bikin adik gue celaka!"

Mendengar Kanilya mengatakan itu, Arga langsung menoleh ke arah Sesil dan Kanilya.

"Jangan bilang kalau loe ngedorong Reno sampe kepalanya terbentur kayak gini" Kata Tevi.

"Iya!" Tegas Kanilya. "Emang gue yang ngelakuin itu, biar dia ngerasain apa yang adik gue rasain!"

Hantu Tampan [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang